49.

720 77 3
                                    

"Lama sekali kau Pedro?"

Pedro? Siapa dia. Kara menunduk memberi hormat. Tangannya masih menggenggam tanganku. Dia menarikku dengan kencang hingga aku terjatuh. Sang raja mendekatiku, mengambil tanganku, dan menggenggamnya dengan begitu erat.

Mulutnya komat kamit membacakan mantra yang tak aku pahami. Semakin lama tubuhku semakin lemas, apakah dia sedang mengambil kekuatanku? Dia terus membacakan mantra, angin masuk ke ruangan beserta dedaunan yang di bawa. Suara gemuruh dari luar yang memekakkan telinga. Badanku semakin lemas, namun sang raja tak mempedulikannya.

Para penghuni istana mencari perlindungan, angin di dalam semakin kencang, raja masih membacakan mantra. Tubuhku semakin lemas, energiku seperti di serap seketika. Pandangan mengabur di ikuti kegelapan. Aku bisa merasakan ketika badanku jatuh terkulai genggaman itu terlepas.

Mataku mengerjap, penglihatanku masih gelap, terdengar suara gemuruh dan petir menyambar di luar. Hujan terdengar sangat deras, cahaya petir terpancarkan untuk sepersekian detik membuatku bisa melihat keadaan walau hanya sekejap. Namun badanku yang masih lemas, belum mampu untuk berdiri, dudukpun tak sanggup. Aku mencoba memiringkan wajahku, petir menyambar cahayanya membuatku melihat hal yang tak pernah ku bayangkan.

Semua orang tergeletak tak sadarkan diri, entah apa yang telah terjadi. Suara orang batuk mengejutkanku, sepertinya dia baru saja sadar. Lampu istana perlahan mulai terang, cahaya lampu telah kembali menyinari.

"Ayah," Kara yang baru saja sadar menghampiri ayahnya yang batuk.

"Apakah ayah tidak apa apa?" Kara membantu ayahnya duduk.

Aku berusaha untuk duduk, mananti apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Apa yang terjadi nak, kenapa ayah di sini huk," raja sihir hitam melihat ke sekeliling.

"Ayah raja bayangan, dia merasuki tubuh ayah. Dan anak buahnya Pedro, terkadang dia merasukiku dan membuatku tak sadar diri. Apakah ayah tak apa apa?"

"Ayah tidak apa-apa namun apa saja yang telah ayah perbuat, sudah berapa lama?"

Kara menunduk,"Sudah hampir dua puluh tahun, raja bayangan merasuki ayah ketika aku masih berusia tiga tahun. Dan aku melihatnya, dan saat itu juga bunda di bunuh raja bayangan melalui tangan ayah,"

"Ayah, ayah menjadi pembunuh," tangannya bergemetar, air mata penyesalan mengucur deras.

Aku tahu sekarang, Kara yang aku temui memiliki dua sisi. Kara sebagai dirinya sendiri dan Kara sebagai Pedro anak buah raja bayangan. Dan raja sihir hitam, entah apakah dia benar banar kejam. Namun selama dua puluh tahun terakhir ini kekejamannya bukan berasal dari dirinya sendiri.

"Kara," Kara menoleh dia berjalan menghampiriku dan memelukku. Pelukannya terasa hangat dan sangat menenangkanku.

Namun ada yang aneh, seketika pelukan Kara sangat erat membuatku menjadi sesak,"Kau akan mati Sekar," metaku membelalak, dadaku semakin sesak, aku yakin Kara telah dirasuki kembali. Dia mendorongku dengan kencang hingga tubuhku membentur sebuah kursi, Kara berlari menuju pintu dan mengambil sebuah pedang milik prajurit yang masih tergeletak.

Dia menghampiriku lagi, raut wajahnya terlihat marah. Dia berjalan dengan cepat bersiap menyerangku dengan pedang. Kini dia ada di hadapanku, aku berusaha berdiri namun tak bisa. Pedangnya di acungkan bersiap menebas kepalaku.

'Kress'

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang