part XXXIV

60 12 1
                                    


Play now:
Papinka - dimana hatimu.

"gimana? Udah anget belom?" Tanya Ricky perhatian

"Udah ko, makasih ya ky"

"Iya sama-sama, fiuhhh aku panik banget tau tadi waktu kamu kegerimisan"

"Ah kamu perhatian banget si ky sama aku ckk makasih ya"

"Iya sama-sama ga perlu lah makasih aku ikhlas ko yang penting kamu sehat yah?" Ujar Ricky menyibak anak rambut milik Rubby dengan perhatian, Rubby mengangguk patuh.

"Iyaudah ky aku pulang dulu yah"

"Ayo aku anter"

"Gausah gak papa"

"kalo kamu sendiri aku takut kamu kenapa-napa"

"Ckk, makasih ya"

"Iya sama-sama"

✓✓✓✓✓✓

"Hiks––hiks––aaaaaaa –hiks hiks" seorang perempuan menumpahkan rasa sakitnya lewat tangis di dalam kamar kecil itu, setelah melihat apa yang dilakukan Ricky pada Rubby.

Sungguh perlakuan yang teramat manis, padahal sudah seminggu Tamara merindukan sosok itu, merindukan pelukan hangatnya, merindukan lembutnya tangan yang mengusap pipi dan kepalanya, sifat perhatiannya ahhh rasanya itu semua seperti tinggal kenangan.

Padahal harapannya jika tugasnya sudah selesai Tamara ingin sekali menghabiskan waktunya bersama ricky.

Ia rindu pria itu, pria yang selalu mengkhawatirkan nya:)

Sekarang sudah ada Rubby seorang dari masalalu yang pernah hadir dalam hidup seorang Ricky Zakno.

Tamara sadar Rubby lah yang lebih dulu bersama Ricky, Rubby juga yang lebih mengenal Ricky karena mereka Sahabat kecil bahkan orang tua mereka juga berteman tapi apakah tidak bisa melihat Tamara sebentar?

Tamara sudah tidak peduli dengan bantal, guling, sprei, dan kasurnya yang sudah memerah dan basah bahkan wajahnya sudah terkena darah dari hidungnya sendiri.

Tamara telungkup dikasur sembari menangis sesegukan, ia mematikan lampu kamarnya.

Dikamar belakang memang minim suara jadi suara Tamara kemungkinan besar tidak terdengar.

Keadaan gadis manis itu kacau sekarang, apakah waktu satu Minggu bisa merubah sikap dan sifat seseorang? Jika iya Tamara tidak mungkin menerima menjadi panitia ospek ia akan mencari alasan sebaik mungkin untuk tetap di dorm bersama Ricky.

Rambutnya yang tak lagi beraturan, hidungnya yang selalu mengeluarkan darah, matanya yang sembab menangis tanpa henti.

Toktoktok

"Tamara? Buka pintunya ta? Lo kenapa? Tata?" Ujar seseorang yang panik di depan kamar Tamara

"Tamara? Buka pintunya ta!!!!" Sungguh pria itu panik bukan main setelah melihat saputangan putih milik Tamara dipenuhi darah berapa meter didepan kamar Tamara dan bercak tetesan darah yang menetes dilantai menuju ke kamar yang Tamara tempati

"Tamara!!!! Buka pintunya ta!!!" Pria itu teriak sekuat tenaga karena tidak ada jawaban dari Tamara, tak lama Farhan datang karena bingung dengan apa yang Fenly lakukan

"Lo kenapa si fen?" Tanya Farhan

"Tamara bang! Tamara ngunci pintu di dalem gue takut Tamara kenapa-napa"

"Lah emang Tamara kenapa?"

"Tadi aji bilang Tamara pingsan terus dibawa kerumah sakit Tamara mimisan gak berenti-berenti ini saputangannya harusnya putih sekarang jadi merah darah bang darahnya netes terus kayaknya belum berenti" ujar Fenly yang panik membuat Farhan terperanjat, benarkah ini milik Tamara?

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang