•••
Vian, Bima dan Dika berdiri diatas podium dengan sapu di tangan nya, membuat beberapa orang menonton apa yang sedang mereka lakukan itu.
"Ada satu cerita tentang sebuah rasa," Vian bernyanyi dengan sapu sebagai mic nya
"Yang muncul tiba-tiba hanya karna rasa suka," sahut Bima yang memegang sebuah pena sebagai mic nya juga
"Sa ni tara tau kalo de ni suka sa, akhirnya de pu pacar yang emosi sama sa." Tak mau kalah saing Dika juga ikut menyahut
"Jujur sa su bilang kalau sa ni tara tau,
sa juga tau diri tara mungkin sa mo ganggu." Vian semakin mengencang kan suaranya mengajak semua orang bernyanyi"De yang gatal gatal sa, de yang mati gila sa,
skarang ko emosi baru ko mo rancang sa!" beberapa murid ikut bernyanyi"Makanya, kalo ko cinta dia itu ko jaga
sekarang su terjadi baru ko ganas
ko bawa dia sudah biar ko puas," suara lembut Gibran menyapu pendengaran mereka semuaSekarang adalah jamsok, karena seluruh dewan guru rapat membuat murid bebas melakukan apapun asal tidak bolos, dan membuat onar disekolah.
Apa yang lebih baik dari jamkos? Berkumpul dan bersenang-senang dengan teman-teman yang akan menjadi cerita yang paling berkesan yang tidak akan dapat di ulang setelah mereka melepas seragam putih abu ini.
"Konser dadakan," ucap Sherein yang melihat Vian dan teman-teman yang lain asik bernyanyi ria dibawah terik matahari itu
Keyla pun memperhatikan mereka dari lantai dua sekolah nya, ada senyum kecil di wajah sana. Rasa nya bahagia sekali melihat teman-teman nya bernyanyi seperti tidak mempunyai masalah.
"Gue ke toilet bentar," kata Keyla
"Oke, jangan lama-lama!"
Setelah kepergian Keyla, Sherein masih diam di tempat memperhatikan aksi keseruan mereka
"Mana ni Keyla gak balik-balik," gumam nya menoleh ke kanan dan ke kiri tapi matanya malah tertuju pada sebuah benda hitam di lantai yang tak sengaja ia lihat
Sherein mengambil nya, sebuah kain berbentuk persegi dengan ukuran hampir seperti pas foto ukuran 3 x 4 dengan tulisan GI dan bunga gladiol setelahnya.
"GI?"
"Ini lambang Ghost Impression, tapi ini punya siapa?" Sherein langsung memasukan benda itu ke kantong baju nya
Sherein jelas tau tentang geng motor itu, bahkan dia mengetahui itu waktu masih tinggal di Bandung.
"Woi, ayo ke kelas!" Suara itu membuat Sherein terkejut, karena tiba-tiba saja datang saat pikiran nya sedang berada di benda yang baru saja ja temui
"Ngagetin aja si Lo!" kesal Sherein
"Santai bro,"
••••
"Sekolah kita di serang!" Teriak beberapa murid yang berlarian di koridor
Rafa yang mendengar itu langsung keluar dari kelas dan berlari ke luar.
"Kenapa?" tanya Rafa menghentikan satu murid
"Beberapa orang kek nya anak-anak dari SMA Bratayuda ada didepan dan ngelempar batu ke arah sekolah kita," jelas nya dengan ngos-ngosan
Rafa langsung berlari, alarm sekolah juga langsung berbunyi membuat para murid berlari ke arah aula sekolah.
"SELURUH MURID SEGERA MASUK KE DALAM AULA SEKARANG!" suara itu menggema ke segala penjuru sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeyla [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[SEBAGIAN BAB YANG BELUM AKU REVISI, AKU UNPUBLIS DULU UNTUK SEMENTARA] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] Ini tentang Callysta Akeyla Anindita dibalik wajah cantiknya, menutup rapat banyak rahasia. Dimulai dari saat ia pindah ke sekolah SMA Kencana, ia m...