part XXXIII

60 13 0
                                    

Play now:
Papinka dimana hatimu

Seminggu sudah Tamara, Fiki, zweitson dan Fajri menjadi panitia ospek angkatan baru semua kegiatan dilakukan dikampus berangkat pagi-pagi buta pulang larut malam.

Seminggu ini bisa dibilang kurang waktu tidur maka dari itu kampus memberi kelonggaran untuk panitia ospek terutama anggota BEM untuk istirahat dirumah.

Kini Tamara, Fiki, Fajri dan Zweitson baru sampai dari kampus ke dorm.

Mereka sungguh kelelahan sekarang setelah menjadi panitia inti seminggu.

Fajri, Fiki dan Zweitson masuk lebih dulu sementara Tamara memilih duduk sebentar di halaman depan karena lelah padahal Fajri memintanya untuk langsung masuk karena Tamara habis pingsan tadi ini karena efek kelelahan, sebenarnya Tamara adalah anak yang tidak bisa bekerja terlalu keras fisiknya lemah ia gampang sakit namun karena kegemarannya berorganisasi rasa lelah ia biarkan sampai Tamara tidak kuat lagi menahan rasa lelahnya akhirnya Tamara pun pingsan. Ya! Lagi-lagi Tamara dilarikan kerumah sakit karena mimisan yang tak henti sekarangpun hidungnya masih meneteskan darah walaupun sedikit namun Tamara memilih pulang saja.

Jam menunjukan pukul  setengah 9 malam hujan deras mengguyur ibu kota.

"Duh badan gue sakit semua ni aduhh" Tamara memegangi tengkuknya yang terasa pegal karena terlalu sering beraktivitas. Hattcuuuu "duh elah bersin Mulu dah" Tamara melihat sapu tangan putihnya yang tadi dipakai untuk menutupi bersinnya, kini sarung tangan putih itu dipenuhi bercak darah yang keluar dari hidungnya.

"Ayo cepet masuk masih kuat gak? Aku gendong ya?" Ujar seorang pria dengan buru-buru kepada si wanita.

Dengan gagah si pria meletakan jaketnya diatas kepala si wanita agar tidak kehujanan.

Mereka menuju dorm, Tamara menanggahkan kepalanya melihat siapa yang datang. Ya! Sosok yang seminggu ini ia rindukan karena tak bertemu padahal kini mereka satu dorm namun Tamara dan Ricky tidak pernah bertemu seminggu ini.

Jika Tamara berangkat Ricky ada di kamarnya jika Tamara pulang Ricky sudah tidur.

"Iky? Ko kamu ujan-ujanan? Yaampun baju kamu basah? Kita masuk yah ganti baju aku buatin teh anget" ujar Tamara khawatir

"Kamu buatin teh anget buat Rubby kasian dia kehujanan nanti sakit oh iya Rubby pinjem baju kamu dulu dia kedinginan, kamu gak ada kerjaan kan? Buatin gih biar ada aktivitasnya dikit daripada diem-diem doang" ujar Ricky datar, dari ekspresi muka dan gaya bahasanya sepertinya ia sangat menghawatirkan Rubby padahal Rubby tidak basah sama sekali justru Ricky yang basah kuyup.

Tamara terdiam menatap Ricky nanar, dalam hatinya ia berfikir *benarkah ini seorang Ricky Zakno? Orang yang ia sayang sampai saat ini? Orang yang selalu membelanya? Orang yang tak pernah tega melihatnya terlalu banyak aktivitas?* Tapi kenapa? Apa yang salah dirinya sekarang?

"Kenapa diem? Ayo cepet bikinin Rubby teh"

"Aa––i––iya iya" Tamara masuk kedalam dengan kepala yang mulai pusing, pandangannya agak kabur.

Hatcuuu dan lagi-lagi Tamara bersin, sudahlah saputangannya bukan lagi warna putih melainkan merah darah namun satu hal yang membuat Tamara merasa tertusuk "Kalo sakit minum obat" ujar Ricky dingin lalu mengajak Rubby duduk di sofa dengan perhatian Ricky mengelap wajah Rubby yang terkena cipratan air hujan.

Sejak kapan iky gak panik gue sakit? Sejak kapan iky sedingin ini? Sejak kapan dia perhatian sama Rubby? Sejak kapan gue jadi  merasa kayak bukan siapa-siapa di hidup dia? -tamara.



_____________________________
TBC!!!!!!





Vote kuy

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang