Umniyatul Ula (8)

5.2K 421 3
                                    

Bismillahirrohmanirrohim

Jangan tinggal sholat jamaah dan tilawah al-Qur'an

Asmaul husna dan burdsh juga dibaca ya teman....

Vote bintang pojok dan saran yang membangun ditunggu...

¤¤¤¤

Perjuanganku

"Hidup di akhir zaman tidak lagi berjuang menggunakan pedang untuk menembus lawan. Hidup di zaman akhir harus memiliki azzam menjadi pribadi istiqomah berjuang melawan nafsu diri dari kemalasan dan kebodohan."


Namaku Umniyatul Ula sebenarnya anak tunggal. Namun, di tahun pertamaku masuk pondok Ibu mengabariku, bahwa aku mempunyai adek perempuan namanya Dina Nabila atau Dek Nana. Jarak usiaku dan adik tergolong jauh sekitar enam tahun. Ayahku seorang petani. Ibuku seorang ibu rumah tangga dan juga berjualan sayuran hasil tani ayah di depan rumah saja. Ayah yang lulusan pesantren dan Ibu hanya lulusan MTs menginginkan anaknya bisa masuk pesantren seperti Ayah dan bersekolah tinggi tidak seperti Ibu.

Aku menjadi santri di Pesantren Darul Ilmi Wal Amal kurang lebih sudah enam tahun ini. Setelah lulus Madrasah Aliyah Bayanul Ilmi sekitar tiga bulan yang lalu, aku langsung dilantik menjadi pengurus. Awalnya aku merasa tidak mampu. Namun, sahabatku Roihana yang sudah menjadi mba ndalem dari awal mondok memotivasiku. Roihana pernah berkata bahwa ngaji dan ngabdi tidak akan terasa berat bila semua kita niatkan lillahi ta'ala.

Senin, banyak orang tidak menyukai hari senin karena dirasa terlalu berat. Aku berusaha tidak berpikiran seperti itu, karena nabi Muhammad lahir dan wafat pada hari senin dan masih banyak lagi kemulian hari senin. Hari senin adalah jadwalku piket membereskan kamar, dan piket membersihkan aula tempat pengajian pagi juga. Aku bergegas menjalani rutinitas pribadiku dari mandi, mencuci baju, dan salat duha yang sudah seperti ibadah wajib pagi para santri. Pukul sembilan pagi aku sudah siap di aula bersama Hafidhoh tentunya teman piketku hari senin.

"Hafidzoh, sepi banget, pada ke mana?" tanyaku disela menyapu aula.

"Ini kan jadwalnya mba khuffad simaaan Al-Qur'an di pondoknya ibunya Abah Yai," kata Hafidzoh sambil menata meja.

"Owalah, iya deh, la pean lagi udzur tah," tebakku, mengingat Hafidzoh tidak ikut simaan. Sebagian pondok pesantren tahfid memang memperbolehkan santri putri yang sedang haid tetap simaan Al-Qur'an dengan niat belajar atau zikir. Namun, di pondok ini tidak boleh dengan alasan menghormati Al-Qur'an. Jadi ketika kami ada uzur otomatis libur mengaji.

"Iya, Mba, pean juga tah?" tanya Hafidzoh kepadaku.

"Mba Lail semalem ga bilang sama aku, paling lupa ya, dikiranya aku belum suci," jawabku sambil menyerok sampah dan segera membuang ke tempatnya.

Kegiatan kami membersihkan aula selesai di waktu yang tepat. Ustad Zayyan datang dengan keadan aula sepi. Hari ini tidak hanya mba khuffad yang izin mengaji. Mba pengurus juga ada kegiatan di sekolah. Mereka mewakili wali santri yang rumahnya jauh dari pondok untuk rapat bulanan di sekolah. Setiap pengurus memang mempunyai anak bimbingan masing-masing. Pengecualaian bagi ketua pondok, sekretaris dan bendahara.

Tiga pengurus ini memang super sibuk termasuk aku yang harus hati-hati menjaga, dan mengatur kestabilan pemasukan dan pengeluaran segala kebutuhan pondok. Baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder pondok pesantren. Jadilah hari ini hanya ada tiga pengurus dan empat mba khuffad yang ikut mengaji.

Setelah doa seperti biasa Ustadz Zayyan langsung memaknai kitab dan menjelaskan.
"Saya akan melanjutkan materi, bila kemarin mengenai amr, sekarang nahy.
Pembahasan al-nahy (larangan) adalah tuntutan untuk meninggalkan (suatu pekerjaan ) dari atasan kepada bawahannya. Bebepara kaidah diantaranya:

Yang pertama, Larangan  (al-nahy)  pada dasarnya menunjukkan keharaman (sesuatu yang dilarang), kecuali adanya petunjuk (dalil) dan sebaliknya. Contohnya larangan mendekati zina. Dalam konteks ini mendekati saja sudah bahaya apalagi melakukannya,  naudzubillah. " Ustad Zayyan menyeduh kopinya.

"Yang kedua,  Larangan (al-nahy) akan suatu hal perintah akan hal-hal yang berlawanan dari yang dilarang. Seperti halnya larangan berputus asa dari rahmat Allah,  karena dalam ayat lain Allah itu selalu bersama orang-orang yang sabar. Sabar sendiri dibagi menjadi tiga,  sabar dalam ibadah,  sabar dalam musibah dan sabar dalam taat.  Astaghfirulloh.

Yang ketiga,  Larangan (al-nahy) pada dasarnya menunjukkan rusaknya sesuatu yang dilarang dalam ibadah, seperti salat dan puasanya perempuan yang haid." Ustad Zayyan menjeda sambil mengetuk meja.

Aku mengangguk pelan masih dalam menunduk. Memang. Seorang perempuan  yang keluar  darah haid tidak boleh salat dan puasa .  Bahkan hukumnya dosa.

"Yang keempat,  larangan (al-nahy) pada dasarnya menunjukkan rusaknya sesuatu yang dilarang dalam muamalah. Hal ini terjadi ketika larangan itu dikembalikan kepada kondisi akad (nafs al'aqd),seperti bai' al hashot (jual beli denagn cara melemparkan batu atau spekulasi. Namun, ketika larangan itu dikembalikan kepada sesuatu yang keluar dari transaksi yang tidak tetap , maka sesuatu yang dilarang tersebut tidak rusak, seperti hanya jual beli pada waktu azan jum'at.

Terdengar sayup-sayup suara Ustad Zayyan perlahan menghilang. Aku menyukai pelajaran Ushul Fiqih. Biasanya apapun yang dijelaskan Ustad selalu aku catat.

Pagi ini aku mengantuk sekali sampai kepalaku terhuyung ke depan dan kitabku hampir terjatuh.

Aku terbangun bersamaan dengan tangan Hafidzoh yang menyentuh pundakku. Mataku terbuka melihat lurus ke depan dan aku bisa melihat Ustad Zayyan semakin menunduk seperti menahan tersenyum.

Mbak pengurus yang lain sudah tertawa kecil yang membuat wajahku memerah. Suara deheman Ustad Zayyan membuat kami semua terdiam. Beliau menata kitabnya, menutup pelajaran, memimpin doa dan mengucapkan salam.

Setelah suara tarikan kursi guru berbunyi dan derap langkah kakinya pergi membuatku langsung melanjutkan tidurku di aula.

Aku malu. Ya, sudah dua kali ini aku terlihat sangat bodoh di depan Ustad Zayyan. Namun, aku memang sangat mengantuk. Semalam aku bersama pengurus bendahara dua dan tiga lembur membuat rekapan keuangan akhir bulan. Jadi begini, pengurus bendahara ada tiga orang Aku sendiri terpilih menjadi ketua bendahara. Mereka bendahara dua dan tiga saja hari ini masih tidak enak badan dan istirahat di kamar pengurus.

Jangan lupa tinggalkan jejak voment.

Sampean Gus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang