Akeyla 41

5.2K 342 299
                                    

•••

Bagas menoleh saat suara langkah sepatu menuruni anak tangga, itu putrinya yang berjalan kearahnya sambil membenarkan perban yang masih membalut luka ditangannya.

"Gak izin dulu?" tanya Bagas.

Keyla menggeleng pelan, lalu duduk disamping Papanya. "Enggak Pa, lagian ini gak parah," jawabnya.

Keyla meminum air putih yang berada dimeja menggunakan tangan kiri, Bagas hanya memperhatikan.

"Makan," kata Bagas dengan mengarahkan sesendok nasi kearah mulut Keyla, gadis itupun menerimanya.

"Mama kapan pulang?"

"Besok,"

Bagas terus menyuapkan hingga nasi yang tadi ia ambil untuknya, kini habis. Walaupun waktu terus berjalan, Bagas masih terus beranggapan kalau Keyla masihlah putri kecilnya yang manja walau diluar sana perempuan itu telah menjelma menjadi pelindung bagi setiap orang.

"Hari ini, Papa yang anter," kata Bagas, membuat Keyla langsung menoleh dan melebarkan kedua matanya.

"Gak usah, Keyla bisa baw──"

"── Papa gak menerima penolakan," putus Bagas seraya menyuapkan sendokan terkahir kedalam mulut Keyla membuatnya Pasrah.

Keyla kembali mengambil segelas air putih dan meminumnya hingga tandas, Bagas juga sudah terlebih dahulu pergi keluar.

Hidup yang begitu sempurna, didampingi kedua orang tua yang selalu menyayangi tanpa batas.

Keyla masuk kedalam mobil, disana sudah ada Papanya. Disepanjang perjalanan Bagas terus bercerita banyak hal, bagi Bagas walaupun ia selalu sibuk tapi putrinya harus terus mendapatkan tempat untuk bercerita.

"Nanti Papa jemput," kata Bagas saat ini memberhentikan mobilnya didepan gerbang sekolah.

"Iya Pa," kata Keyla, tapi baru hendak turun, satu motor sport melewatinya.

Keyla diam sebentar, memandangnya. Laki-laki yang belakangan ini cukup dekat dengannya. Membonceng perempuan itu lagi?

"Yaudah, Keyla masuk dulu ya Pa," pamit Keyla lalu turun dari mobil.

Masuk kedalam sekolah, tanpa memperhatikan sekitar. Tanpa ia sadari dari arah parkiran seseorang melihat Keyla berjalan memasuki area sekolah.

"Gue ke kelas dulu," kata Rafa setelah meletakan helm hitam itu keatas motor.

"Eh── iya, makasih Raf," ucap Ririn.

Rafa langsung mengejar Keyla, namun yang ia dapati adalah Fajar yang sedang menahan kedua bahu gadis itu membuatnya berhenti dan hanya memperhatikan keduanya. Lalu ia merubah niatnya, tidak jadi menjumpai Keyla.

"Gue cemburu?" gumam Rafa yang terus berjalan dengan berbagai pertanyaan yang sedari tadi berputar di kepalanya

••••

"Tangan Lo, kenapa?" tanya Sherein yang baru saja datang, dan duduk di bangkunya. Ia memperhatikan tangan Keyla yang terbalut dengan perban putih, sedikit ngilu melihatnya.

"Gak kenapa-napa," jawab Keyla yang masih setia dengan ponsel dihadapannya tanpa memperhatikan Sherein.

"Berantem?" mata Sherein menelisik kedalam, membuat Keyla beralih menatapnya.

"Iya," membuat Keyla langsung mengangguk, menjawab pertanyaan Sherein.

Keduanya kembali diam, tanpa sengaja dua orang melewati kelasnya sambil mengobrol. Membuat atensi mereka berdua mendongak kearah sumber suara itu, Sherein seketika menoleh kearah Keyla, memperhatikan raut wajahnya.

Akeyla [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang