Badanku terasa segar, diguyur air bening yang membuat pori poriku tertutup akhirnya badanku terasa lebih bersih dari sebelumnya. Aku mengenakan pakaian yang diberikan bibi tadi. Sebuah dres merah muda yang cukup menawan. Aku berkaca di kaca dekat kamar mandi yang cukup besar. Berputar membuat dresnya merekah indah. Aku suka dengan dres ini.
"Sekar udah selesai belum," teriak seseorang dari luar kamar mandi.
"Iya, udah," jawabku berteriak pula.
Aku keluar dari kamar mandi dengan senyum yang merekah. Aku berjalan menuju ruang tengah mungkin Kara masih di sana. Lenggang, ruang tengah sepi aku berteriak memanggil nama Kara. Dia pasti masih di rumah, tadi dia memanggilku. Aku terus berteriak memanggilnya namun tetap tidak ada. Tiba tiba fikiran untuk menjalankan rencanaku muncul. Rencana kabur dari sini dan melihat keadaan keluargaku.
Aku menuju ke ruangan serba hitam di rumah Kara, perlahan lahan aku membuka pintunya. Melihat kebelakang dan ke samping memastikan jika tidak ada yang melihatnya. Aku membuka pintu perlahan, suara gagang pintu yang terbuka membuat orang di dalamnya menengok. Aku menutup mulut.
Kara sedang berbincang dengan layar di depannya. Ayahnya, Raja Sihir Hitam dia juga ikut melihatku yang terlihat seperti mengintip. Walau dia berada di kerajaannya aura kemarahannya membuatku ketakutan. Raja terlihat marah, matanya melotot, bukan ke arahku namun ke arah Kara. Kara gelagapan dan memberikan kode agar aku menjauh dari ruangan itu.
Aku keluar dan mulai gelisah. Apa yang telah aku lakukan, kini keberadaanku telah di ketahui oleh raja sihir hitam. Tapi tunggu, bukankah Kara anaknya, atau jangan jangan Kara tak benar benar ingin menebus kesalahan. Aku harus segera pergi dari sini, ya pergi dari rumah ini dan semua ilusi di luar sana.
Aku berlari menuju pintu keluar. Aku tak tahu jalan, kata Kara ini semua hanya ilusi. Sekeras apapun aku berusaha keluar dari sini tetap saja tak akan bisa. Tapi bersembunyi, mungkin itu pilihan yang tepat. Tempat ini cukup luas, jika Kara mencaripun akan butuh waktu yang lama untuk menemukanku.
Aku berlari di sepanjang jalan, mencari tempat untuk bersembunyi. Disini banyak rumah, namun semua terkunci, percuma saja aku berusaha sekeras tenaga untuk membukannya.
"Sekar," Kara berteriak memanggilku, mungkin dia tahu jika aku kabur. Aku segera mencari tempat bersembunyi. Tong sampah, aku melihatnya berada di sebelah kursi putih di seberang jalan. Ini ilusi pasti tempat sampah itu tak ada sampahnya. Tidak ada penghuni di sini selain Kara dan Pelayannya.
Sesegera mungkin aku berlari menuju tempat sampah itu. Tempat sampahnya cukup besar, masih bisa jika aku masuki. Aku membuka penutupnya, dugaanku benar tempat sampahnya kosong. Dengan susah payang aku mesuk ke tempat sampah. Aku menaiki kursi taman agar lebih mudah masuk ke tempat sampah.
Di dalam sangat pengap, gelap tapi mau bagaimana lagi.
"Sekar," suara Kara semakin mendekat. Aku yakin dia tak akan menemukannku di sini. Aku yakin.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Magic (Selesai)
FantasíaJudul awal: Si Kutu Buku Hidupku berubah setelah menemukan buku itu... Buku yang mengantarkanku pergi dari dunia yang selama ini ku anggap hanya satu-satunya didunia. Petualangan dimulai. Banyak korban berjatuhan. Akankah aku bisa menyelesaikan mas...