Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh
Jamaah sholat 5 waktu monggo Istiqomah
Tilawah Qur'an ugi Istiqomah
Sholawat kangge kanjeng Nabi IstiqomahHappy Reading
¤¤¤¤
Selesai melipat mukena aku bergegas mengambil jilbab dan klip. Teringat awal aku mondok ,Roihana yang mengajariku memakai klip sebagai pengait jilbab.
Apalagi semenjak 3 tahun lalu, ada pondok tetangga yang santrinya masuk rumah sakit karena menelan jarum, jadilah penggunaan jarum pentul disini diharamkan. Kronologinya begini kebanyakan santri putri saat akan memakai kerudung sering menggigit jarum dan tidak sengaja ketelan.
Pengasuh Pondok dan pengurus rapat akhirnya ada peraturan berkerudung sedetail itu. Bahkan koperasi Pondok pun tidak menjual jarum pentul.
"Dek Niya ibu sama adek sampean di kantor".kata mba Lail masuk kamar sambil memakai jas Almamater.
"Iya mba, ini mau ke kantor",kataku sambil berkaca dan meniup keatas untuk meluruskan jilbab (kebiasaan)
"Sudah mancung dek jilbabnya".kata mba Lail lagi sambil geleng-geleng kepala.
Aku hanya tersenyum malu dan keluar kamar.
¤¤¤¤
Di kantor"Assalamualaikum ibu dahar riyen, ta pendetke daharan teng dapur."kataku sambil bersalaman kaleh ibu.
(Assalamualaikum ibu makan dulu, saya ambilkan makanan di dapur)"mengke la kak, Ibu maem kaleh Ayah mawon." kata ibu sambil mengelus kepalaku.
(nanti kak, ibu makan dengan bapak saja)Aku tersipu ayah dan Ibu memang seperti itu, dari aku kecil sebelum mondok setiap diajak makan bersama pasti jawabannya harus bersama ayah.
"enggih bu".kataku lagi.
"tapi adekmu mesti lesu, doyan maem kak, mengke dikancani lo ngeh." kata ibu menepuk pundak Dek Dina.
"enggih bu". Aku beralih ke sampingku dek dina yang sedang membenarkan sarung."lo sarung baru tah dek ".kataku, seingatku saat menata lemari tadi isinya rok semua, rok model span, rok plisket, rok semi jeans juga Ada.
"tadi aku diajak ibu ke koperas, terus di belikan sarung ma ibu." katanya dengan tersenyum.
"tadi siapa yang makein sarung".kataku lagi sambil memegang hidungnya kok lebih mancung sih mirip ibu.
"ibu lah kak".katanya lagi
Ibu tersenyum melihat interaksi aku dan adek. Namanya adek kandung tapi kayak adek ketemu gede (alias pas kecil ga tinggal bersama jadi ketemu sudah sebesar ini)
Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Bel Pondok berbunyi nyaring disusul suara bass dek alya dari microfon.
Ibu sudah pingin bertemu ayah. Jadi aku dan dek Dina mengantar ibu ke ruang tamu putri.
Sebenarnya aku sungkan kesannya bolak-balik melewati kawasan putra.¤¤¤¤
Ruang tamu putri
Aku melihat ayah tertidur di karpet. Disamping tas ayah ada keresek makanan, sepertinya beliau sudah membeli makan dan menunggu ibu datang. Ayah selalu makan bersama ibu, baik itu waktu makan pagi siang bahkan malam.
Ibu menyentuh pundak ayah. Ayah terbangun dengan senyum,dan beranjak ke kamar mandi.
Ayah mungkin akan berwudhu, beliau itu mengajarkanku dari kecil untuk selalu berwudhu, istilahnya dawam wudhu. Jadi bila batal karena kentut, tidur, bersentuhan dengan yang bukan mahromnya (misal ayah bersalaman dengan Ibu), ya ayah wudhu lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sampean Gus?
SpiritualSemenjak membantu temanku mengkhitbah calonnya yaitu santri pamanku, aku sedikit memperhatikan gadis bercelak yang mengantarkan unjuan di ruang tamu ndalem itu. Zayyan Zainul Muttaqin Tahun keduaku mengabdi di ndalem ini sedikit berbeda karena sahab...