•••
Rafa melirik kearah Keyla yang tengah memandang rerumputan hijau yang membentang, senyumnya terukir indah.
"Kenapa?" tanya Keyla, ia menoleh saat merasa Rafa sedang memperhatikan dirinya. Senyumnya juga tidak dapat tertahan, kedua sudut bibirnya tertarik.
"Tuhan nyiptain Lo pas lagi bahagia ya, Key?" ucap Rafa. "Terimakasih udah mau sama-sama berjuang," sambungnya.
Keyla menahan senyumnya, pipinya bersemu merah saat ini, namun ia berusaha meredakan detak jantung yang terpacu dengan cepat.
"Gue boleh ajak Lo keliling gak? Gue pengen nyiptain hal-hal indah sama Lo, kalo Lo berkenan. Gue gak maksa, Key,"
"Boleh, ayo!" Keyla berdiri, di ikuti dengan Rafa.
Rafa memakai helm full face miliknya, begitu juga dengan Keyla, Rafa menoleh kearah gadis itu sebentar, lalu merapihkan beberapa rambut yang masih terlihat menutup wajahnya.
Di sepanjang jalan udara segar langsung menerpa wajah mereka dari sela helm, serta banyak burung yang bertebaran di langit biru yang indah.
"Udara dipenuhi dengan burung-burung cantik," kata Keyla sembari melihat banyak burung yang berterbangan.
Diam-diam Rafa tersenyum dari balik helm, memperhatikan wajah Keyla yang terkena terpaan angin. Lalu kembali fokus pada jalanan, matanya teralih pada pedagang tua yang membawa banyak balon.
Tiba-tiba Rafa memberhentikan motornya, Keyla menatapnya bertanya. Laki-laki itu turun tanpa bersuara, membuat Keyla bingung.
"Permisi Pak, satu balonnya berapa?" tanya Rafa, pria tua itu bangkit sambil mengelap keringat yang membasahi wajahnya.
"Biasanya sepuluh ribu, tapi karena belum ada yang laku saya kasih lima ribu aja, hitung-hitung sebagai pelaris," jawab Pria dengan topi abu-abu di kepalanya.
"Boleh deh Pak, sepuluh." Bapak itu sedikit terkejut, usahanya tidak mengkhianati hasil. Sejak tadi pagi dagangannya belum satupun terjual.
"Saya diskon deh, karena adek ambil banyak," ujar bapak itu bersemangat.
"Makasih loh pak, udah baik,"
Bapak itu memberikan sepuluh balon kepada Rafa, laki-laki mengambil dengan tersenyum.
"Buat siapa, dek? Pacarnya, ya?"
Rafa tersenyum sambil mengeluarkan tiga lembar uang bewarna merah, "baru calon pak," Rafa mengambil balon itu, dan menyerahkan uang yang tadi ia pegang.
"Ini kebanyakan dek," bapak itu hendak mengembalikan uang yang ia pegang, namun Rafa dengan cepat menyanggahnya.
"Rezeki bapak, doain ya pak semoga hubungan saya selalu baik," kata Rafa, bapak itu tersenyum tulus memandang remaja yang ada di depannya ini, membawa ia ke masa mudanya dulu.
"Terimakasih, bapak selalu berdoa, semoga tuhan dan semesta selalu mendukung kalian, ya."
Rafa pergi dan kembali menghampiri Keyla, keningnya mengerinyit. "Buat apa?" tanya Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeyla [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[SEBAGIAN BAB YANG BELUM AKU REVISI, AKU UNPUBLIS DULU UNTUK SEMENTARA] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] Ini tentang Callysta Akeyla Anindita dibalik wajah cantiknya, menutup rapat banyak rahasia. Dimulai dari saat ia pindah ke sekolah SMA Kencana, ia m...