•••
"Siniin tu duit!"
"Jangan sampe gue main kasar, ya!" suara anak muda itu meninggi, membuat laki-laki paru baya itu diam tak melawan
"Tolong jangan ambil nak, itu uang satu-satunya yang saya dapat hari ini." Ucap nya pelan
"GAK PEDULI!"
Daripada melawan dan berakhir sia-sia, laki-laki itu menatap sendu uang bewarna biru di tangan orang di depan nya itu.
"Balikin!" Suara dingin itu, terasa menusuk
"Siapa Lo?" tanya nya dengan angkuh
"Balikin, dia yang tua aja kerja."
"Sedangkan Lo," Keyla menggantung ucapannya, mata nya bergerak dari atas kebawah
"Fisik sehat, masih muda tapi malakin orang yang aturan Lo kasihi?"
"Gak usah ikut campur, bukan urusan Lo!" Nada nya terdengar naik satu oktaf
"WOI!"
Suara pri itu terdengar sangat marah, satu tendangan tepat mengenai tulang kaki nya.
Tak hanya di situ, gadis itu kembali memberikan Bogeman tepat di wajah kanan pria itu.
"Sudah nak," ujar Kakek, memegangi lengan Keyla yang hendak memukul kembali wajah pria itu
"Ampun, ampun!"
"Minta maaf sama kakek ini!" Bentak nya terlihat menahan emosinya
Pria itu langsung menghampiri kakek yang tadi ia bentak, dan mengembalikan uang yang berada di saku nya.
"Maafin saya kek, saya janji gak bakal ngelakuin hal yang sama lagi." kata nya tergesa-gesa
Setelah mengucapkan kata maaf, pria itu langsung berlari pergi meninggalkan Keyla dan Kakek yang masih berdiri disana
"Kakek gakpapa, kan?" tanya Keyla, senyuman kecil itu membuat hati Keyla menghangat
"Terimakasih ya, kamu mau minum dulu?" Kakek kembali bertanya, sambil mengajak Keyla duduk di pinggir jalan dekat dagangan nya
"Boleh Kek,"
Mereka berdua duduk bersebelahan, Keyla meminum sebotol air mineral yang kakek berikan
"Tiap malem, keliling Kek?"
Keyla memperhatikan gerobak usang yang ada didepan nya, ia selalu bersyukur terlahir dengan materi yang berkecukupan.
"Iya Nak, kalo saya gak jualan nanti gak bisa makan." Kakek itu masih tersenyum, senyum orang yang benar-benar tulus.
"Kakek gak punya anak?" Ada rasa sedikit tidak enak di hati Keyla, karena menanyakan hal yang bersifat pribadi
"Tidak punya, saya hanya hidup berdua dengan istri."
Suara derum motor berhenti di depan mereka berdua, laki-laki itu melepas helm yang ia pakai lalu turun menghampiri mereka berdua
"Key," sapa nya
"Ngapain Raf?" tanya Keyla
Rafa berdiri di depan mereka, "Gue gak sengaja liat Lo disini, makanya gue berhenti."
"Lo ngapain?" tanya Rafa
"Gakpapa, ini lagi ngobrol aja."
"Oh iya Kek, sebelum nya kenalin saya Keyla dan ini teman saya, Rafa."
Rafa menghampiri kakek itu, menyambut tangan nya dan mencium punggung tangan yang terlihat sudah penuh kerutan.
"Kalian anak baik, semoga tuhan selalu melindungi kalian." Ucapan itu terdengar sangat tulus
"Aamiin,"
"Kek, boleh saya antar? Saya ingin berkenalan dengan nenek," pinta Keyla
"Boleh, ayo! Rumah saya tidak jauh dari sini,"
"Gue ikut, boleh?" tanya Rafa
"Boleh,"
Rafa melihat semua nya, gadis baik dan tulus. Membela kebenaran, membela yang lemah saat yang kuat hendak melukainya. Tapi tidak semua, Rafa hanya melihat saat preman itu meminta maaf, tidak melihat saat Keyla menghajar pria yang memalak kakek itu.
••••
"Astaghfirullah, pelan-pelan! Bisa robek tu buku tugas gue," keluh Sherein saat Satrio dan Akbar berebut dengan buku nya yang ada di atas meja"Lo si Bar, bagi dua napa. Kan gue yang minjem tadi,"
"Ini bisa barengan elah, Lo tu yang narik ni buku dari tadi." Balas Akbar, tidak terima
"Nih, pake buku gue." Keyla menyodorkan buku nya ke arah Akbar
Dengan senang hati, Akbar mengambil buku itu.
"Jangan gitu, ni orang berdua malah makin bego ntar." Celetuk Lista yang sedari dari memperhatikan nya dari meja guru
"Yee, mereka berdua gak pelit kayak Lo kali."
"Gapapa Ta, soalnya ini yang terakhir gue kasih contekan." Ucapan Sherein membuat Akbar dan Satrio menoleh sedangkan Lista menahan tawa nya disana
"Jangan gitu dong, janji-janji abis ini gue belajar deh. Tapi bantuin, ya?" kata Satrio
"Oke, gue pegang omongan Lo."
"Bentar lagi bel, buruan nyalin nya!"
Keyla yang melihat raut wajah Sherein langsung peka, gadis itu seperti sedang tidak baik-baik saja.
"Kenapa?" tanya Keyla to the point
"Gue benci banget sama Darell," lirih nya
Keyla mengubah posisinya, jadi menghadap ke Sherein. "Lo tu sayang sama dia, tapi pas dia nembak kenapa gak lo terima?" tanya Keyla
Sherein menarikan nafasnya panjang lalu menghembuskan secara perlahan, lebih menenangkan suasana hatinya.
"Bukan nya nolak Key, waktu itu gue cuma gak mau kehilangan dia. Gue takut, kalo gua nerima dia trus putus pasti bakal asing dan kehilangan dia." jelas Sherein
"Tapi, saat gue udah mau nerima dia..." Sherein menggantung ucapannya
"Dia malah jadian sama Mei," sambung nya
"Kalo lo sayang, kejar!"
"Gue dah benci sama dia, dia lebih percaya sama ucapan Mei dibanding gue."
"Maksudnya?" Kening nya berkerut, masih bertanya
"Kemaren Mei nelpon gue pake hp nya Darell, dia ngomongin gua jalang. Gue kasih tau ini ke Darell, tapi dia malah marah ke gue."
Keyla mulai mengontrol emosi nya, Sherein kini sahabat nya. Siapa yang terima jika sahabat nya dihina, tapi di depan Sherein ia mencoba bersikap biasa saja.
"Lo gak aman, Mei!"
*****
Jangan lupa VOTE DAN KOMEN
Revisi : 05 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeyla [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[SEBAGIAN BAB YANG BELUM AKU REVISI, AKU UNPUBLIS DULU UNTUK SEMENTARA] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] Ini tentang Callysta Akeyla Anindita dibalik wajah cantiknya, menutup rapat banyak rahasia. Dimulai dari saat ia pindah ke sekolah SMA Kencana, ia m...