"Papi bangun! Hikss ... jangan tinggalin Key! Key nggak punya siapapun lagi pi. Key mohon buka mata Papi, Key mohon jangan pergi. Papi hiks-hiksss ..." isakan tangis gadis muda itu terdengar memilukan, menyayat hati, menyebabkan siapapun yang mendengarnya ikut prihatin bersedih.
Gadis itu terus-menangis meratapi jenazah almarhum ayahnya. Berharap penuh yang terjadi hanyalah mimpi buruknya yang tak pernah terjadi. Namun, yang terjadi adalah kenyataan sebenarnya. Kenyataan pahit yang harus dihadapinya.
Kini ia sendirian meski tak benar-benar sendirian. Sebab, gadis itu masih memiliki ibu dan saudari tirinya Riana. Tetapi, arti keduanya ibu dan Riana keluarga tirinya tak perdulikan dirinya. Tak akan peduli bagaimana nasib diri setelah baru saja kehilangan ayah tercintanya. Kedua keluarga tirinya, ibu serta kakak tirinya hanyalah memperdulikan harta warisan ayahnya saja.
Seminggu setelah kematian ayahnya, ibu tirinya bahkan sudah tak sabaran mengurusi masalah harta warisan peninggalan mendiang ayahnya. Sudah tak sabaran mengeruk dan menikmatinya. Lalu Riana saudari tirinya bahkan sudah lebih dulu memikmati memimpin perusahaan milik ayahnya padahal hak kuasanya belum ditentukan untuk siapa. Padahal disisi itu Keysa masih dalam keadaan berduka. Terlebih lagi bisa jelas semua harta peninggalan ayahnya bisa saja warisan untuk Keysa, mengingat dirinyalah putri kandung orang terdekat ayahnya.
Namun, Keysa tak terlalu mempedulikan kelakuan ibu juga Riana saudari tirinya. Terserah saja mereka mau melakukan apa, menguasai aset yang mana atau semuanya pun tak apa. Keysa relakan untuk mereka semuanya. Tak masalah, bukan perkara besar dan juga bukan hal penting bagi Keysa. Terkecuali rumah yang ditempatinya sekarang yang juga ditempati keluarga tirinya.
Bukan apa-apa, hanya saja rumahnya menyimpan kenangan teramat berharga bagi Keysa. Sehingga sebisa mungkin Keysa mempertahankan rumah peninggalan mendiang ayahnya bagaimanapun caranya. Termasuk menandatangi pengalihan seluruh harta warisan yang mendiang ayahnya tinggalkan untuk dirinya agar hak kuasanya beralih ketangan ibu tirinya.
Tetapi, semua itu bukanlah hal yang cukup bagi ibu tirinya yang rakus. Sebab, ternyata meski telah memiliki semua harta kekuasan suami, dia juga masih menginginkan rumah satu-satunya yang beratas namakan Keysa sebagai pemiliknya. Sehingga berbagai cara dia lakukan untuk mendapatkannya dan kini dia benar-benar mendapatkan, setelah menggunakan otak piciknya merencanakan hal busuk dan tak menyisahkan secuil hartapun untuk Keysa.
BRAKK
Riana melemparkan foto mendiang ayah tirinya membanting lantai dengan kerasnya. Disusul barang peninggalan lainnya yang tak kalah penting. Menyebabkan Keysa melotot marah tak menyukai hal itu.
"Hentikan! Apa-apaan yang Kakak lakukan?" Keysa berteriak geram dengan murkanya.
"Apa, dihentikan?" Tanya Riana tersenyum menatap Keysa penuh ejekan lalu kearah Ibunya menatap dengan bahagiannya.
BRAKK-BRAKKK
"Aduh maaf Keysa, tapi aku sangat menyukai melakukan hal ini," ucapnya tega tak merasa bersalah sama sekali membuat Keysa prustasi melihatnya.
"Aku mohon hentikan! Hanya itu peninggalan papi. Aku mohon Riana, tolonglah jangan begini, jangan hancurkan semua itu, kumohon ..." Keysa putus asa tak tahu harus apa lantas beralih menatap Ibu tirinya. "Tolong hentikan Riana, Ma. Tolong jangan biarkan Riana merusak semua itu, tolong hentikan dia, Maa ..."
"Baiklah, tapi tandatangani berkas pengalihan kepemilikan rumah ini sekarang." Ibu tirinya tak perperasaan menyuruh Keysa melakukan keinginannya.
"Tapi rumah ini satu-satunya kepunyaanku. Semua harta papi sudah milik kalian, apa itu masih belum cukup?" Miris Keysa tak habis pikir. Keluarga tirinya sungguh serakah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love [Lengkap]
Teen FictionApa jadinya Keysa seorang anggota tim WO yang bekerja mengurusi persiapan pernikahan, dipertemukan dengan Arkan mantan kekasihnya sewaktu SMA sebagai kliennya. Mantannya akan menikah dan Keysa yang mengurusi pernikahannya? Namun apa jadinya tanpa Ke...