Bagian 7

2.2K 221 3
                                    

🌸|Mohon Beri Vote|🌸

May sudah sampai di pinggir sungai. Tadi Lia menyuruh Emma yang sedang bermain untuk memanggil May. Ia disuruh pergi ke sungai menemui gadis cantik itu.

Jika harus memilih, May lebih suka berada di rumah daripada menemui Lia. Ia tahu pasti Lia menyuruhnya ke sini, masih ada hubungannya dengan Ardi.

May tak habis pikir, mengapa Lia masih terus mengejar Ardi? Padahal, Ardi selalu masa bodoh, bahkan terkesan dingin padanya. Namun, Lia seakan tak peduli. Gadis itu terlihat membuang harga dirinya yang biasanya setinggi langit hanya untuk seorang Ardi.

Setahu May, Lia selalu mencari pemuda yang kaya untuk dijadikan kekasih. Di sini Lia terkenal suka bergonta ganti pasangan. May heran, mengapa masih ada saja pemuda yang mau dengannya? Apa karena Lia cantik?

Ardi tak kaya. Lelaki itu hanya pekerja di sawah dan kebun. Bahkan, Ardi tak punya rumah. Mengapa Lia masih ngotot dengan Ardi yang jelas - jelas bukan tipenya?

Terkadang, May bingung, mengapa Ardi tak sekalipun terlihat menyukai Lia? Ardi malah risih jika Lia berada di dekatnya. May saja sadar akan hal itu, pasti Lia juga menyadarinya.

Jika Lia yang secantik itu tak direspon oleh Ardi, lalu wanita seperti apa yang menjadi idaman lelaki itu? Tak mungkinkan yang seperti May ini?

Meski Ardi sangat baik padanya, tapi May menyadari, mungkin saja perlakuannya itu hanya karena May adik Anwar. Bukan karena Ardi menyukainya. Terkadang, May merasa kegeeran dengan perlakuan Ardi. Namun, ia buru - buru sadar diri.

Sudah hampir tiga puluh menit May menunggu, Lia baru nonggol bersama satu orang temannya. May berdiri dari duduknya di atas bebatuan pinggir sungai.

"May, kenapa Mas Ardi belum juga nembak aku," semprot Lia.

May mengerjap. Ia bingung mengapa tiba - tiba Lia malah menyemburnya? Harusnya Lia bertanya pada Ardi langsung, bukan?

"Pasti kamu kan yang ngomong macam - macam soal aku sama dia?" sambungnya emosi.

"Endak!" jawab May spontan. Ia kaget mendengar teriakan Lia.

"Alah! Ndak usah ngeles kamu, May," sela seorang gadis yang bersama Lia. Gadis yang May kenali sebagai teman dekat Lia itu memandangnya sinis.

"Kamu ngomong apa sih? aku ndak ngerti Lia?" tanya May kebingungan.

"Kamu juga suka sama Mas Ardi, makanya jelek - jelekin aku di depan dia," teriak Lia.

May menggeleng. Ia memang menyukai Ardi, tapi sekalipun May tak pernah menjelek - jelekkan Lia dihadapan Ardi. Ia bahkan tak pernah membicarakan tentang Lia jika tak sengaja mengobrol dengan lelaki itu.

"Sudah May! Jujur saja kalau kamu suka sama Mas Ardi?" tuduh teman Lia ngotot.

"May!" panggil Lia penuh penekanan.

May mendesah seraya menggangguk. "Iya. Aku suka sama Mas Ardi," jawabnya jujur.

Lia melotot. Sementara, temannya tersenyum puas. Rupanya, teman Lia ini yang mengompori gadis itu.

"Tapi aku ndak pernah jelekin kamu di depan dia," aku May.

"Alasan! Pasti kamu lakuin itu, karena kamu takut kalah sama aku." Lia semakin emosi. "Ngaca, May! Ngaca! Kamu itu bersaing sama siapa?" cecarnya tak terkendali.

May terdiam.

"Aku yang cantik saja dicuekin sama Mas Ardi, lha kamu?" cibir Lia seraya memandang rendah tubuh May dari atas ke bawah. Sedangkan, temannya tertawa menghina.

Selimut  Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang