Part 1. Romantis ala duo Zul

14.4K 2.7K 729
                                    

Alhamdulillah update part 1
Jangan lupa ekspresikan diri kalian lewat komentar yah. Buat lapak ini serame mungkin biar aku semangat ngetik 🔥

1500+ kata
Selamat membaca ✨

***






"Saya Zulfan."

"Saya Zulfa."

"Kalian... Kembar?"

"NO."

"NO."

Bapak satpam gendut penjaga komplek itu sampai mengelus dada karena bantahan kedua orang di depannya ini sangat mengagetkan. Untung gak punya riwayat penyakit jantung.

"Kenapa sih kita selalu dikira kembar?" si wanita bertanya-tanya.

"Mungkin karena nama kita," jawab si pria.

"Enggak. Muka kalian emang agak sama."

Lalu kedua orang itu menatap orang ketiga yang baru saja buka suara. Selang sedetik kemudian mereka saling tatap dan tersenyum.

Horor. Itu yang penjaga komplek lihat. Apa coba maksudnya saling lempar senyum tanpa ngomong apa-apa? Fix, mereka orang gila. Tapi patut diragukan juga. Untuk apa orang gila manjat pagar rumah orang coba?

"Jadi, kalian ini maling apa orang gila?"

"What the..." si pria yang tidak terima pun berdiri dari duduknya seraya berkacak pinggang.

"Pak Budiman," ucapnya, menyebut nama bapak satpam gendut di depannya. "Kita ini bukan maling, apalagi orang gila. Mana ada orang gila ganteng begini."

Zul mendapati ujung kemejanya ditarik oleh wanita yang masih duduk anggun di tempatnya itu. Ia menoleh hanya untuk mendengar Zulfa berkata, "Aku gak ganteng loh, Mas."

Zul pun dengan segera meralat apa yang tadi ia ucapkan. "Mana ada orang gila ganteng dan cantik kaya gini." Kemudian tersenyum ke arah Zulfa yang mengacungkan ibu jari kepadanya.

Pak Budiman semakin yakin kalau mereka adalah maling profesional. Karena dari tadi mainnya kode-kodean. Kaya agen intelegen di film-film.

"Duduk dulu!" pintanya kepada Zulfan. Bukannya apa, kalau Zulfan berdiri, hilang sudah martabat tinggi tubuhnya yang hanya sepundak pria itu. Padahal, Pak Budiman lulus standar ketinggian saat melamar jadi satpam. Jadi bukan dia yang pendek, tapi pemuda di depannya yang ketinggian.

"Kalau kalian bukan orang gila, berarti kalian maling. Iya?"

Zulfa yang sudah capek lahir batin ngurusin salah paham yang gak kelar-kelar akhirnya memilih untuk menonton televisi yang menyala. Ternyata Pak Budiman suka nonton film yang soundtracknya ku menangiiiisss... Persis seperti yang ingin Zulfa lakukan sekarang. Rasanya ingin menangis saja karena situasi aneh ini. Seumur-umur, baru kali ini ia dikira maling dan orang gila. Kalau saja ayahnya tahu, Pak Budiman pasti tinggal nama.

"Atas dasar apa Bapak nuduh kita maling?"

"Kalian kan udah kegerebek sama warga komplek lagi naik pager. Itu namanya apa kalau bukan maling?"

Mereka sibuk berdebat. Zulfa sendiri sudah hanyut dalam dunia istri-istri yang selalu terdzolimi di tv.

"Itu rumah kita. Ngapain kita maling rumah sendiri."

"Ckckck, Mas. Perumahan ini tuh, yang punya orang-orang elit. Yang pakeannya jas sama dress mahal, barang-barangnya brended, mobilnya banyak, mahal-mahal lagi. Jadi..." Pak Budiman meneliti setiap inci pakaian yang dua sejoli di depannya kenakan. "Mas sama Mbak yang bajunya ala kadarnya ini, dan kendaraannya gak lebih keren dari saya itu, jangan mimpi di siang bolong."

Zul [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang