part XXXVII

61 10 0
                                    

"Hiks–––hiks––abang..... Kembaran gue bang!!!!!!!! Hiks––tamara bang!!!!" -fajri

"Sssstt doain Tamara gak kenapa-kenapa ya ji, Lo juga harus kuat hiks" -farhan

"Tapi tadi Tamara udah gak bernafas bang!!!!!!! Hiks––hiks–– Lo sendiri kan yang ngecek nadinya udah gak berdetak!" -fiki

"Jerry hiks–– Jerry gue bertahan ya sayang hiks semoga feeling gue salah ta" -shandy

"Taa––hiks Lo perempuan yang baiikk banget hiks––lo perempuan yang kuat ta, Lo perempuan hebat, gue–– gue sayang sama Lo ta,- gue yakin hiks––hiks gue yakin Lo kuat ta Lo bisa bertahan" -fenly

"Tamara maafin Abang ta!, Maafin bang gak bisa jagain tata! Tapi tata harus tau kalo kita semua sayang sama tata hiks––kamu harus bangun ta hiks buktiin kalo kamu bener-bener gadis kuat hiks"-gilang

"Taa jangan tinggalin kita semua ta ––hiks kita butuh Lo disamping kita taa gue mohon jangan pergi taa hiks gue mohon tarik kata-kata Lo tadi ta hiks"

Suasana haru menghiasi lorong rumah sakit yang sunyi didepan ruang ICU, tangis menyelimuti mereka semua tidak ada yang tega bila harus kehilangan sigadis manis Tamara.

Bahkan Shandy dan Fiki yang tidak pernah menangis sekalipun tidak kuat menahan tangis nya begitu juga Farhan yang selalu mencoba kuat namun tetap saja kekhawatiran mereka terlalu kuat.

Seseorang berlari diujung koridor sana menghampiri Farhan, Shandy, Gilang, Fenly, Fajri, Zweitson dan Fiki.

Ya, Ricky. Ricky menghampiri mereka dan langsung bertanya pada Farhan.

"Bang! Tamara mana bang?!!!"

"Ngapain lagi Lo kesini?" Tanya Shandy sinis lalu bangkit dari duduknya

"Tamara mana bang? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Ricky panik

"Baik kata Lo? Hah? Baik kata Lo?!!!! Tamara udah gaada ky! Dia bener-bener pergi dari hiduplo! Hidup gue! Hidup kita semua! Sekalipun dia hidup lagi dokter bilang kemungkinan Tamara hidup cuma 10% dan Lo bilang dia baik-baik aja?!"

"M–––maksud Lo bang?"

Ricky mematung dibuatnya, mendengar penuturan Shandy tadi membuatnya sungguh tak berdaya. Orang yang ia sayang, yang ia cinta, yang ia jaga sepenuh hati kini sudah benar-benar pergi dari hidupnya.

Sungguh Ricky kehilangan alasan untuk hidup.

Badannya goyah, hatinya hancur otaknya masih tak bisa mencerna perkataan Shandy. Badannya hampir jatuh ke lantai, untung saja ada tembok dibelakangnya alhasil ia menjatuhkan tubuhnya ke tembok.

"Lo tanya maksud gue? Lo tanya Ama diri Lo sendiri! Apa yang Lo lakuin ke dia! Dari dulu Tamara selalu bilang kalo dia gak akan pergi kalo bukan Lo yang minta dan akhirnya Tamara bener-bener pergi detak jantungnya gak berdetak lagi, nadinya udah lemah. Nafasnya berhenti! Karna siapa? Karna Lo!!!! Lo yang minta! Bahkan Tamara sampe bilang capek! Dia mau hidup tenang aja sama alm papanya! Karna siapa? Karna Lo! Dari dulu gue sering bilang kalo Lo gak bisa jagain Tamara! Lo gak bisa buat dia bahagia! Lepasin dia! Biarin Tamara bahagia sama gue! Mana bukti dari janji Lo hah?! MANA!!!!!!" ujar Shandy kesal lalu menarik kerah baju Ricky.

"Bang!!!! Bang tahan bang tahan! Lo gaboleh emosi! Kita harus doain Tamara! Semoga dokter kasih kabar baik ke kita!"

"Sabar Shan! Fokus ke Tamara sekarang!"

Shandy benar-benar emosi kalau diizinkan ia ingin sekali menghajar Ricky sekarang juga.

Dokter keluar dari ruangan ICU...

"Dok gimana keadaan Tamara dok?" Tanya Ricky pada dokter tersebut, semua orang disana bangkit dari duduknya.

"Iya dok gimana keadaan tata?"

"Tata baik-baik aja kan dok?"

"Tata udah sadar dok?"

"Kapan Tamara boleh pulang?"

Sang dokter menghembuskan nafas pasrah "Tamara sudah pulang" ujarnya pelan

"Maksud dokter?"

"Saya yakin kalian semua laki-laki yang kuat, tuhan lebih sayang pada Tamara. Kini Tamara tidak lagi merasakan sakit Tamara sudah tenang"

Tangis mereka pecah setelah mendengar penuturan dokter tadi "dokter tolong ya dokter jangan bercanda!"

"Saya serius, Tamara sudah pergi meninggalkan kita semua saya harap kalian ikhlas jenazah akan segera dipindahkan kekamar mayat. Namun saya akan berikan kalian kesempatan 15 menit untuk melihat jenazah"

Fajri, Fenly, Shandy dan Ricky tumbang.
Mereka sungguh tidak bisa berdiri sama sekali apa lagi setelah mendengar kata-kata dokter.

Bahwa Tamara meninggalkan mereka untuk selamanya.

"Lo denger ka? Lo denger gak yang barusan dokter bilang? Hah! Denger gak!!!!!!! Jenazah! Tamara udah jadi jenazah ka:) seneng Lo sekarang hah? Seneng Lo Tamara bener-bener pergi dari hidup Lo?! Hah! Lo buang orang yang tulus sayang sama Lo yang cinta sama Lo yang mau diajak susah yang mau berjuang bersama yang gak pernah malu terima kurang Lo dan selalu ngehargain usaha Lo! Bagus ka bagus!!!!! Lo buang berlian demi krikil!" Ujar Fenly kesal "kalo aja tau ujungnya kaya gini! Gue bakal ambil Tamara dari Lo ka! Tamara lebih baik sama gue dia slalu tenang sama gue! Gak kaya sama Lo yang selalu bikin air mata dia jatuh sampe dia cape pertahanin semuanya! Asal Lo tau ya ka selama ini gue sama ka shandy ikhlas Tamara Lo yang jagain! Kita harap Lo bener-bener jagain Tamara tapi apa? Lo gak bisa jagain dia! Gue sama ka shandy itu sama-sama suka sama Tamara! Sayangnya Tamara gak tau ini semua. Jujur gue iri sama Lo ka! Lo bisa dapetin cw sebaik Tamara sepengertian Tamara sekuat Tamara sesederhana Tamara apa sih kurangnya Tamara? 2 tahun gua sama ka shandy berusaha ikhlas ngelepas Tamara bahagia sama Lo! Tapi apa hah!!! Ternyata gue sama ka shandy salah nitipin Tamara ke Lo ka!"

Ricky tertegun ternyata selama ini Shandy dan Fenly menyimpan rasa pada Tamara kekasihnya.

Padahal setahunya Shandy adalah musuh bebuyutan Tamara ternyata Shandy juga memiliki rasa pada Tamara tapi Tamara tidak mengetahuinya.

Jika sudah seperti ini bagaimana? Ricky, Shandy ataupun Fenly tidak bisa memiliki Tamara lagi untuk selamanya.

"Maafin gue––" cicit Ricky lirih, ia tak kuasa menerima keadaan

"Tata titip salam ke Lo, katanya
*tata juga titip salam ya buat Ricky maaf udah egois maaf udah jadi cw yang ambekan maaf udah ngerepotin iky selama dua tahun ini dan tolong bilangin sama iky terimakasih banget udah mau Nerima tata dihidupnya tata sayang banget sama iky*" ujar Farhan yang berusaha kuat

"Gue bodoh!!!!! Hiks––hiks––gue bodoh!!!!!!!! Hiks––RICKY BODOH!!!!!! BEGO!!!!! KENAPA LO HARUS KE HASUT SAMA CW PSHYCO!!!!!!!!" ujar Ricky sembari menarik-narik rambutnya sendiri, sungguh penyesalan yang amat dalam.

"Mak–––aksud Lo ky? Rubby itu?" Tanya Gilang yang bingung ketika mendengar perkataan Ricky

"Rubby pshyco lang!" Cicit Ricky pasrah sembari tersedu.

"Dan Lo tau itu ka?" Tanya Fiki dan zweitson bersamaan

"Nggak Fik, son selama ini gue kira dia cw biasa hiks––hiks"

YHAAAA GANTUNG! WKWK
_________________________________________

TBC!!!!!!!!!!!!!!!!




Bentar lagi tamat btw:)

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang