Hello everybody ;)
Sorry ya kalo kali ini agak telat up nya. Hehe.. Thanks loh buat yang sudah nungguin.
Hayuk di follow, vote dan tinggallakn komentar kalian di setiap chapter-nya. Jangan jadi silent readers aja dong :(
Mungkin yang baca cerita ini ada rada binggung ya, karena ada beberapa tokoh di misteriuskan dan ada beberapa tokoh yang muncul mendadak (walaupun nanti gak akan banyak peran) but, semua ada maksud nya kok kenapa begituu.. So, biar engak pada binggung... di ikuti terusss cerita ku..
Maap ya masih amatir dan juga banyak typo, jadi aku bakal up teruss. revisi typonya nanti yaa.. (jadi jangan heran kalo liat ada notif aku perbaharui beberapa chapter :p hehe..) pas aku lagi ada senggang, baru akan ku revisi si typo-typonya. biar kalian engak tunggu lama up nya^^
Nah, kemarin kan ada muncul tokoh Cherry, nih di sini aku bakal kasih tau siapa dia sebenarnya, okei??? cussss.. di baca yaaa dan jangan lupa komennyaa..
Happy reading guys ;)
Chapter 8
Percaya deh! Bahagia yang sesungguhnya itu ketika lo dapat berkumpul dengan orang yang lo sayangi -Secretary
Ting tong!
Bunyi bel menyadarkan Victor dari pengamatannya, ia bergegas menuju pintu depan untuk melihat siapa yang berkunjung.
Cklek
"Sore Pak, maaf saya telat hari ini," ujar wanita berusia empat puluh tahun itu. Masih dalam posisi di depan pintu, Lika menggendong anaknya yang menangis rewel sedari tadi.
"Elsa kenapa Bu?" tanya Victor pada wanita itu.
"Tidak tahu Pak, dari tadi menanggis terus. Selama perjalanan rewel sekali," jelas Lika pada tuannya.
"Ya sudah, Ibu kerja saja. Elsa biar saya saja yang gendong," lanjut Victor seraya mengambil alih Elsa dari dekapan ibunya.
"Aduh Pak, maaf merepotkan sekali," balas Lika dengan rasa bersalah dan segan pada lelaki itu.
"Tidak apa Bu, saya keluar dulu ya, saya bawa Elsa ke taman," pamit Victor sembari berjalan keluar meninggalkan apartemennya. Victor menggendong Elsa dalam pelukannya, anak berusia empat tahun itu tidak lagi menangis sejak dalam dekapan Victor. Lelaki itu terpaksa membatalkan jadwal joging sorenya, untuk menjaga anak pembantu hariannya. Lika seorang ibu tunggal yang harus bekerja demi biaya hidup mertua dan kedua anaknya. Wanita berusia empat puluh tahun ini di tinggal oleh suaminya yang tidak bertanggung jawab. Merasa iba dengan keadaan keluarga Elsa, Victor mempekerjakan ibunya untuk membersihkan apartemen miliknya. Jam kerja Lika bebas, tanpa ada ikatan waktu, hal ini disengaja oleh Victor agar tidak terlalu merepotkan Lika. Meski demikian Lika selalu membersihakn apartemen dan merapikannya dengan baik, sesekali Lika juga meninggalkan masakan untuk makan malam tuannya.
Victor membawa Elsa menuju taman yang tidak jauh dari apartemennya. Tidak ada yang bisa dilakukan pada anak berusia empat tahun itu. Victor hanya menggendongnya dan berjalan santai mengelilingi taman tersebut. Seperti biasanya, di sore hari taman tersebut selalu ramai dengan anak-anak. Biasanya, setelah joging sore, Victor selalu mampir ke taman untuk duduk. Victor menyukai pemandangan di taman. Ia dapat merasakan kekeluargaan di taman ini. Sesekali ia berbincang dengan orang tua yang mendampingi anaknya bermain. Bahkan terlalu sering berjumpa, Victor cukup dekat dengan beberapa orang tua dari anak-anak yang bermain di taman itu.
Setelah berjalan dua putaran, Victor melangkah menuju salah satu kursi di taman. Lelaki itu tersenyum, melihat Elsa yang sudah tertidur dalam dekapannya. Ia menurunkan Elsa ke dalam pangkuannya, menimbang-nimbang Elsa dengan lembut. Kedua matanya tertuju pada seorang anak laki-laki yang asik bermain sendiri, tiba-tiba seorang anak perempuan menghampirinya, bukan bermain dengannya, anak lelaki itu justru pergi meninggalkannya sendiri. Sombong amat lu bocah, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary
General FictionSejak kepergian kakaknya, ia menjadi semakin cengeng. Menyalahkan diri sendiri atas kejadian itu. Hingga suatu hari, ia berubah 360 derajat. Perubahan yang membawa hidupnya menjadi lebih baik. Memiliki hidup yang di impikan bukanlah suatu kebetulan...