part XXXII

58 11 0
                                    

Makasih ya buat yang udah ngikutin sejauh ini, maapin kalo masih ada kekurangan dicerita-cerita yang Iin bikin.

Maklum masih amatiran.

Ohiya sekedar info aja:
Apapun yang ada dicerita ini adalah 100% imajinasi author saja jadi maaf bila ada kesalahpahaman antara kita asek:v

Note: dilarang mengcopy paste cerita tanpa seizin Allah juga author!
Dilarang pm di lapak author tanpa seizin author sendiri.
Dilarang tidak vote wkwk

Udah ah segitu aja cuap-cuap nya oke next cerita skuy scroll kebawah ya manteman.






















_____________________________

"Assalamualaikum" ujar ketiga mahasiswa yang baru pulang itu.

"Adek-adek kiyut datang!!!!" Timpal zweitson

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam namun mereka baru sampai dorm ini karena mereka makan dulu di mall juga sekalian berbelanja untuk kebutuhan besok.

"Waalaikumsalam" jawab Farhan, Shandy, dan Gilang tak lama kemudian Fenly datang dengan game di handphonenya "eh baru pada pulang?"

"Iya ni bang"

"Mandi dulu sana terus makan" ujar Farhan

"Kita udah makan ko tadi sekalian pulang" ucap Fajri sembari membuka almamaternya.

Setelah mandi...

"Banghan" panggil Tamara pada Farhan yang sedang asik menonton tv sendiri

"Iya ta? Kenapa?" Farhan menoleh, Tamara lantas duduk disebelah Farhan

"Mau nanya boleh?" Tanya Tamara dengan polosnya

"Yaelah ta kalo mau nanya ya nanya aja kali ckk"

"Amm iky kemana ya bang? Dari pagi gue blom liat dia lho sampe sekarang, nelfon atau chat juga gak ada ke gue, statusnya juga gak ada, gak ada kabar gitu dia baik-baik aja kan?"

"Dia baik ko, tapi masasih Lo belum ketemu Ricky dari pagi? Kita satu dorm lho terus juga masa gak ada kabar tumben-tumbenan tapi emang iya si dia pergi dari pagi"

"Pergi? Sama siapa?"

"Ya sama Rubby emang Lo gak tau dek?"

"Sama Rubby? Nggak bang gue gak tau sama sekali" Farhan menegakkan duduknya lalu menghadap Tamara menatapnya serius membuat Tamara bingung

"Masasih, dia bikin stat banyak lho"

Tamara mengecek handphonenya mencari status kekasihnya itu namun nihil tidak ada, Tamara menggeleng lemah membuat Farhan mengecek handphonenya juga melihat status Ricky "ada ko ta"

"Di tata gak ada bang" Farhan lantas mengecek handphone Tamara memang tidak ada satupun status Ricky disana, Farhan buru-buru memberikan handphonenya kepada Tamara.

Tamara melihat deretan status Ricky yang cukup banyak dan semuanya bersama Rubby, ternyata Ricky berada di mall yang sama dengannya saat itu namun bersama dengan Rubby.

Tamara menghela nafas pasrah lalu mengingat sesuatu "oiya bang gue lupa tadi si gue liat status iky di hp aji satu doang si tapi kenapa ya ko gue di private sama dia? Dan ternyata yang stat dia makan ini kita satu mall bang cuma beda FC aja"

"Demi apa ta? Sampe begitu?"

"Demi apapun demi Allah tata gak bohong, tanya aji, Sony Ama fiki" ujar Tamara lemah

Farhan terenyuh melihat Tamara yang terlihat berusaha menahan sabar itu, Tamara berulangkali menghembuskan nafas pasrah, matanya memerah dan mulai berkaca-kaca namun ia tak mau menangis dihadapan Farhan.

"Bang?" Panggil Tamara dengan air mata yang siap menetes

"Iya ta"

"Mereka cuma temen kecil kan?" Tanya Tamara dengan suara yang mulai bergetar "iyakan bang?" Tamara menggenggam tangan Farhan berharap Farhan bilang 'iya'

"Ammm" Farhan sungguh tidak tega dengan Tamara saat ini ia bingung harus menjawab apa, sebenarnya seminggu ini semenjak tamara, Fajri, Fiki dan zweitson menjadi panitia ospek Ricky terlihat sibuk dengan Rubby bahkan saat diberi tahu Tamara menelfon nya berulang kali pun Ricky terlihat acuh saja.

Tak lama Fenly datang dan kebingungan melihat Tamara yang menahan tangis, namun air matanya tak bisa berbohong ia sudah menangis sekarang.

"Koh" panggil Tamara pada Fenly sembari memegang tangan Fenly memintanya duduk, Fenly pun duduk disebelah Tamara kini posisi Tamara di tengah-tengah Farhan dan Fenly

"Ta? Lo nangis? Kenapa? Cerita sama gue Lo kenapa? Siapa yang nangisin Lo?" Ujar Fenly tegas, ia mana tega melihat perempuan yang dijaganya lewat doa ini disakiti orang lain walaupun Tamara bukan miliknya

"Koh, hiks––hiks bilang sama gue kalo iky sama Rubby cuma temen kecil koh hiks bilang ke gue hiks–hiks mereka gak ada perasaan lebih kan? Hiks–hiks Ricky bakal tetep perjuangin gue kan? Ricky gak bakal putusin gue kan? Hiks–– ayo dong bilang sama gue hiks bilang sama gue kalo mereka cuma temen hiks"

Farhan pergi meninggalkan Tamara dan Fenly ia tak kuat melihat Tamara seperti ini

Fenly menunduk memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan untuk Tamara agar Tamara tidak merasa sakit hati, Fenly tau seisi dorm sudah jadi saksi kedekatan Ricky dan Rubby kecuali Fiki, zweitson, Fajri dan Tamara.

"Koh jawaaabb!"

Fenly memeluk Tamara erat memberikan ketenangan agar Tamara tidak memikirkan Ricky lagi.

"Iya ta, bangrick sama Rubby cuma temen kecil ko mereka gak mungkin punya perasaan lebih hiks Ricky akan tetep perjuangin Lo, Ricky cuma buat Lo bukan Rubby yah? Dia gak akan mutusin lo mereka cuma temen ko yah?" Ujar Fenly sembari mengusap air mata Tamara, Tamara yang berada di pelukan Fenly mengangguk kecil dan mengendurkan pelukannya lalu mengusap air matanya

Fenly menangkup pipi chubby Tamara dan meyakinkan bahwa Ricky dan Rubby hanya teman kecil "percaya sama gue ta" ujar Fenly tulus lalu menghapus air mata Tamara dengan kedua ibu jarinya dengan lembut.

Tamara mengangguk patuh lalu tersenyum pada Fenly "makasih ya koh, Lo selalu ada buat gue. Makasih udah buat gue tenang"

"Sama-sama ta, itu tugas gue ko" jawab Fenly tersenyum simpul

Itu tugas gue buat bahagiain Lo ta, mudah-mudahan Lo liat ya ini cara gue buat bikin Lo slalu nyaman kalo Deket sama gue dan semoga Lo juga ngerasa kalo gue sayang sama Lo - Fenly membatin.

______________________________________________
TBC!!!!!!!


.

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang