Chapter 24

80 18 20
                                    

Hallo, author lagi gabut nih, bakal sering update akhir-akhir ini, hehe,

Jangan lupa dukung terus ya cerita ini, dengan follow, vote dan komen juga,

Maafkan semua typo yang bertebaran ya, hihi, mau krisan silahkan^^

Happy reading^^ 


Chapter 24

Kita tidak dapat memilih pada siapa kita jatuh cinta –Secretary


Tunggu! Dia tinggal di sana? Astaga! Jangan-jangan! Tidak! Tidak! Jangan bilang itu istrinya si tampan, trus anak kemarin? Anaknya si tampan! Astaga! Kenyataan macam apa ini! Jane membayangkan segala kemungkinan yang terlintas dalam benaknya. Karena terlalu fokus pada pikirannya, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

"Aduh!"

"Jalan tu lihat-lihat dong!" ketus Jane.

Ketika gadis itu mengangkat kepalanya, ternyata sosok yang ditabraknya adalah orang yang dipikirannya sejak tadi.

Jane mulai merasa kesal dan semakin yakin si tampan yang disukainya sudah menikah. Apalagi saat ini ia melihat si tampan menggendong seorang gadis kecil.

"Anaknya ya? Lucu ya kayak bapaknya," ucap Jane kesal kemudian gadis itu langsung pergi meninggalkan posisinya.

Victor masih diam di tempat dan binggung dengan apa yang dimaksud dengan gadis tersebut. Kemudian ia melanjutkan perjalanan menuju apartemen miliknya.

***

Pagi ini Jane terlihat lesu dan kesal, gadis itu menjadi lebih sensitif karena berpikir si tampan sudah berkeluarga. Pikiran tentang dirinya yang naksir dengan suami orang membuatnya merasa frustasi.

Ketika menceritakan semua itu kepada kedua sahabatnya, mereka menyarankan Jane untuk move on saja. Ketimbang gadis itu harus menjadi pelakor.

"Eh, tadi gue lihat di ruangan bos ada tamu, cowok, ganteng banget," ucap Siska.

Mendengar hal tersebut, Jane langsung menyiapkan teh, tentunya sebagai alasan agar dapat memasuki ruangan pimpinannya dan melihat siapa tamu itu. Ya, gadis itu menjadi lebih kepo dan agresif untuk mencari tahu tentang si tampan, sejak mengetahui si tampan ternyata adalah teman dari Kevin.

Jane memasuki ruangan dan tentunya ia melihat lelaki itu sedang berdiri menghadap jendela, sehingga Jane hanya dapat melihat punggung lelaki itu. Tapi Jane yakin itu adalah punggung yang dilihatnya selama ini.

Itu pasti si tampan, batin Jane. Gadis itu sengaja melambatkan setiap gerakannya, berharap lelaki itu akan membalikkan badannya. Pandanganya tidak bisa lepas dari lelaki itu.

"Hallo, iya Cherry sayang, sebentar lagi Abang dan Bang Victor akan ke sana menjemput kamu ya," ucap Kevin pada adiknya yang berada di seberang sana.

Oh! Jadi namanya Victor, batin Jane dan kegirangan dalam hati.

"Jadi gimana keadaan Cherry?"

"Masih begitu saja, tapi dia minta pulang, lo tau sendiri Cherry selalu bilang rawat di rumah sakit hanya akan menghabiskan uang saja," jawab Kevin lesu.

Merasa percakapan diantara mereka mulai privasi, Jane segera meninggalkan ruangan tersebut. Hari ini cukup tau namanya saja dulu, bisik Jane kegirangan dalam hati.

Sejak hari itu, setiap kali Victor berkunjung ke perusahaan, Jane selalu mencari kesempatan untuk mengetahui informasi mengenai lelaki itu.

***

SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang