Chapter 1

1.2K 147 196
                                    

Hallo teman-teman ;)

Ini tulisan pertama ku, mohon maap ya, kalo banyak kekurangan ^^

Happy reading yaa <3


Chapter 1

Kejadian singkat yang membekas, tidak hanya di hati tetapi juga di pikiran -Secretary


"Kamu itu yang tidak becus menangani masalah ini!" sergah wanita paruh baya itu dengan emosi yang tinggi.

"APA? Kamu salahin aku? Jelas semua karena kelalaian kamu!" bentak seorang pria yang duduk di sebelah wanita itu.

Seorang anak berusia 9 tahun yang terduduk di bangku penumpang bagian belakang hanya bisa melihat kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat. Pemandangan ini bukan yang pertama kali baginya. Sudah biasa baginya melihat kedua orang tuanya yang sering bertengkar masalah pekerjaan.

Srrtt.. Bruak!

Guncangan keras yang membuat badannya terombang ambing di kursi penumpang, seketika badannya terasa panas, darah yang mendidih menuju ubun-ubun kepalanya, jantungnya berdetak semakin cepat. Ada rasa takut yang tersirat dalam pikirannya. Apa yang terjadi? Bisiknya dalam pikiran. Seketika kedua orang tuanya berhenti bertengkar, suasana hening sejenak sebelum pengemudi itu turun dari mobil.

"Kakak! Kakak bangun Kak! Kakak!!!" teriak seorang anak kecil di sertai tangisan histeris dari luar mobil. Terlihat seorang anak kecil yang panik, ketakutan dan kebingungan. Dengan ketakutan dan gemetaran ia berusaha menguncang dan membangunkan kakaknya yang sedang terbaring di atas aspal dengan bersimbah darah.

"Adek, Paman bawa Kakaknya ke rumah sakit ya? Ayok ikut Paman ke rumah sakit," dengan buru-buru pengemudi itu mengendong anak yang terbaring bersimbah darah itu masuk ke dalam mobil. Diikuti oleh anak kecil yang menangis histeris sedaritadi, terlihat jelas muka ketakutan dan gemetaran di sekujur tubuhnya.

"Bagaimana Dok?" tanya seorang wanita tua dengan cemas dan gemetaran.

"Maaf Bu, kami sudah berusaha. Tetapi karena pendarahannya tidak dapat di hentikan. Kami tidak dapat menyelamatkannya," ujar dokter kepada wanita itu. Air mata langsung mengalir di wajah wanita itu. Kesedihan dan kekecewaan yang mendalam terpancar dari wajahnya. Seketika ia merasa lemas dan terduduk di lantai dengan sebelah tangan menjadi sandaran di lantai dan tangan lainnya menekan dan memukul dadanya sesekali.

"Maaf Bu, tolong maafkan saya. Saya benar-benar menyesal untuk semuanya. Saya tidak tahu ada anak kecil yang sedang menyembrang, saya akan bertanggung jawab untuk semuanya Bu," ucap pengemudi yang menabrak anak kecil itu hingga tewas.

"Apa yang bisa kamu lakukan! Bertanggung jawab? Apa kamu bisa menghidupkan anak itu lagi!!" sergah wanita itu dengan marah, kesal dan perasaan sedih yang berkecambuk di dalam dirinya.

"Nek, Kakak kenapa?" tanya seorang anak kecil seraya menarik lengan baju wanita tua yang terduduk di lantai itu.

"Maafkan Nenek sayang, Nenek tidak dapat menjaga Kakak kamu dengan baik," tangisan wanita itu pecah dan semakin menjadi, ia memeluk erat anak kecil di hadapannya, tersirat rasa bersalah dari mata wanita tua itu.

Kejadian yang singkat, namun membekas dalam benak anak berusia 9 tahun itu. Hanya menyaksikan kejadian itu, ia juga merasakan sakit yang mendalam. Melihat anak kecil itu menangis tak berdaya, membuat hatinya terasa sakit seperti tersayat pisau. Anak kecil yang ketakutan dan sangat menyesal karena harus kehilangan kakaknya. Terlihat jelas dari raut wajah anak itu, Ia begitu menyayangi kakaknya dan tidak bisa menerima kepergian kakaknya. Keadaan tak berdaya itu, membuatnya berpikir ingin melindunginya.

SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang