Aku duduk di sofa di depan televisi. Sejak tadi Kara tak terlihat. Aku memakan sup hangat yang di bawakan pelayan tadi. Aku memakannya dengan lahap. Sejak kemarin aku belum makan.
"Sekar," aku menengok ke belakang. Wajah Kara terlihat sedih. Aku berhenti memakan sup.
"Aku minta maaf," Kara menghampiriku dan duduk di sebelahku.
"Aku sudah memaafkanmu,"
"Benarkah," Kara tersenyum.
"Tapi aku kecewa,"
"Ya, aku tau. Aku akan menebus kesalahanku. Aku akan membantumu menyelamatkan keluargamu."
"Semoga kau menyadari apa yang kamu katakan." Aku berdiri. Keluar dari rumah Kara untuk menghirup udara segar.
Kara mengikutiku, berjalan di belakangku. Aku berkeliling, melihat rumah-rumah yang lain. Mengapa orang-orang di sekitar sini sedari dulu tidak terlihat?
"Kara kau bohong bukan jika semua rumah ini penghuninya pergi bekerja,"
"Ti tidak aku tidak berbohong." Ucap Kara.
"Jika kamu ingin menebus kesalahanmu. Lakukanlah hal yang sederhana terlebih dulu." Aku menjeda perkataanku. Aku berbalik menatap Kara.
"Mulailah berkata jujur." Aku berbalik lagi kembali berjalan.
"Baiklah aku akan jujur. Sebaiknya kita duduk terlebih dahulu." Aku mengangguk berjalan menuju kursi putih di tepi jalanan. Kara juga ikut duduk.
"Semua yang kau lihat ini ilusi," aku menoleh ke arah Kara terkejut. Ilusi?
"Kita masih berada di dunia sihir," aku melotot. Aku berdiri akan meninggalkan Kara. Namun Kara menyergahku.
"Aku bisa jelasin," aku duduk kembali.
Semilir angin menerpa anak anak rambutku. Membuatku lebih tenang.
Lenggang, keadaan masih lenggang. Tak terlihat seorangpun selain kami. Aku mengamati rumah rumah itu lamat-lamat. Benarkah ini hanya ilusi?"Aku yang menculikmu ke sini, jangan marah aku akan menjelaskan semua." Kara menarik nafas panjang.
"Aku yang menculikmu dari rumahmu yang berada di tengah hutan itu. Di bantu para pengikutku kami juga membawa keluargamu termasuk bibi. Soal aku yang menyelamatkanmu saat aku berburu, itu hanya omong kosong. Maafkan aku."
Aku terdiam, sungguh aku tak percaya apa yang telah Kara lakukan.
Aku berdiri, akan kembali menuju rumah Kara. Aku ingin beristirahat."Sekar, kamu cantik jika kau melepas kaca matamu,"
"Makasih," ucapku singkat. Kara tetap membuntutiku di belakang.
Aku terus berjalan. Memasuki rumah kara tanpa ijin. Aku duduk sebentar di sofa, sebelum aku tertidur, aku memutuskan untuk makan lagi. Aku harus memanfaatkan hal ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Apakah aku bisa makan enak lagi? Apakah nanti akan ada pertempuran besar? Aku tak tahu. Yang aku harap semua bisa selamat. Apalagi semua keluargaku dan Arka yang masih di penjara. Semoga mereka di beri makan. Dan semoga saja Arka masih hidup, aku merindukannya.
Aku beranjak tidur, di atas sofa ini aku berharap bermimpi indah supaya aku lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Magic (Selesai)
FantasiJudul awal: Si Kutu Buku Hidupku berubah setelah menemukan buku itu... Buku yang mengantarkanku pergi dari dunia yang selama ini ku anggap hanya satu-satunya didunia. Petualangan dimulai. Banyak korban berjatuhan. Akankah aku bisa menyelesaikan mas...