Part 1 sudah di revisi apabila ada typo yang tertinggal atau ada kalimat yang tidak di pahami silahkan komen. (Formal amat😅😅😅)
Silahkan membaca
~
Hari ini hari minggu, seperti biasa aku pergi ke perpustakaan milik ayah untuk mencari buku baru yang belum aku baca. Di sana aku memiliki ruangan sendiri untuk membaca (ruangan pribadi). Dan disanalah aku mengumpulkan buku yang aku suka. Semua buku yang aku suka tak ada yang aku kembalikan ke rak semula, semua berserakan di ruanganku. Namun terkadang ketika aku sampai di sana ruangan itu berubah menjadi rapi. Buku yang aku pinjampun sudah tak ada, mungkin ada salah satu penjaga perpustakaan yang merapikannya.
"Pak Slamet ada buku baru nggak pak?" tanyaku pada penjaga perpustakaan berkaca mata bulat itu. Mood ku sedang bagus membuatku semangat melakukan sesuatu.
"Ada, dirak 8b buku baru semua."
"Makasih pak"
"Sama sama non."
Aku mulai mengurutkan nomor yang ada di rak buku, dan akhirnya aku menemukan rak buku bernomor 8b yang kucari-cari.
"Akhirnya ketemu," gumamku.
Aku mulai melihat-lihat dan memilah milah buku baru di rak itu. Tak banyak, di rak hanya ada beberapa buku di rak atas, setengah terisi di bagian tengah dan yang paling bawah tidak terisi, hanya ada debu-debu yang menyelimuti alas rak bawah.
"Buku apa itu," aku menggeser beberapa buku, mengambilnya dan membaca judulnya.
"Simbol Kekuatan," aku mengetuk dagu dengan jari telunjuk.
"Sepertinya bagus, tetapi buku ini seperti buku kuno," aku berjalan menemui pak Slamet.
"Pak aku ambil buku satu ya pak" aku mengangkat buku berwarna coklat itu supaya pak Slamet dapat melihatnya.
"Iya non" dia mengangguk.
Aku melangkahkan kakiku untuk menuju ruangan pribadiku. Lihatlah, ruangan ini sangat rapi berbeda ketika terakhir kali aku mengunjunginya. Jendelanya terbuka lebar membuat angin masuk, untung saja hanya angin sepoi sehingga keadaan ini membuatku semakin nyaman. Aku duduk di sebuah kursi tua di samping jendela, keadaan di luar mendung, awan hitam mengepul bertolak belakang dengan moodku saat ini. Aku pun mulai membuka dan membaca lembar demi lembar buku yang ku ambil tadi.
"Simbol ini, sepertinya aku pernah melihatnya, oh iya benar, tanda ini mirip dengan tanda lahirku." Akupun mengambil kaca kecil yang berada di atas nakas tepat di belakang kursi yang aku duduki. Aku mengarahkan kaca itu ke tanda lahir yang berada di leherku, ternyata benar aku meliliki tanda yang sama dengan tanda yang di gambarka di buku coklat kuno itu.
"OMG, coba aku baca, dikatakan bahwa pemilik simbol ini memiliki kekuatan pemikat hati dan memiliki kekuatan yang masih tersembunyi dan belum diketahui sampai sekarang." Aku menghela nafas dan berfikir, " Tunggu-tunggu ini buku ngaco apa bener sih, masa jaman kaya gini ada kekuatan-kekuatan sih, coba aku tanya ke pak Slamet dari mana buku ini berasal." Aku pun keluar dari ruangan dan menghampiri pak Slamet yang sedang membaca buku tebalnya.
"Pak ini buku dari mana sih pak, kayaknya isinya boong deh.""Coba liat non" aku memberikan buku itu lepada pak Slamet.
"Ini mah buku karangan papa non, ini buku lama non," pak Slamet membenahkan kaca matanya."Kok bisa sampe di rak buku baru sih pak"
"Saya juga tidak tau non, padahal buku itu semulanya ada di meja kerja papa non."
Aku mengaruk garuk kepalaku yang tidak gatal.
"Ooo gitu, nanti aku tanyain kepapa deh, bukunya aku bawa pulang ya pak, mau aku tunjukkin ke papa." Aku memasukkan buku coklat kuno itu ke dalam tas gendong pemberian ayah.
"Iya non," aku meninggalkan pak Slamet bersama beberapa penjaga lain. Mereka tak kesepian, banyak buku yang menemani mereka, bahkan mereka bisa pergi ke begeri yang jah di sana hanya dengan membaca buku. Sungguh kehidupan penjaga perpustakaan tak sesedih dan semembosankan yang kita kira.
***
"Yah ayah, ayah di mana?" Aku berjalan menghampiri bik mimi, pelayan di rumahku.
"Bibi ayah pergi kemana?"
"Lagi ke perpustakaan non, memangnya enon tidak ketemu bapak?"
Aku menggeleng, "Lah kok ke perpus sih,"
"Tadi kata bapak, dia mau mencari sesuatu di perpustakaan"
"Nyari sesuatu, Bibi tau gak yang dicari ayah apa"
"Kurang tau saya non, saya permisi dulu," bik mimi pergi kembali ke dapur, sebentar lagi waktunya makan siang, dan jam jam segini adalah waktu yang menyibukkan bagi bik Mimi.
Aku berlari menaiki tangga untuk menuju kelantai atas. Aku membuka pintu kamar dan duduk di kasur. Aku mengeluarkan buku coklat kuno itu dari tas punggungku.
"Mengapa ayah membuat buku seperti ini? Dan semua tulisan di buku ini tentu saja mustahil, tapi,"
Ucapanku terhenti karena pintu kamarku yang tiba-tiba terbuka dan ternyata ulah ayah.
"Ayah, ngagetin tau," aku menggerutu.
"Nak apa kamu yang ambil buku itu?" Ayah terlihat ngos-ngosan. Sepenting itukah buku kuno ini sampai ayah mencarinya secara berlebihan seperti ini.
"Ini?" aku memperlihatkan buku yang berada di pangkuanku.
"Ya itu, menapa kamu mengambil buku itu?"
"Tadi sebenarnya aku akan mencari buku baru untukku baca. Tapi, waktu sampai di rak buku, ada buku kuno dan ternyata ini punya ayah, oh iya aku mau tanya, buku ini fakta apa hoax sih yah, namun jika hanya hoax seperti dugaanku, mengapa aku mempunyai simbol yang sama dengan gambar yang di tunjukkan buku itu?"
Ayah mengahampiriku dan duduk disebelahku.
"Sebenarnya ini dari dunia sihir." Ayah meneguk ludahnya.
"Maksutnya?" Aku menatap ayah dengan segala pertanyaan.
"Sebenarnya ayah bukan terlahir di bumi." Ayah menunduk.
"Lalu, ayah lahir dimana?" aku terkejut dan tak sadar telah membentak ayah. "Maaf yah terbawa suasana."
"Ayah," ayah mengangkat kepalanya dan menatapku.
Jangan lupa vote dan komen ya, makasih😘😘😘.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Magic (Selesai)
FantasiJudul awal: Si Kutu Buku Hidupku berubah setelah menemukan buku itu... Buku yang mengantarkanku pergi dari dunia yang selama ini ku anggap hanya satu-satunya didunia. Petualangan dimulai. Banyak korban berjatuhan. Akankah aku bisa menyelesaikan mas...