Akeyla 14

8.6K 559 174
                                    


•••


Masih dalam suasana istirahat, kumpulan banyak murid masih terlihat di depan ruangan yang sangat mereka hindari, apalagi jika bukan ruang BK.

Suasana masih panas, apalagi Aurora yang semakin sengit dan terus mencari pembelaan. Mendengar perkataan Bram, Keyla terdiam sebentar lalu tertawa membuat mereka semua bertanya, apakah ada hal yang lucu?

"Keyla," suara Bu Anita menghentikan tawanya, lalu diam seperti tidak terjadi apa-apa, sungguh tidak bisa di tebak.

"Ini kedua kali nya kamu masuk BK dan kasusnya sama dengan orang yang sama juga Keyla," Bu Nita menghela nafas pelan.

"Apakah anda akan mengeluarkan yang jelas-jelas tidak bersalah?" tanya Keyla mengubah bahasa nya menjadi Formal, Rafa diam-diam mengamati.

"Kamu telah menampar Aurora, perbuatan yang tidak terpuji Keyla!" Bu Nita berbicara dengan tegas, itu bukan hal yang patut di lakukan oleh seorang siswi.

"Bu, tapi bukan Keyla yang salah disini. Davit sama Aurora yang mulai duluan, banyak saksinya," jelas Rafa tak terima Keyla dipojokkan, ia tau Keyla hanya membalas untuk membela diri.

"Pokoknya saya tidak terima, sekarang siswi ini harus keluar!" Bram berbicara dengan nada yang tinggi.

"Yakin anda bisa mengeluarkan saya?" tanya Keyla, menatap Bram tanpa takut, bahkan ia berani beradu tatap tanpa mengalihkan pandangan, sungguh satu keberanian yang jarang orang bisa, lagi-lagi membuat Rafa tertarik.

"Saya salah satu donatur besar disini, saya punya hak!" bentak Bram membuat Keyla kembali tertawa.

Keyla berjalan keluar, saat berada di ambang pintu, ia menunjuk beberapa murid.

"Masuk," titah Keyla, beberapa murid masuk menuruti apa yang baru saja Keyla perintahkan.

"Apa ini Keyla?" tanya Bu Nita, merasa heran.

"Mereka semua adalah korban bully dari Aurora dan Davit, ini hanya beberapa dari sebagian orang yang di sakiti fisik, bahkan mental mereka menjadi terganggu akibat ulah kedua anak donatur yang merasa paling berkuasa disekolah ini!" ungkap Keyla membuat Aurora dan Davit terkejut, ah tapi rasanya masih aman selagi tidak ada bukti tentang perilaku mereka.

Aurora yang panik mencoba mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. "Fitnah! Gue gak pernah ngebully siapapun!" pembelaan itu lagi-lagi keluar dari mulut Aurora.

"Apa benar apa yang di katakan Keyla?" Bu Nita menghampiri beberapa murid yang berdiri di depannya.

"Jujur aja, kalian aman kok," kata Keyla meyakinkan mereka

"Iya Bu, itu semua benar. Selama ini kami diam karena mereka selalu mengancam kami, mereka bilang kalo kami sampai melapor, kami bakal di keluarin dari sekolah." Ungkap siswi dengan name tag Rani.

"Gak ada bukti! Kalian pasti di suruh Keyla kan?" bentak Davit tidak terima atas pengakuan Rani.

"Bukti ya,"

Keyla mengeluarkan ponsel dari sakunya roknya, menunjukan beberapa video dimana Aurora dan Davit membully bahkan sampai bermain fisik kepada mereka. Davit dan Aurora diam, begitupun dengan Bram.

Semua video itu ia rekam dengan Small camera pen video recorder, kamera dengan bentuk pena yang selalu ia bawa di sakunya. Jika kalian ingat, saat pertama kali menolong Keisha, Keyla membenarkan posisi pena di sakunya. Dan juga dengan benda hitam yang ada di toilet dekat vas bunga, kamera mini SQ 8 DV. Gadis itu sudah mempersiapkan semuanya secara rinci, hingga bisa membuat Aurora dan Davit diam.

Akeyla [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang