14. Misi Zul

8K 1.8K 406
                                    

Alhamdulillaaaaaah, akhirnya Zulfan kembali 🤣

Siapa nih yang udah nunggu-nunggu?

Coba sini absen nama kota duluuu!

Cilegon hadir ✌

2.300++ kata. Selamat membaca ❤

🐊🐊🐊




"Oh iya, Mas."

Zul mengangkat kepalanya masih sambil mengunyah dan menatap bertanya pada sang istri.

"Besok sore diundang sama tetangga ke rumahnya. Ada acara syukuran."

"Syukuran apa?"

"Syukuran rumah. Dia tetangga baru. Namanya Bu Reya. Orangnya baiiiik banget loh, Mas."

Seketika Zul mengerutkan alisnya. Jiwa kenegatifannya muncul. "Gimana bisa dibilang baiiiik banget kalo kamu aja baru kenal, Sayang?" tanyanya kurang mengerti, tak lupa ia meniru gaya bicara Zulfa pada bagian baiiiikk banget.

"Orangnya ramah. Udah gitu, dia bawain kue ke rumah-rumah tetangga sambil perkenalin diri dan besok ngundang ke rumahnya. Dan ngomong-ngomong, waktu kali pertama pindah kita gak sempet kaya gitu."

"Rumah ini udah dibuat syukurannya sebelum kita pindah. Jadi kita gak usah begitu-begitu. Aku gak suka liat di rumah ada banyak orang," kata Zul, berkata jujur seperti kebiasaannya.

Zulfa pun paham.

Melihat Zulfa tidak berbicara lagi, Zul kembali melahap makanannya. Badannya semakin terasa ngilu semua. Tapi betapa baiknya Zul, meski Immanuel yang sudah melakukan hal itu, saat ini dirinya masih sempat mengkhawatirkan ayah mertuanya. Ini perihal kisah yang Immanuel ceritakan tadi siang. Mengenai kematian istrinya, juga membayangkan dia mendidik anaknya seorang diri. Dan sekarang, putrinya ada di sini, bersamanya, Immanuel pasti sangat kesepian meski dia tidak pernah menyinggung rasa kesepiannya itu. Jadi sekarang Zul mengerti mengapa Immanuel selalu merecokinya dengan Zulfa.

Itu karena Immanuel merasa kesepian.

"Sayang."

"Hm?"

Zul ingin bicara serius. Ia pinggirkan piring bekas makannya yang sudah tidak berisi. Lalu tangannya bersidekap di atas meja sementara tatapannya lurus ke arah Zulfa.

"Menurut kamu, gimana kalau abi menikah lagi?"

"Ya gak papa. Asal calon istrinya baik dan bisa terima abi apa adanya seperti umi. Aku kan juga udah pernah minta abi cari istri. Tapi keliatannya abi gak minat."

"Tapi aku pikir, abi bukannya gak minat. Dia cuma gak tau caranya PDKT."

Zulfa mengerjap, berpikir sejenak dan hatinya membetulkan itu. Zul sendiri bukan tanpa alasan berkata seperti itu. Pasalnya, dari cerita Immanuel, dia menikah muda bukan melalui jalan yang manis. Melainkan awalnya dengan paksaan.

"Bener juga."

"Nah, karena itu, kayaknya kita harus ikut andil."

"Maksudnya kita jodohin abi?"

"Aku gak berani ngomong kaya gitu. Bisa digorok aku nanti sama dia. Ya intinya bantu kenalin abi sama perempuan."

"Hmmm, boleh-boleh. Eh, kok Mas tiba-tiba ngomongin ini? Emangnya abi cerita apa?"

Zul tersenyum sebelum menjawab, "Bukan apa-apa." Sambil melanjutkan di dalam hati, aku cuma mau cari cara supaya bapak kamu itu gak ngerecokin kita lagi. 😈

Oke, jadi sekarang misi Zul adalah... Mencari jodoh untuk mertua.

Kurang berbakti apa coba Zul sebagai menantu. Huh.

Zul [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang