part XXX

54 10 0
                                    

Bangrick un1ty
Baru saja.

🖼️
Have fun!!!!🤣dari jam 6 pagi sampe sekarang ketawa gak berenti-berenti haha.

"Bangrick?" Cicit Fajri ketika melihat sebuah unggahan status WhatsApp milik Ricky yang sedang berfoto bersama seseorang.

"Ji isoma dulu yuk Fiki udah duluan tuh nanti kalo makanan disiapin Ama Sony katanya" ucap Tamara yang baru datang untuk mengajak Fajri shalat Zuhur berjamaah karena sudah waktunya istirahat namun Fajri terlihat sangat fokus "ih kembaran!"

"Eh ta" ujar Fajri kaget dengan spontan Fajri menyimpan handphonenya ke saku almamater miliknya dengan buru-buru membuat Tamara curiga "ke––kenapa?"

"Ih Lo kenapa sih?" Tanya Tamara bingung "ko hpnya buru-buru diumpetin gitu? Kenapa?"

"Hah nggak papa ko ta"

"Masasih? Ko gue gak yakin ya ji" beo Tamara dengan tatapan penuh selidik menatap Fajri yang menyembunyikan sesuatu dengan cepat Tamara mengambil ponsel milik Fajri dan membukanya

"Eh ta! Hp gue" Tamara menahan tangan Fajri yang hendak mengambil handphonenya, Tamara segera membuka aplikasi terakhir yang dilihat Fajri.

WhatsApp. Tamara mengklik tanda itu lalu muncul sebuah foto seseorang yang ia tunggu kabarnya dari tadi dengan seorang perempuan.

Mereka seperti sedang asyik bercanda.

Tamara membuka handphonenya lalu menulis satu nama dikolom pencarian status thehalalboy🖤 namun nihil tidak ada status apapun disana itu artinya Ricky memprivate Tamara agar tidak dapat melihat status barunya.

Melihat ekspresi Tamara yang mulai berkaca-kaca membuat Fajri mengalihkan perhatian "emmm ta kita zuhuran dulu yuk"

"Ss terus kirim ke wa gue ji"

"Tapi ta––"

"Kirim aja!"

"O––oke"

Satu tetes air mata Tamara jatuh begitu saja

"Ta? Lo nangis?" Tanya Fajri panik, membuat Tamara buru-buru menghapus air matanya "yuk shalat dulu" ajak Tamara

****

"Ta, makanannya enak banget sumpah! Siapa sih yang ngerecomendasiin mesen makanan ini?"

"Iya sumpah enak banget! Ta jawab dong jangan bengong aja!"

Beo Fiki dan zweitson yang sedang makan pada Tamara membuat Fajri terenyuh melihat kembarannya seperti ini.

Dengan inisiatif nya Fajri menyenggol kecil kaki Fiki dihadapannya juga zweitson yang duduk di samping fiki agar mereka diam dan berhenti bertanya pada Tamara.

"Aduh ji! Sakit tau!" Ujar Fiki berdecih pelan

Sementara Tamara hanya mengaduk-aduk makanannya dengan tatapan kosong, mata dan hidungnya memerah, air dimatanya sudah siap menetes matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis dan benar saja satu tetes air mata Tamara kembali jatuh membuat Fiki dan zweitson kaget bukan main

"Ta?" Beo zweitson pelan namun di sergah oleh Fajri "ssstt jangan di tanya!" Fajri memberikan handphonenya pada Fiki dan zweitson dengan syarat jangan berisik

"Hah?!"

"Sssttt!!!! Dibilang jangan berisik!"

"Ini–– si cw yang kemaren kan?" Tanya Fiki bisik-bisik membuat Fajri mengangguk

"Gapapa ta, Lo kalo mau nangis nangis aja jangan di Pendem" beo Fajri sembari mengusap-usap punggung Tamara memberikan kekuatan namun Tamara tak bisa menahan tangisnya.

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang