part XVIII

57 12 0
                                    

Semenjak kejadian kemarin Ricky terus saja menghubungi Tamara, pasalnya ia takut salah faham terjadi lagi.

Ricky ingin sesegera mungkin menyelesaikan masalahnya, ia takut jika akan terus berlanjut apalagi sampai hubungan mereka berakhir.

Sedari pagi Ricky menghubungi Tamara namun tidak juga ada jawaban ternyata Tamara sudah menuju dorm, jam 9 bahkan sudah sampai dorm.

"Kamu ko gak bilang-bilang kalo ke dorm?"

"Iya maaf ya, soalnya biasa hpnya lagi gak bisa diajak kompromi hehe maklum"

Ricky faham, handphone Tamara memang kadang suka error' saat di charge jadi ya Tamara tidak bisa membuka handphonenya karena mati.

"Oo gitu, mmm aku mau ngomong sama kamu ta"

"Ngomong apa bih?"

"Mmmm aku mau minta maaf soal--"

"Soal?"

"So--al kem-arin"

"Kemarin?"

"Iya kemarin, mmm aku minta maaf ya aku gak ada maksud buat selingkuh atau apapun itu jadi aku minta tolong kamu jangan ammm-- salah -- salah "

"Salah faham?"

"Hah--emmm i--iya"

"Hey, sini duduk dulu. Kamu yang salah faham sama aku bukan aku yang salah faham ke kamu"

Tamara menggiring Ricky duduk di sofa karena sedari tadi mereka berbicara sembari berdiri.

"Maksudnya sayang?"

"Nih denger ya, aku gak salah faham ko ke kamu, kamu juga gak salah jadi kamu gak perlu minta maaf"

"Ko gak salah, jelas-jelas aku salah ko"

"Kamu gak salah, aku faham ko. Aku tau kamu gaada maksud nyakitin aku, karena pas kamu liat aku lagi nyariin kamu juga aku tau tatapan mata kamu" Tamara tersenyum simpul

"Aku tau tatapan kamu pas liat aku itu bukan tatapan panik, tapi tatapan kaget dan khawatir aku tau ko. Aku percaya sama kamu, aku percaya kalo kamu bisa jaga hati aku sampai sekarang yaa insyaallah selamanya. Jadi kamu tenang aja selama aku masih percaya sama kamu aku masih yakin sama kamu kalo kamu bakal jaga hubungan kita kamu gak perlu khawatir"

"Kamu gak marah?, Kita gak berantem gitu?" Aish benar-benar kepolosan seorang Ricky ini, ia justru menunggu akan bertengkar walaupun sebenarnya ia tidak mau.

Note: kenapa Ricky mikirnya gitu karena biasanya kalo cewek ga sengaja mergokin cowoknya lagi sama cewek lain pasti si ceweknya marah-marah dan ujung-ujungnya ribut.

"Buat apa aku marah? Toh kamu gak salah"

"Ta" panggil Ricky lirih "Kamu kenapa si?"

"Kenapa? Maksudnya?"

"Kamu kenapa si harus jadi perempuan yang baiikk banget? Pengertian banget, nggak egois nggak semaunya sendiri. Kenapa sih?"

"Karena dalam suatu hubungan itu adalah perjuangan dua orang manusia yang saling mencintai, mengerti, memahami dan membahagiakan bukan satu orang yang ingin menang sendiri tanpa memikirkan perasaan pasangannya" jawab Tamara santai lalu menyeringai memperlihatkan gigi kelincinya seperti anak kecil, sementara Ricky tersenyum bangga memiliki perempuan seperti Tamara.

"Nih dengerin aku ya," Tamara membenarkan posisi duduknya menghadap Ricky sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Kita boleh berantem tapi dengan syarat sebentar, kalau kita gak pernah ngerasain kecewa kita belum punya banyak jalan keluar untuk menyelesaikan masalah" Tamara menggenggam kedua tangan Ricky sambil tersenyum tenang, sementara siempunya hanya mendengar sabda Tamara dengan tatapan yang mulai berkaca-kaca "dan setiap ada masalah? Jalan keluarnya adalah harus saling mengerti, bukan egois lalu pergi. Masih bisa ko di perbaiki tinggal siapa yang mau ngalah itu aja gak lebih, kalo mau cari yang baru itu gampang tapi hati yang sulit buat nerima karena rasa cinta gak bisa dibagi dua. Satu aja susah apalagi banyak? Dan yang harus kamu tau setiap kita bertengkar tapi nggak pisah, itu artinya kita udah pernah ngelewatin fase tersulit yang pernah ada"

Ricky tersenyum lalu berhamburan ke pelukan tamara dan meneteskan air mata bahagianya disana, ntah mengapa Tamara bisa sekuat dan semengerti ini aishh Tamara benar-benar wanita idaman pantas saja Fenly dan shandy bersikeras berusaha mendapatkan perhatian tamara.

"Makasi ya sayang udah bertahan sejauh ini, aku mau sama kamu selamanya kayak gini terus"

Tamara membalas pelukan Ricky dengan sayang lalu tersenyum sembari mengusap-usap punggung Ricky yang terus memeluknya erat.

"Sama-sama bih makasih juga udah mau Nerima aku yang masih ke kanak-kanakan kayak gini"

Ricky melepas pelukannya lalu menangkup pipi Tamara yang semakin chubby itu.

"Justru sifat kekanak-kanakan kamu yang bikin aku makin betah sama kamu, kamu itu lucu kalo lagi manja. Lagipula kamu ga selalu kekanak-kanakan kok, kamu selalu tau waktu kapan waktunya kayak anak kecil dan kapan kamu harus bersikap dewasa. Dan aku? Suka sama itu semua karena kamu bisa menempatkan sikap kamu, kamu bisa ngerti keadaan kamu bisa ngerti aku. Aarrgghh! Mimpi apa aku 3 bulan lalu bisa dapet pasangan bidadari kayak kamu" Ricky merebahkan punggungnya disandaran sofa lalu menatap keatas sembari berpura-pura berfikir membuat tamara terkekeh geli lalu mencubit perut sixpack Ricky.

"Ihhhh! Kan mimpiin aku masa lupaa" ujar Tamara gemas

"Ckk, iya-iya mimpiin bidadari yang sekarang jadi pasangan aku hmm eh selamanya ding wkwk" Tamara terkekeh mendengar penuturan Ricky lalu Ricky menarik Tamara dalam pelukannya dan mencium dahi Tamara membuat Tamara gemas dan membalas mencium pipi Ricky yang sedang fokus melihat ke atas, alhasil siempunya kaget dan menggelitik Tamara.

Cupp

"Heh! Udah berani ya anda ckk, sini coba sini! Udah berani cium-cium ya ckk, sini nggak"

"Ampun ckk ampun aaaah iky jangan dong nanti aku gak nafsu makan ckk iky! Geli ih bhahaahaha"

"Biarin aja rasain nih ckk"






___________________________________________

TBC!!!!!!!!


Note: he is mine '3 akan author lanjutkan di sini juga:)

*Kalo jadi wkwk

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang