Hallo, Jane kembali lagi. lagi rajin update nih, hehe.. jangan lupa ikuti terus ya, vote dna komennya jangan lupa juga,
Happy Reading :*
Chapter 25
Tidak semua hal dapat dijelaskan–Secretary
"Menurut lo, Jane gimana?" tanya Kevin.
"Cantik, enggak segalak yang terlihat, ada saatnya terlihat jinak"
"Lo naksir?"
"Ya enggak lah! Cewek liar gitu bukan type gue banget!" ketus Victor, "gue buang sampah dulu," lanjutnya.
Dari luar rumah Victor melihat ke lantai atas, tepatnya di balkon kamar Cherry. Ia melihat Jane yang sedang bercerita dengan penuh semangat, disertai dengan gerakan yang membuatnya terlihat semakin lucu. Tanpa sadar lelaki itu mulai tersenyum tipis.
Setelah berbincang lama dan Cherry akhirnya tertidur, Jane akan segera pulang. Karena tinggal di gedung apartemen yang sama, Victor menawarkan tumpangan pulang pada Jane. Meskipun cara menawarkannya cukup menyebalkan bagi Jane, namun gadis itu tidak menolak demi hemat ongkos taksi.
Perjalanan pulang kali ini tidak lagi secanggung sebelumnya. Mereka mulai berbincang santai, semua berkat suasana di dapur yang membuat mereka terasa lebih akrab, meski kadang masih ada sikap dingin Victor yang membuat gadis itu merasa kesal.
"Thanks ya," ucap Jane.
"Oh," jawabnya singkat, "apa mau temani gue parkir mobil dulu? Baru nanti naik bareng ke atas?" lanjutnya, sementara pandangannya masih tetap arah ke depan.
Jane yang baru hendak meraih ganggang pintu di sampingnya langsung terhenti. Tentunya kaget dengan pertanyaan yang di dengarnya, tapi tetap saja ia tidak menolak.
"Boleh," jawabnya santai.
Tepat setelah mereka berdiri di depan lift basement, Jane menerima pesan singkat dari Beto.
"Jane," sapa Beto.
"Eh, kayaknya gue harus pergi sebentar, lo balik aja duluan ya." Jane langsung berlari ke arah Beto.
"Ke mana malam-malam begini? Siapa cowok itu?" gumam Victor. Bodohamat lah! batinnya. Kemudian ia memasuki lift dan menekan angka delapan.
***
"Tumben ngajak ketemu?"
"Ini papa gue ngeyel, nyuruh gue antar ini ke lo malam ini juga."
"Apa ini?" Jane menerima bingkisan tersebut dan melihat isinya.
"Untuk sarapan besok katanya."
"Wah! Pak Dito memang bapak idaman banget! Titip salam ya, bilang makasih banget dari putrinya yang tercantik," ujar Jane kegirangan.
"Putri tercantik! Sejak kapan lo jadi anak bapak gue?" tanya Beto seyara menyenggol bahu gadis itu.
"Lo dari mana? Kok hari ini enggak mampir ke cafe?"
"Gue tadi ik-"
Srt! Duk!
Beto dan Jane langsung menoleh pada asal suara itu.
Jane mengerutkan keningnya. "Victor? Ngapain lo di sini?" tanyanya.
"Ehm, itu eee.. gue habis nangkap kodok, makanya terduduk di sini, lo ngapain di sini? Seorang gadis enggak baik jalan di malam hari apalagi berdua dengan seorang pria, hati-hati masuk angin," cerocos Victor, kemudian ia langsung melarikan diri dan memasuki gedung apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary
Художественная прозаSejak kepergian kakaknya, ia menjadi semakin cengeng. Menyalahkan diri sendiri atas kejadian itu. Hingga suatu hari, ia berubah 360 derajat. Perubahan yang membawa hidupnya menjadi lebih baik. Memiliki hidup yang di impikan bukanlah suatu kebetulan...