5. Cobaan hidup

12.7K 2.3K 561
                                    

Zul yang mulai frustasi karena cobaan hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zul yang mulai frustasi karena cobaan hidup



***


Setiap orang memiliki ketakutan dan setiap orang memiliki kelemahan. Tak terkecuali Zul. Tidak ada manusia yang sempurna. Untuk itu, jangan merasa insecure sendirian. Mari insecure bersama-sama.
Lah?
Ini bukan quotes bijak!

***

Akhirnya Zul memilih pulang. Itupun setelah ia mendapat jaminan kalau gajinya gak bakal dipotong. Lagian, mukanya udah pucat kaya vampir gak punya darah. Jadi Hafizh kasian. Nyatanya Zul memang sakit. Sambil bersandar di jendela mobil, Zul pegang keningnya lagi. Panas. Dia emang sakit. Sakit setres gara-gara mikirin kelakuan mertuanya. Padahal biasanya dia yang bikin orang lain setres. Kaya Hafizh contohnya.

Ternyata benar katanya, kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang selama ini kamu lakukan. Zul lupa membaca kalimat itu dimana, yang jelas sekarang ada bukti nyatanya. Yakni dirinya sendiri.

"Beneran gak ke rumah sakit aja, Mas? Atau ke apotek beli obat," saran sang sopir. Panggil aja namanya pak Rojak.

"Saya gak papa. Kita pulang aja," jawab Zul.

Mobil pun terus melaju menuju rumah. Sekitar sepuluh menit Zul sampai. Ia turun dari kendaraannya dan berjalan menuju pintu rumah yang tertutup. Ia mengulum senyum, barusan membayangkan wajah Zulfa membuatnya bahagia.

Namun tidak sampai pintu terbuka. Keduanya Zul dorong bersama. Kemudian ia dibuat mematung di tempatnya. Matanya mengerjap-ngerjap. Ia kucek sebentar untuk memastikan apa yang ia lihat di depan matanya ini. Apa karena demam ia jadi kacau? Apa dirinya jadi linglung? Atau... Ini pekerjaan Immanuel?

Tapi, singa?

Untuk apa Immanuel membeli patung singa dan meletakkan di rumahnya? Dan kenapa juga harus di letakkan tepat di depan pintu? Bikin kaget saja.

Zul mencebik sebentar, lalu berjalan mendekati kucing besar yang terduduk tiga langkah jauhnya dari pintu masuk. Apa coba maksud Immanuel menaruhnya di sini? Baru saja ditinggal dua jam, mertuanya itu sudah berulah. Gimana Zul gak sakit coba?

Hingga kemudian mata Zul membelalak melihat sesuatu yang mengalung di leher patung singa betina itu. What the... Apa itu kalung berlian? Sangat berkilau. Tapi... Mana mungkin sebuah patung diberi kalung berlian. Bahasa kampungnya mah ngundang maling. Zul juga rela jadi malingnya. Tapi harus mikir ribuan kali kalau mau maling si Immanuel.

Tangan Zul terulur untuk menyentuh kepala dari patung singa itu. Namun... Tanpa dia duga, kepala patung itu malah bergerak melihat tangannya. Masih berpikir secara logis, mungkin saja patung ini ada sistem sensornya.

Zul [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang