Zayyan Zainul Muttaqin (13)

3.5K 320 7
                                    

Bismillahhir rohmanir rohim

Jangan tinggal sholat jamaah dan tilawah al-Qur'an..

Asmaul husna dan burdah juga di baca ya teman...

Vote bintang pojok dan saran yang mendukung ditunggu....

¤¤¤¤¤

Opening Musabaqoh

"Hidup memang tentang perlombaan. Namun, berlombalah kalian semua dalam kebaikan. Al-Qur'an pun berkata,"Saling berlombalah kalian semua dalam kebaikan dan taqwa."


    Malam ini pembukaan perlombaan atau musabaqoh yang  diawali oleh penampilan hadroh putra. Tidak mau kalah kemudian disusul oleh hadroh putri unjuk kebolehan. Ketika waktu menunjukkan pukul delapan malam acara dibuka oleh santri yang bertugas menjadi Master of Ceremony.

      Lantunan qiroatul quran dan solawat nabi menggema di masjid pondok. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan panitia. Inti acara perlombaan ini resmi d buka oleh Abah Afnan. Aku duduk di barisan terakhir dekat pintu masjid. Disampingku panitia humas dan konsumsi berlalu lalang sibuk dengan tugasnya masing-masing.

      Ketika MC sudah mengucapkan salam penutup, aku bersiap berdiri ingin meninggalkan masjid karena ada hajat mendadak. Namun, ada suara susulan dari arah depan podium yang memberi intruksi bahwa semua santri tidak boleh ada yang meninggalkan tempat. Seketika aku melihat kedepan podium lagi, sebenarnya bukan intruksi itu yang menggangguku. Aku heran kenapa  suaranya berubah perempuan.  Padahal MC tadi dari santri putra.

      Ternyata itu suara dari ketua pondok putri dan lagi-lagi disampingnya harus ada mba bendahara itu. Aku langsung menutup mata dan mengabaikan pikiran dalam hati yang tetap terbanyang tentang mba bendahara. Astaghfirulloh.

Parahnya di sampingku ada santri putra sedang bergosip yang membuatku membuka mata bahkan telinga lebar.

Mereka khusu' melihat ke depan podium memperhatikan mba-mba yang sedang memberikan pengumuman tambahan tentang teknis lomba.

"Wah itu ya lurah putri yang terkenal galak," kata santri dengan baju koko hitam.

"Iya bener asli galak, padahal mbaknya itu manis kalau senyum," kata temannya lagi yang memakai jasko abu-abu.

"Hush ,mana mau mbaknya senyum. Lurah itu galak. Kalau sudah marah, jangan harap kamu bisa terhindar dari takziran. Makanya jalan aman jangan sampai kena kasus sama santri putri biar tidak ketemu mba lurah itu," kata si baju hitam lagi.

"Mending liat mbak yang di sampingnya itu siapa ya kayaknya cantik lho, tapi kok nunduk terus ya," kata baju abu-abu sambil menunjuk ke depan.

    Tak tahan lagi mendengarkannya, aku mengintrupsi pembicaraan mereka.

"Kalian kenal sama mbak yang di depan ini?" tanyaku dengan suara sedatar mungkin.

"Astaghfirullloh Ustad, maaf kami tidak tahu kalau ada Ustda di sini," kata baju hitam langsung dengan badan gemetar.

    Mereka berdua memang tidak menyadari kehadiranku disini. Wajah mereka sudah pucat kepalang basah kepergok sedang gosip disampingku.

"Kalian belum menjawab pertanyaan saya?" kataku lagi, sambil melihat jam di pergelangan tanganku.

"Kami tidak mengenalnya Ustad, mungkin mbaknya pengurus semua," jawab temannya tadi yang berbaju abu-abu.

"Kalian hanya melihatnya dari jauh, bahkan tidak saling mengenal. Apa itu baik menilai orang hanya dari katanya. Berusahalah tidak pernah memperlakukan orang lain hal yang engkau pun tidak suka bila hal itu terjadi padamu," kataku dengan geram. Aku berdiri.

"Iya Ustad, maafkan kami, insyaAllah kami tidak akan melakukan lagi, tolong jangan takzir kami," kata baju hitam seperri memohon.

"Doakanlah kebaikan kepada orang yang baru kalian bicarakan sebagai permintaan maaf kalian kepadanya," kataku berjalan keluar masjid.

Jangan lupa tinggalkan jejak voment

Ini adalah part keselip ya,....


Sampean Gus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang