Akeyla 39

5K 340 204
                                        

•••

Vian berlari sambil memasang dasi dilehernya, perutnya terasa sangat lapar, matanya masih ingin terpejam, apalagi sekarang Gibran sudah menunggunya didepan.

"Laper banget cuk," omelnya sambil terus memasang dasi tanpa memperhatikan jalan.

Hari ini ia mungkin akan terlambat jika dalam 10 menit tidak sampai ke sekolah, ia menggerutuki dirinya sendiri. Tadi malam ia pulang jam tiga pagi, biasa nongkrong sampai lupa pulang.

"Bun! Vian berangkat," pekik laki-laki yang kini berada diruang makan.

Matanya memicing melihat kotak bekal yang ada diatas meja, dan juga air minum dengan botol minum berbentuk Frozen. Dengan gesit ia mengambilnya, dan langsung berlarian keluar.

"Woi, ayo!" teriak Vian yang berlari keluar dari dalam rumah, membuat Gibran sedikit terkejut apalagi melihat kotak bekal dengan motif Barbie berwarna pink ditangannya.

"Ngapain Lo bawain kotak bekal, barbie pula," tanya Gibran.

Vian langsung meloncat ke jok belakang, hampir saja membuat mereka jatuh jika Gibran tidak menahannya dengan benar.

"Ayo buruan, sebelum bunda manggil gue!"

"VIAN!" suara teriakan itu menggema dari dalam rumah, membuat Vian menyuruh Gibran agar segera melajukan motornya.

Gibran langsung melesat dengan cepat, meninggalkan pekarangan rumah Vian.

"Jangan bilang Lo ngambil bekal punya adek Lo?" tanya Gibran, sedangkan Vian hanya menyengir kuda.

"Demi apapun Gue laper banget anjir," gumam Vian

Motor Gibran berhenti diantara pengendara lainnya. "Yaelah, pakai acara lampu merah segala! Gue udah laper ini," oceh Vian.

Ia membuka bekalnya, dan langsung melahap tanpa menghiraukan orang-orang disekitar yang kini tengah memperhatikan dua pelajar dengan seragam putih abu itu.

"Lo mau gak, Gib?" tanya Vian dengan nasi yang kini ada di mulutnya.

"Dek, kalo makan mah jangan dijalan dong," ucap Ibu-ibu dengan motor beat merah disebelah mereka.

"Iya Bu, maaf ya. Udah gak ketahan lagi ini, takutnya nanti saya malah pingsan kalo gak makan sekarang," jawab Vian jujur, sedari tadi pedih diperutnya sangat terasa.

"Gib, mau kagak? Sini gue suapin!" kata Vian, membuat Gibran menoleh kebelakang.

"Gila Lo! Jadi pusat perhatian nih," ucap Gibran membuat Vian mengedarkan pandangannya.

Sedangkan dibelakang, seseorang memperhatikan mereka dari balik helm full face lalu tersenyum melihat tingkah Vian.

"Ada-ada aja tingkahnya,"

••••

Dua motor sport itu secara bersamaan masuk kedalam area sekolah, siapa lagi jika bukan ketiga orang yang secara bersamaan ada di lampu merah tadi.

"Jodoh keknya, nyampenya bisa barengan gini," celetuk Vian yang baru turun dari motor masih menenteng kotak bekal pink itu.

"Dah habis tu bekel?" tanya Keyla tanpa memperhatikan Vian yang berdiri didepan motornya.

Vian sontak melihat kearah tangan, langsung memasukannya kedalam tas secara tergesa-gesa membuat botol minum yang berada di saku kiri tas jatuh kelantai.

"Selain kotak bekal Barbie Lo juga suka botol minum Frozen?" tanya Keyla yang tengah merapihkan anak rambut.

"Eh! Punya adek gue ini, kebawa tadi," elak Vian membuat Gibran berbicara dengan Keyla tanpa suara.

Akeyla [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang