Zayyan Zainul Muttaqin (15)

4.5K 391 6
                                    

Bismillahirrohmanirrohim

Semangat jamaah nya
Semangat tilawah Qur'annya
Semangat sholawatnya

Budayakan vote dan koment ya teman-teman...

Happy reading

¤¤¤

Ini sudah jam sepuluh malam. Sejak pulang dari acara pembukaan lomba, aku memang tidak langsung ke kamar. Aku duduk bersama para pengurus keamanan yang berjaga di pos gerbang pondok.

Begitulah setiap waktu, entah itu pagi, siang atau bahkan malam memang harus ada yang berjaga di pos ini.

Malam ini sudah ada 3 pengurus yang sudah siap untuk ronda malam ditemani kopi dan bantal disisi mereka.

Jangan tanya rokok, Abah Afnan itu tidak merokok beliau juga tidak mengharamkan santri untuk merokok. Sebagai santri tidak ada yang berani merokok di pondok sejauh ini , tapi entahlah kalau mereka sudah boyong. Aku sendiri tidak merokok, karena aku menyukai gaya hidup sehat.

Angin malam semakin dingin, karena aku tidak memakai jaket. Semilir angin membuat mata jadi semakin ngantuk. Aku memutuskan untuk kembali ke kamar.

Saat aku sedang berjalan santai. Ada suara klakson dari arah belakangku, yang membuatku menengok ke belakang. Ternyata ada mobil putih datang dan otomatis salah satu pengurus membuka gerbang.

Salah satu pengurus tadi mengatakan padaku bahwa pengemudi yang ada di mobil putih ini wali santri putri namanya Alya. Aku dimintai tolong untuk menghubungi kantor putri.

Sedangkan pengurus keamanan tadi mengantarkan wali santri ke tempat penginapan wali santri putri. Letak gedungnya berada di samping gerbang sebelah barat.

Aku dengan langkah gontai , masuk kamar pengurus. Namun kulihat semua pengurus sudah tidur.

Aku melihat jam, padahal masih terhitung jam 10 lebih , alias belum jam 11. Mungkin mereka semua kelelahan karena seharian ada roan bangunan pesantren . Abah Afnan sedang membangun lagi gedung putra , karena santri yang terus bertambah.

Aku menuju kamar pengurus untuk mengambil hp pondok. Aku sebenarnya membawa hp pribadi. Pengurus memang di perbolehkan membawa hp pribadi, namum penggunaannya juga terbatas untuk kepentingan yang ada kaitannya dengan pondok.

Aku tidak menyimpan nomor pondok putri, karena memang selama ini aku tidak memerlukannya.

Maka dari itu aku menggunakan hp pondok putra. Setelah mencari nama pondok putri selama 15 menit kenapa tidak ada, aku bingung sendiri. Tidak mungkin kalau hp pondok putra ini tidak menyimpan nomor pondok putri.

Aku mengulang lagi dari awal kira-kira apa nama yang cocok
"Pondok Putri"/"Santri Putri"/ "Pengurus Putri"
Tidak aku temukan nama-nama diatas, tapi ada satu nomor namanya aneh, yaitu "PPP"

Bismillah kalau aku tebak mungkin singkatan pengurus pondok putri, semoga saja benar. Sudah malam sekali takut tidak ada yang menjawab telponnya.

Ada nada dering sebelum panggilan terjawab. Setelah beberapa detik saat aku akan mengucap salam terdengar suara perempuan
"kangen ibu, rindu ini sudah di puncaknya doa di langit yang membersamaiku menembus kesendirian di malam ini", katanya sammbil tertawa renyah.

Badanku menegang, aku langsung melihat layar hp, tertera nama PPP, aku yakin ini nomor pondok putri.
Jadi kuberanikan bertanya.

"maaf, ini hp pondok putri ya? Bisa saya bicara dengan ketua pondok", kataku sambil berdoa dalam hati tidak salah sambung.

Beberapa detik berlalu , dan sepertinya seseorang disana telah berubah yang mejawab telponnya.

"Assalamualaikum, ini saya lail ketua pondok putri, dengan pengurus siapa ya?," katanya membuatku lega dalam hati.

"wa'alaikum salam ini saya Zayan, mba, mohon maaf mba lail mau tanya di pondok putri ada yang namanya mba alya?," kataku sambil mengingat nama alya tadi darimana asalnya duh.

"iya , ini ustadz Zayan, maaf tadi dek niya tidak sengaja, oh iya dek Alya dari kudus ya Ust?Ada apa ya Ust?, katanya lagi.

Aku sedikit tercenung, maksud mba lail ini yang membaca puisi tadi mba niya itu mba yang bercelak itu atau ada mba niya yang lain ya...ahh kenapa inget mba niya lagi .astaghfirulloh

"Ust, halo maaf bagaimana ya?", tanyanya lagi menungguku malah melamun.

"begini mba, baru saja keluarganya mba Alya ini tiba , dan sekarang sudah di ruang tamu penginapan putri, tolong di sampaikan pada mba Alya, itu saja pesan saya tadi dapat amanah dari pengurus keamanan, sebelumnya terimakasih, Assalamualaikum," kataku mengakhiri telpon.

"iya Ust, nanti disampaikan waalaikum salam." katanya lagi.

Setelah itu aku mengembalikan hp pondok. Dan menuju ke kamar bergabung bersama teman yang lain untuk tidur.

Namun sudah 1 jam aku memejamkan mata bukannya tidur malah pikiranku terngiang perkataan abah umi masalah jodoh.

Akhirnya aku ke masjid pondok untuk i'tikaf.

Jangan lupa tinggalkan jejak voment

Jangan lupa tinggalkan jejak voment

Sampean Gus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang