4. Tiga Zul?

12.3K 2.3K 875
                                    

Hari ini adalah hari yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang indah. Lebih tepatnya dimulai dari semalam. Jadi, di subuh yang masih gelap saat matanya tertutup kembali, dengan rambutnya yang acak-acakan, Zul masih setia senyum-senyum sendiri di atas tempat tidurnya. Senyumnya lebar. Kalau kata Zulfa—yang orangnya lagi di kamar mandi, senyum Zul kaya joker. Tapi versi ganteng.

"Maaas, handuk dimanaaa?"

Kedua mata yang tadi terpejam itu langsung terbuka lebar. Bahkan ia langsung terduduk sejak Zulfa berteriak memanggilnya. Handuk. Handuk. Lah, iyah. Tadi sore dijemur di balkon belum diangkat.

"Bentaaar."

"Cepetaaan."

"Iya iya."

Secepat kilat Zul berlari ke arah balkon untuk mengambil handuk di jemuran. Lalu bergegas menuju pintu kamar mandi dan mengetuknya.

"Nih."

Pintu terbuka sedikit. Hanya sedikit. Cuma tangannya doang yang keluar.

"Sini cepet!"

Sambil tertawa, Zul memberikannya. Masih aja malu-malu, bantinnya.

"Buat apa sih handuknya? Kan ada bathrobe itu di dalem."

Zulfa menjawab pertanyaan itu setelah keluar. "Buat rambut."

Dan jelas terlihat kalau Zulfa memang membungkus rambutnya. Menggulung-gulung ke atas nampak seperti kotoran bebek. Zul, gak ada isitilah yang lebih baik apa? Yaudah, pokoknya terserah Zul.

"Mandi sana, Mas. Bentar lagi azan subuh."

"Siap, Nyonya."

Zulfa mengulum senyumnya mendengar jawaban itu.

"Oh iya, hari ini udah mulai masuk kerja, yah?"

Zul mengangguk. "Kalau kamu mau kita berangkat honeymoon, aku bisa cuti lagi."

"Gak boleh gitu, Mas. Gak enak loh sama Pak Hafizh."

"Malahan dia yang nyuruh aku cuti sebulan. Aku sampe curiga kalau sebenernya dia mau pecat aku dengan cara halus."

"Memang Mas salah apa sampe harus dipecat?"

Salah apa? Mwehehe, salah Zul banyak jadi gak kehitung. Katakanlah kalau Zul sering nyindir Hafizh, sering ngata-ngatain Hafizh, sering ghibahin Hafizh, sering juga pengen nyekek Hafizh. Hmm entah apa lagi yang jelas dia emang sekretaris gak ada akhlak. Mungkin ada yang mau nambahin?

"Aku mah gak pernah salah."

APA KATANYA?

Oke, ZUL PENDUSTA.

"Lagipula, kita belum bisa honeymoon kalau Mas belum bisa menangin hati abi. Aku gak bisa bayangin nanti ada berapa orang yang ngikutin kita kalau beneran pergi ke luar kota atau ke luar negeri. Di rumah sendiri aja penjagaannya begini."

Zul [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang