8.

2.1K 297 5
                                        

"Sekar, bangun..." panggilan itu menembus alam bawah sadarku. Terdengar tak asing oleh telingaku. Sepertinya aku pernah bejumpa dengan si pemilik suara.

Akhirnya aku membuka mataku. Seketika aku terkejut. Kara, pacarku yang akhir-akhir ini tak pernah ku temui kini hadir di depanku.

"Kara kok kamu disini? Aku ada dimana?" Tanyaku mencoba memahami apa yang terjadi.

"Tadi waktu aku  berkeliling di hutan untuk berburu aku melihat orang yang mencurigakan. Aku mengikutinya ternyata orang itu membawa seorang gadis, dan seorang gadis itu adalah kamu tapi saat itu aku belum tau kalau gadis itu adalah kamu. Melihat gadis itu dalam bahaya aku langsung menghampiri orang berjubah itu. Sempat aku tanya siapa gadis itu tapi dia tak menjawab dan menambah kecurigaanku, aku tidak bisa berpikir positif lalu aku mencoba menonjoknya, namun dia menangkisnya. Tapi gak tau kenapa, ketika dia melakukan tonjokan pertamanya aku langsung terpental jauh. Badan ku gak kuat lagi tuk melawan." Kara mengambil nafas panjang wajqhnya terlihat serius dan meyakinkan.

"Untung aja aku bawa senapan yang akan aku gunakan untuk berburu. Tanpa pikir panjang aku menembaknya. Dia melepaskanmu begitu saja dan melarikan diri. Aku menghampiri gadis itu dan ternyata kamu. Sontak, aku langsung terkejut. Bingung mau ngapain. Aku gendong kamu terus aku bawa kamu kerumahku." Jelasnya panjang lebar.

"Kamu udah kasih tau ayah belum?" Tanyaku takut ayah mencariku. Permasalahan sudah begitu rumit, aku tak mau pikiran ayah semakin kacau.

"Sudah, katanya kamu suruh tinggal disini dulu. Katanya sih ayah kamu lagi banyak urusan. Jadi gak bisa jemput kamu. Sebenarnya sih aku juga bisa nganterin kamu. Tapi kata ayah kamu biar sekalian refresing. Biar gak diem dirumah terus."

Aku mengangguk mengerti. Saat itu tak ada fikiran negatif sedikitpun. Karena penjelasan Kara tadi sudah amat jelas. Kara menyuruhku untuk tidur kembali. Malam masih lama. Aku menurut, aku pun tidur setelah mengantar Kara ke depan pintu kamar.

***

Aku bangun dengan badan segar cahaya matahari menyeruak masuk dari sela sela ventilasi. Aku mengubah posisiku menjadi duduk, mengucek mata dan melihat ke sekeliling. Pandanganku tertuju pada salah satu pintu di kamar.

"Aku harus mandi," aku menuju pintu berwarna putih yang sedari tadi kuperhatikan. Sebelum aku tidur tadi malam, Kara sudah memberi tau dimana letak kamar mandi di kamar ini.

"Sekar, kamu dimana." Suara itu, aku tau itu pasti Kara.

"Bentar lagi mandi,"

"Ada yang kamu butuhin gak,"

"Nggak" aku manjawabnya dengan spontan tak menyadari aku kesini tidak membawa baju ganti.

"Kara kamu masih disana."

"Masih, ada yang kamu butuhin,"

"Ada, aku but-" belum selesai aku bicara Kara memotongnya.

"Kamu butuh baju ganti kan, ini aku taruh bajunya di kasurmu. Aku tinggal dulu. Kalau udah selesai semua kamu turun ya. Makan pagi udah siap."

"Ok" jawabku singkat dan meneruskan mandi.

Hari ini hari selasa, memang seharusnya sekolah di buka dan melakukan aktivitasnya. Namun, sekolah ku kini hancur. Jadi sekolah memutuskan untuk meliburkan semua muridnya untuk sementara. Agar renovasi berjalan tanpa ada gangguan entah akan berapa lama sekolah akan meliburkan para siswa dan siswinya, namun sepertinya tugas dari guru tak akan libur, pasti guru akan memberikan tugas online. Tunggu, ponselku tertinggal di rumah tengah hutan itu bagaimana aku bisa tau jika ada tugas. Lupakan sajalah, anggap saja sebagai liburan.

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang