Langit mulai berubah warna menjadi gelap dan hamparan bintang pun terlihat membuat seorang gadis duduk termenung entah apa yang dipikirkannya.
"Pa , kangen."gumam gadis itu dia duduk di balkon kamarnya dan menikmati angin malam yang sejuk.
"Papa tau gak aku udah kuliah dan tetep stay sama para curut ku."
"Mom sama abang kangen papa juga tau."
"Papa aku masih bingung perkataan papa waktu itu , papa sangat setuju aku dengan dia."
"Thalia rindu akan semua hal yang berkaitan dengan papa."
Ya , gadis itu thalia chavali gadis dingin tapi hangat pada orang terdekatnya meski beberapa tahun ini dia menjadi dingin sejenak lagi. Menceritakan sesuatu dibawah bulan dan bintang tentang kerinduannya tentang sosok lelaki yang ia sayang ayahnya tentu.
"Papa tak lama aku sama abang akan megang perusahaan papa sekalian bantuin mommy."ucap thalia.
"Boleh gak pa ? aku mau curhat tentang dia?."
Satu tarikan nafas membuat thalia harus mengontrol nafasnya baik.
"Dia baik , dingin sepertiku tapi perhatian , penyayang iya itu dia , dia sepertiku meski memiliki sahabat yang sedikit ngeselin tapi setidaknya mereka selalu disisi , dia seperti obat penenang bagiku , terkadang aku dibuat goyah dengan sikapnya benar mencintai atau tidak itu isi pikiranku tentangnya."ucapku.
"Mencintainya itu sebuah resiko terlebih lagi dia juga mengetahui semua tentangku disaat melihatku saat di arena balapan saat itu dan ia tau segala cerita tentang keluarga kita AXELZO terlebihnya."lanjutku.
"Sahabatku menanyakanku apa aku jatuh cinta? Apa hatiku sudah mendarat pada labuhan hatinya? Apa aku mencintainya dan apa dia juga mencintaiku? Aku takut disaat aku mencintainya dia hanya bisa mengecewakanku dan seperti masa laluku."
"Ah aku lupa , dia pernah membuatku kecewa tetapi disaat itu aku mengabaikannya dengan penuh dan seketika entah takdir mempertemukan kami lagi dan ia menceritakannya disitu ada kelegaan dalam hatiku ternyata salah paham tapi tetap saja aku tak suka dengan pengkhianat ular itu , entah apa yang dilakukan ular itu sekarang doaku biarkan dia mati sendiri jika tidak aku yang membunuhnya."
"Dia tengah dilondon kuliah sudah senior entah sudah lulus mungkin dan mulai bekerja aku sedikit gelisah dalam hatiku bertanya apa dia mengingatku apabila akan kembali kesini? Apa dia tetap menjadi pria yang dulu?."
"Rasa benci yang dulu lama-lama menumbuhkan kasih sayang yang sangat dalam cukup aku ikuti alur kehidupan ini maka aku akan menemukan sesuatu yang berharga."
Thalia tersenyum merekah dan lega menceritakan semua persoalan yang menganjal dihati.
Thalia masuk kembali ke kamar menutup pintu balkon dan terlelap dalam tidurnya.
Di Tempat lain yang jauh >>
Adanya beberapa lelaki mapan duduk bercengkrama di cafe yang tidak terlalu ramai tapi sudah menjadi tempat nongkrongnya mereka.
"Woy bro ada apa manggil kesini."sapa salah satu pria yang baru masuk.
"Eh cicak sayang sini lu."panggil salah satu dari tiga pria yang tengah duduk.
Pria itu bergabung dan duduk bersama mereka.
"Ini ngapain kemari lagi banyak urusan gue."ucap pria yang baru datang itu.
"Gini Kita udah lulus gimana kalo balik ke indo cuy kangen."ucap pria 2.
Info : disini pake pria 1 , 2 , 3 ,4 aja oke bingung entar kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Complicated
Teen Fiction{ first book} dingin tpi ngangenin ~ thalia. cuek, terlalu banyak rahasianya~ arkana. ••••• Ini berdasarkan imajinasi ya , NO plagiat :) { follow , vote , comment , tambahkan diperpus} makasih 😊