54.

1K 75 4
                                    

Kami di sambut hangat oleh ayah Kara. Wajah Rara terlihat kebingungan karena melihat penampilan ayah Kara yang tak biasa.

"Om, om jadi pegawai disini?" Tanya Rara sambil menyalami ayah Kara.

"Pegawai?" Ucap sang raja bingung.

Kemudian Kara membisikkan sesuatu pada ayahnya. Sang raja mengangguk mengerti.

"Silahkan masuk, kami sudah menyediakan makanan untuk kalian. Oh iya, Arka, Sekar, orang tua kalian juga sedang di sini."

"Benarkah? Padahal tadi ayah sama ibu bilang jika ada pekerjaan."

"Ini memang pekerjaan mereka,"

Kami memasuki istana raja.

"Kar, sejak kapan orang tuamu bekerja di tempat hiburan." Bisik Rara.

"Ada deh,"

Di meja panjang kerajaan telah tersedia berbagai makanan. Tiga keluarga berkumpul di sana. Kecuali Rara, tapi anggap saja dia saudariku. Kami duduk bersebelahan dan memakan hidangan yang telah di sediakan, setelah semua selesai, kata ayah akan ada pembicaraan khusus, maka ayah menyuruh Rara untuk keluar dari ruangan itu sebentar.
Wajah Rara cemburut, lalu dia keluar di temani para pelayan perempuan.

"Sekarang negeri kita kembali aman. Dan saya raja Laksana meminta maaf pada kalian semua. Saya akan mempertanggung jawabkan apa yang telah saya lakukan. Saya akan membantu pembangunan dari kerajaan kalian yang hancur karena saya," ucap Raja Laksana dengan bijaksana.

"Tapi, apakah raja bayangan benar benar telah mati?" Pertanyaan pertama di luncurkan ayah.

"Saya juga belum tahu, namun setahu saya dia pergi karena tidak dapat menerima kekuatan Putri Sekar yang terlalu besar sehingga dengan sekejap energinya terkuras, dan kekuatan kita pun sudah kembali lima puluh persen. Dan kini raja bayangan masih membawa kekuatan kita dua puluh lima persen. Dan kamu sekar, raja pikir kekuatanmu bertambah banyak, sepertinya energi raja bayangan banyak terserap olehmu."

"Benarkah?" Aku melihat telapak tanganku. "Apakah kekuatanku kini sudah stabil?"

"Belum tahu, namun ingat jangan gunakan kekuatanmu utuk hal yang salah atau hal hal sepele. Apalagi di bumi, kau tau resikonya bukan?"

Aku mengangguk. Ternyata ayah Kara begitu baik, bijaksana, dan mau bertanggung jawab meskipun itu bukan ulahnya.

"Apakah ada yang mau di tanyakan?" Tutur raja Laksana lagi.

"Ayah, lalu bagaimana denga Pedro? Apakah dia bersama raja bayangan?" Tanya Kara.

"Entahlah, mungkin dia lenyap."

Kami semua mengangguk, pertemuan selesai. Aku keluar bersama Arka dan Kara untuk menemui Rara. Takutnya jika terjadi apa apa pada gadis keras kepala itu.

Di luar ruangan Rara tak berada di sana. Kami berkeliling istana untuk mencarinya.

"Ra," aku berjalan menuju Rara yang sedang melihat lihat lukisan.

"Udah selesai, ngomongin apa aja sih,"

"Kepo, ayo pergi,"

"Mau kemana, pulang?"

"Mau naik pegasus, ikut gak?"

Mata Rara membelalak, "Beneran? Emangnya bener bener bisa di naikin pegasus yang ada di luar,"

Aku mengangguk, kami pergi ke kandang pegasus milik kerajaan. Lami memilih milih pegasus yang cocok untuk dinaiki. Setelah mendapatkannya di bantu oleh pelatih kerajaan kami menaiki pegasus itu dan menerbangkannya.

Rara terlihat senang sekaligus terkejut, dia memeluk leher pegasus agar tidak terjatuh. Akhirnya Arka menemaninya dan duduk di belakang Rara.

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang