part 43

70 13 1
                                    

Setelah kejadian tempo hari ketika mereka bertemu dengan dr. Basuki Kusumo,- kini kedelapannya sudah mulai menjalani aktifitas seperti biasanya.

Dua bulan berlalu, kepergian Tamara hanya tinggal memori. Kini mereka sibuk merapihkan barang bawaan untuk dibawa pergi hari ini.

Tujuan hari ini adalah Surabaya.

Shandy menghela nafas berat, Surabaya ya? Tidak ada lagi orang yang akan mengingatkan mereka makan, Barang yang tertinggal atau apapun itu.

Shandy memejamkan matanya, fikiranya hanyut mengenang kejadian beberapa bulan lalu, dimana dengan tragisnya sebuah truk menyambar Tamara tanpa aba-aba. Sebulan sebelum keberangkatan mereka ke Surabaya.

Oh iya bulan depan kalian ada perform ya di Surabaya? Maaf ya tata gak bisa nemenin kalian perform lagi, tata gak bisa ngingetin kalian makan lagi tata gak bisa ngasih tau lagi kalo ada barang yang ketinggalan maaf banget ini bukan kemauan tata tapi tata harap mulai sekarang kalian terbiasa ya dengan gak adanya tata:)

Ini kedua kalinya mereka pergi ke Surabaya tanpa Tamara, namun sekarang semuanya berbeda,- mereka benar-benar merasa kehilangan.

Shandy menitikan air matanya tanpa suara, ia membuka mulutnya menghirup udara sebanyak-banyaknya,- di otaknya kini hanya ada Tamara yang sedang tersenyum.

Sebuah tangan menepuk lembut bahunya dari belakang "ikhlas Shan, ikhlas" ya! Itu Farhan "susah rasanya, Han"

-

Teriakan-teriakan itu sungguh nyaring, beribu orang menunggu di depan sebuah hotel besar di kota Surabaya.

Youn1t, mereka rela datang dari berbagai daerah demi dapat melihat penampilan un1ty di Surabaya lusa.

Mereka berdelapan turun dari mobil yang sudah terparkir di baseman hotel, lalu dengan tergesa masuk ke dalam loby dengan sesekali menjawab sapaan-sapaan itu dengan ramah.

Memasuki kamar hotel masing-masing untuk membersihkan diri lalu istirahat, karena lusa mereka harus perform disini.

Kali ini pembagian kamar sedikit berbeda, Gilang tidur dengan Fiki, Fenly dengan Fajri, Shandy dengan Ricky dan Farhan dengan zweitson.

"Assalamualaikum"

"Shalom"

Fajri duduk disisi ranjang, perjalanan cukup melelahkan tadi ia sempat tidur dimobil namun rasanya tidak cukup, akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan tidurnya setelah membersihkan diri.

Sementara disisi lain, Shandy duduk sendirian di balkon kamarnya,- sedangkan Ricky sedang membersihkan diri di kamar mandi.

Netranya menatap kolam tak minat, dirinya disana tapi tidak dengan hati dan pikirannya.

Shandy belum mendengarkan jawaban Tamara atas pertanyaannya waktu itu.

Ia sendiri melihat bahwa Tamara berkaca-kaca ditempat duduknya, saat itu juga Shandy berharap Tamara menjawab "iya" atas pertanyaannya.

Bertahun-tahun ia mempersiapkan itu semua, namun sayang belum sempat Tamara berbicara Tuhan sudah mengajaknya pulang.

Shandy masih ingat betul perjuangannya membuat surprise untuk Tamara, bahkan ia harus meminta izin pada rektor dan presiden kampus demi mendapatkan izin untuk melamar Tamara dicara wisudanya.

Ada pada saat satu malam saya berharap saya bisa kembali ke masa lalu, bukan untuk mengubah apa-apa. Hanya ingin merasakan beberapa hal dua kali -shandy.

He is mine '²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang