Hallo teman-teman^^
apa kabar semuanya??
Jane kembalii.. hehe..
Cusss dibaca ya update ceritanya. But, jangan lupa di follow, vote dan komen juga ya.. ditunggu follow, vote dan komennya ;)
Happy reading manteman <3
Chapter 6
Ketika kamu sudah berhasil dan banyak hal yang menggoda di luar sana, ingatlah diri kamu yang dulu -Secretary
"Dia sudah pergi?"
"Sudah Pak," jawab Dito. Lelaki itu berjalan meninggalkan pos security.
***
Kakak jahat! Kakak tidak tepati janji Kakak! Kenapa hanya Jane sendiri yang berusaha? Kakak kenapa tidak menepati janji Kakak? Kakak pembohong! Jane benci Kakak! Jane tertunduk, wajahnya tertutup dengan kedua tangan yang bertumpu pada pahanya. Jane rindu Kakak! Tak tertahankan, Jane terdiam dan menangis dalam posisinya. Rasa rindu yang tertahankan kini berubah menjadi rasa sesak, sakit yang tak tertahankan, semuanya meluap dan keluar melalui air matanya malam ini. Jane menangis dalam diam, ia masih berusaha menatah air matanya, tapi terasa sulit hingga membuat hatinya terasa sangat sakit. Angin malam terasa kencang, sebagian wajah terasa dingin pada bagian jejak air mata yang menetes. Jane segera membersihkan wajahnya. Ketika Jane mengangkat kepalanya terlihat bayangan yang terpantul dari belakang, Jane langsung menoleh ke belakang.
Lampu sorot yang tertembak ke arahnya membuat Jane sulit melihat wajah lelaki yang berdiri di belakangnya. Jane menyipitkan mata dan menatap tajam ke arah wajah orang itu dengan saksama.
"Beto,"
"Lo ngapain di sini?" tanya Jane penasaran.
"Gue tinggal di dekat daerah sini, kebetulan gue lagi cari udara segar. Lo sendiri ngapain di sini jam segini?" Beto berjalan menuju samping Jane dan duduk di ayunan tepat di sebelah Jane.
"Gue tadi mampir ke kantor jemput file, besok pagi mau di pakai filenya, besok pagi? OH IYAA! Besok pagi! Gue harus pulang nih, kalo engak besok bisa telat bangun yang ada kena ngomel sama si Kevin," Jane bangkit dari posisinya dan hendak berjalan menuju jalan raya mencari taksi pulang, "gue duluan ya To," pamit Jane.
Beto meraih tangan Jane membuatnya berhenti dan gagal membalikkan badannya, "gue antar pulang ya, sudah larut, akan susah untuk mencari taksi di jam segini," Beto melepaskan tangan gadis itu. Jane melihat ke jalan sekitar, memang jalan sudah sangat sepi, bahkan tidak terlihat satupun kendaraan yang lewat di jalan besar itu.
"Apa tidak repotin? Lo harus balik lagi setelah nganterin gue pulang. Perjalanan ke rumah gue juga bukan waktu yang singkat," lirih Jane.
"Gak kok, lo tunggu di sini, gue ambil motor dulu di rumah. Dua menit, wait!" ucap Beto sembari berjalan mundur dan langsung membalik badan lari menuju rumahnya yang tidak jauh dari taman itu. Tidak lama setelahnya, Beto kembali dengan motornya.
"Ayok," Beto memberikan helm pada Jane.
"Oke, tapi sepertinya tanpa helm lebih menyenangkan," Jane berjalan mengintari motor scopy merah itu dan duduk di atasnya.
"Cusss," kata Jane setelah duduk di atas motor merah itu. Beto langsung menarik gas motornya. Jane terlihat senang, tangannya sesekali dibentang secara vertikal dan horizontal. Jane terlihat menikmati angin malam yang cukup dingin. Ia terlihat lega dan menikmati perjalanan pulangnya. Sesekali Beto melirik gadis itu melalui spion kirinya tanpa disadari. Lima belas menit perjalanan, lebih cepat dari biasanya. Karena jalanan sudah sepi dan Beto menabrak setiap lampu merah yang di lewatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary
General FictionSejak kepergian kakaknya, ia menjadi semakin cengeng. Menyalahkan diri sendiri atas kejadian itu. Hingga suatu hari, ia berubah 360 derajat. Perubahan yang membawa hidupnya menjadi lebih baik. Memiliki hidup yang di impikan bukanlah suatu kebetulan...