part XXXIX

68 14 0
                                    

Nittt nittt nitttt

Lagi-lagi ruangan putih beraroma obat-obatan yang menyeruak menyelimuti seluruh ruangan.

Lagi-lagi pendeteksi jantung dan detak nadi

Lagi-lagi alat bantu pernafasan

Lagi-lagi infusan

Lagi-lagi Tamara terbaring di brankar.

"Ta maafin Abang ya–– gara-gara Abang ngizinin kamu ketemu Ricky jadinya kamu drop lagi deh, padahal dokter udah bilang kalo kamu gak boleh kecapean, gak boleh kemana-mana dulu"

Ujar Farhan menyesal sembari mengelus rambut Tamara dengan sayang.

"Iya bang gak papa ini bukan salah Abang ko, ini salah tata yang minta buat ketemu iky jadi kalo tata kenapa-napa lagi ya itu salah tata jadi Abang gak boleh nyalahin diri sendiri"

"Tapi ta–kalo Abang ga izinin kan tata gak akan pergi ketemu iky"

"Sssttt bang udah ah jangan suka nyalahin diri sendiri"

"Iya ta" ujar Farhan tersenyum simpul.

Bener-bener gadis kuat -batin Shandy dan Fenly

Senja mulai datang jam menunjukan pukul 4 sore Tamara masih dirumah sakit belum diizinkan pulang oleh dokter karena keadaannya melemah.

Wajah manis itu sekarang terdapat beberapa luka goresan yang memerah sepertinya tak lama lagi akan kering.

Kini diruangan hanya ada Tamara dan Ricky, beruntungnya Ricky masih diberi kesempatan oleh Tamara untuk berbicara berdua terutama mengenai hubungan mereka.

"Jujur aku gak bisa bilang apa-apa selain maaf ta" ujar Ricky sembari menunduk dengan kedua tangannya yang menggenggam erat tangan Tamara.

Ricky duduk di kursi sebelah brankar Tamara dengan posisi menghadap Tamara.

"Aku udah maafin kamu ko"

"Serius?"

"Aku udah maafin semua kesalahan kamu, jujur aku gak bisa marah ataupun benci sama kamu"

"Tapi aku udah keterlaluan sama kamu sayang, kalo aja aku gak minta kamu pergi dari hadapan aku kamu gak akan kaya gini"

"Gak papa, itu semua udah takdir si penulis"

"Kamu itu baik bangett, pengertian perhatian gak neko-neko nggak egois aku beruntung banget punya kamu" Tamara tersenyum hangat "kalau gitu hubungan kita masih lanjut kan?"

"Ammmm"

"Ta? Sayang kita masih pacaran kan?" Tanya Ricky memastikan.

"Untuk itu––"

"Kenapa sayang?"

"Aku––butuh waktu buat nenangin diri dulu ky, aku butuh waktu buat ngilangin kejadian itu semua di fikiran aku"

"Maksud kamu kita putus?"

"Kamu mau kita putus?"

"Nggak sayang, please jangan!"

"Ammm tapi kita jeda sebentar ya" ujar Tamara ragu berharap Ricky menerimanya "mmm oke, tapi kenapa?" Sambung Ricky

"Aku trauma ky"

Deg satu kalimat yang mampu membuat Ricky tertusuk, sekejam itukah dirinya sampai membuat Tamara trauma terhadap dirinya.

"Maafin aku ta––"ujar Ricky sembari mengecup tangan Tamara yang sedari tadi digenggamnya.

"Aku udah maafin kamu, tapi aku butuh waktu gapapa kan?"

"Gapapa ta aku faham, tapi––"

"Tapi apa?"

"Fenly sama bangshan?"

"Aku sayang Fenly sama bangshan sebagai seorang kakak laki-laki, Fenly itu kakak laki-laki yang selalu melindungin aku yang selalu bikin aku tenang kaya banghan" ujar Tamara

Fenly bener, Tamara selalu tenang sama dia tapi apa gue harus lepas Tamara buat Fenly? -batin Ricky

"Kalo bangshan itu tomnya tata, jamallnya tata temen ributnya tata, tata sayang bangshan sama kaya tata sayang yang lain  sebagai kakak walaupun kita ribut terus tapikan bukan ribut beneran musuhan cuma bercandaan aja jadi ya sama aja kaya yang lain" sambung Tamara, Ricky menghembuskan nafas lega

Fiuuhhh untung aja -batin Ricky

"Walaupun mereka berdua punya rasa yang lebih sama Tamara, tapi tata sama Fenly gak seiman kan Fenly sendiri yang bilang kalau dia gak mau sama yang beda iman. Kalo bangshan hmmm gimana ya asik sih anaknya baik juga perhatian tapi tata nggak anggap bangshan lebih dari kakak laki-laki tata"

Tanpa aba-aba Ricky memeluk erat Tamara membuat siempunya membalas pelukan itu

"Nanti jika kamu bertemu seseorang yang bisa mencintaimu tanpa tapi, yang bisa memeluk seluruh lebih dan kurangmu, yang bisa mengesampingkan amarahnya hanya karna takut perasaanmu terlukai, yang begitu bangga memilikimu layaknya aku.
Tolong jangan disia-siakan lagi, ya.
Aku hanya takut kamu menyesal, saat sadar sempurna yang kamu cari sesungguhnya tak pernah ada dan seseorang yang paling kamu lukai adalah seseorang yang paling ingin membahagiakanmu."

Ricky menggeleng di pelukan Tamara, lagi-lagi Ricky terisak di pelukan Tamara si gadis manis dengan sejuta kesederhanaannya.

Tak pernah terpikirkan sama sekali jika Tamara akan berkata seperti ini karna ulahnya, tak pernah terlintas sedikitpun semua hal ini akan terjadi.

Begitu berat cobaan yang harus mereka lewati bahkan sampai membuat Tamara menyerah dengan keadaan.

✓✓✓✓

"Gimana Rick? Tamara mau maafin Lo?" Tanya Gilang tiba-tiba saat Ricky keluar dari ruangan tamara

"Selalu, Tamara nggak pernah gak maafin gue"

"Emang dasarnya anak baik" timpal Fiki

"Trus gimana hubungan Lo sama Tamara bang?" Tanya zweitson

"Hubungan gue baik-baik aja, cuma–––"

"Cuma?"

"Tamara minta jeda sebentar buat nenangin diri"

"Wajar kalo itu" timpal Fenly ketus

"Awas gue mau ketemu Jerry gue!" Ujar Shandy disusul Fenly begitu saja melewati Ricky tanpa sengaja bahu mereka bertabrakan membuat Ricky terdiam membatu.

"Bang ikut, mo ketemu kembaran!" Fajri mengikuti langkah Fenly yang mendahuluinya.

Besar banget salah gue sampe bangshan sama Fenly benci sama gue -batin Ricky

"Duduk sini, Shandy sama Fenly bentar lagi juga Bae mereka emang gitu anaknya cuma lagi khawatir aja sama Tamara"

"Iya bang" ujar Ricky patuh lalu duduk di sebelah farhan














_____________________________________
TBC!!!!!!!!!

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang