[SEBAGIAN BAB YANG BELUM AKU REVISI, AKU UNPUBLIS DULU UNTUK SEMENTARA] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI]
Ini tentang Callysta Akeyla Anindita dibalik wajah cantiknya, menutup rapat banyak rahasia.
Dimulai dari saat ia pindah ke sekolah SMA Kencana, ia m...
Akeyla melempar kunci motornya ke sembarang arah dan duduk di sofa panjang yang ada di kamar. Mata dengan netra coklat lekat menatap langit-langit kamar, lalu menoleh pada sebuah foto polaroid yang tergantung rapi pada tembok kamar berwarna putih.
"Miss our togetherness!"
Dulu ia selalu bahagia dengan sahabat-sahabat di sisinya tapi kini dia sendiri. Keputusan berat yang harus ia ambil walaupun sebenarnya sulit.
Ia bangkit, baru saja melangkah satu notif masuk kedalam ponsel miliknya. Keyla menatap nya sebentar lalu membuka pesan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pesan itu berasal dari anak perempuan yang tadi sempat ia tolong, sebenarnya ia tidak mau memberikan nomor telponnya tapi gadis itu terus memaksa.
Ia hanya membaca tanpa membalas, selagi tidak ada hal yang penting tidak apa kan?
••••
Keyla yang sudah rapi dengan seragam nya bergegas menuruni anak tangga. Berjalan ke arah meja makan dan menghabiskan segelas susu yang kini berada ditangan kanannya. Hari ini dia tidak berniat untuk sarapan karena Bagas dan Griselda sudah sejak subuh pergi ke luar kota untuk pekerjaan.
Hal yang biasa, orang tua nya adalah pebisnis besar setiap hari nya akan sibuk dengan segala hiruk pikuk pekerjaan.
"Non gak mau sarapan?" suara itu berasal dari Mbok Tin yang baru datang dari arah dapur dengan membawa sepiring buah yang sudah dipotong.
"Gak deh Mbok, nanti Keyla sarapan di sekolah aja."
"Yasudah, mau dibawain buah potongnya?" tanya Mbok Tin
"Gak usah Mbok, makasih." Tolaknya dengan cepat
"Keyla berangkat," pamit Keyla tak lupa tersenyum kearah wanita paruh baya yang sudah ada sejak ia kecil.
Motor sport hitam kesayangan sudah terparkir dengan sempurna di halaman rumah. Menaiki kuda besi itu dan melesat dengan cepat menuju ke sekolahnya.
Jalan menuju sekolah tidak terlalu jauh, hanya menempuh sekitar 20 menit perjalanan. Dengan kecepatan tinggi, Keyla melajukan nya. Membuat ia sampai ke sekolah hanya dalam waktu 10 menit.
Di area parkir terlihat ramai, siswa lebih mendominasi disini. Hanya sekedar duduk sambil menunggu bel masuk berbunyi.
"Gila! Keren banget," puji salah satu siswa yang duduk diatas motornya.
"Keren darimana? Mata Lo buta," sinis Davit yang melihat Keyla datang dengan mengendarai motor.
"Lo kali Vit, jelas-jelas tu cewek kece abis." Davit yang malas mendengar pujian untuk Keyla langsung pergi meninggalkan area parkir.