9.

1.9K 282 14
                                    

"Kara, papa mama mu dimana," aku melihat ke sekililing, hanya ada kesunyian. Hanya ada aku dan Kara di meja makan.

"Papa sama mama lagi ke luar negri. Lagi liburan." Jawabnya sambil memakan sup sebagai makanan pembuka.

"Ooo, ini semua siapa yang nyiapin. Kamu?" Ucapku juga sambil ikut memakan sup jamur.

"Nggak, tadi bibi yang nyiapin."

Aku mengangguk melanjutkan makan. Setelah selesai memakan sup aku memakan ikan bakar yang telah tersedia di meja makan. Memakan sate buah dengan mayones sebagai penutup.

"Sekar, kamu mau keliling wilayah sini gak, sekalian joging." Ajak Kara yang membuatku mengangguk.

"Mau, emangnya hari ini kamu gak ke kampus?" Tanyaku bingung.

"Nggak hari ini gak ada jam kuliah, sana kamu gandi baju dulu."

"Iya," aku pergi ke atas setelah selesai makan. Belum sampai ke kamar aku teringat inikan bukan rumahku. Tentu saja aku tak punya baju untuk berolahraga.

"Kar-," belum selesai aku memanggil namanya, pembantu  Kara datang dengan membawa pakaian yang tadinya akan aku tanyakan.

Dia menyodorkan bajunya kepadaku tanpa mengucapkan sepatah kata. Mukanya sangat datar tak ada ekspresi membuat bulu kudukku berdiri. Aku segera mengambilnya dan berlari ke kamar untuk mengganti baju.

"Kara, itu apa?" Tanyaku sambil menunjuk sebuah patung di taman depan rumahnya.

"Itu patung"

"Iya, aku tau kalau itu patung. Maksutnya patung apa?"

"Itu patung lambang dari perusahaan papaku."

Aku mengangguk kami memulai lari pagi dengan senyuman. Aku mulai bingung kenapa dari tadi jalanan di sekitar rumah Kara sepi. Ya, aku tau ini masih pagi. Semua pasti pergi bekerja. Tapi apa mereka tidak punya anak kecil? Kok sepi amat. Tapi hal itu tak kutanyakan. Sepertinya Kara sedang fokus menatap kedepan.

"Kara aku lelah, kita istirahat di kursi taman itu dulu yuk." Ajakku yang mulai kehabisan energi.

Kara tak menjawab namun dia berlari menuju kursi taman. Aku mengikutinya.

"Kamu di sini dulu aku mau beli minuman." Kata Kara.

"Emangnya disini ada jualan minuman. Apa kamu mau keluar dari perumahan ini?"

"Aku mau keluar sebentar. Gerbang keluarnya nggak jauh dari sini. Dan di dekat gerbang keluar ada yang jualan. Yaudah aku beli minuman dulu."

Aku mengangguk. Melihat anggukanku Kara berlari menuju gerbang keluar. Aku melihat kesekeliling lagi, hanya ada aku sendiri di sini duduk termenung, aku jadi ingat kejadian semalam, apakah kakek benar benar binasa? Aku tak tega melihatnya, apalagi ibu yang menjadi selemah itu.

Tak lama kemudian Kara berjalan menghampiriku dengan membawa dua botol air mineral. Setelah sampai di depanku dia memberikan salah satu dari botol itu kepadaku.

"Kok kamu cepet banget." Ucapku sambil melihat jam tangan.
"Masak cuma satu menit aja," ucapku mulai curiga.

"Kan warungnya deket situ." Ucap Kara gugup.

"Tapi nggak mungkin bisa secepat ini."

"Udah kamu kan tinggal minum. Gak usah banyak komen. Aku mau pulang dulu."

"Loh kok kamu marah?" Tanyaku bingung. Kenpa sifat Kara menjadi berubah ubah, tadi baik sekarang jutek. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Kara. Coba nanti aku tanyakan saja supaya rasa kepoku dapat terbalas.

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang