•••
Suara deburan ombak kecil, beradu dengan angin yang tidak kencang. Suara kicauan burung menghiasi indra pendengaran.
Air terus bergerak pasang dan surut membasahi dua pasang kaki telanjang yang berada di atas pasir putih.
Keyla memejamkan matanya, merasakan segar nya angin yang menerpa dan dingin nya air yang setiap 15 detik membasahi kakinya
Rafa mengambil ponsel nya, lalu memotretnya secara diam-diam, setiap sudut bibir nya terangkat ia tersenyum.
"Key, liat deh langit di ujung sana biru banget." Tunjuk Rafa ke atas, ia pun perlahan membuka matanya dan mengikuti arah telunjuk Rafa.
Senyum nya merekah melihat langit yang sangat cantik diatas sana, dia sangat menyukai langit tapi kadang ia membencinya. Ia merindukan seseorang yang sudah berada diatas sana, kerinduan yang tidak bisa ia lepas.
Hanya sebentar senyuman itu terukir, tanpa sengaja satu butir air mata lolos dari matanya dengan cepat ia hapus.
"Gue lebih suka liat Lo senyum, jangan sedih ada gue."
Pikiran Rafa sedikit kacau, dan pasti akan ke pantai ini untuk melepaskan beban pikiran nya. Entah apa yang membuat ia mengajak Keyla ke sini.
Hari semakin sore, langit tidak sebiru tadi. Mereka masih duduk ditepi pantai.
Rafa berdiri, mengajak Keyla ikut berdiri. Ia mengambil segenggam pasir lalu melemparkannya ke arah Keyla.
"Ayo bales!" ucap Rafa mengejek, lalu berlari meninggalkan Keyla yang masih diam di tempat
Dengan senyum jahil, Keyla juga mengambil pasir yang ada di bawah pijakan nya. Ia mengejar Rafa, dan balas melempar segenggam pasir yang berada di tangan nya.
"SATU KOSONG!" pekik nya, dengan tertawa puas kearah Rafa
Terjadi lah aksi kejar-kejaran antara mereka berdua di tepi sana, puluhan jejak kaki yang tersapu oleh ombak sedikit menghilang.
"Udah-udah, gue capek."
Keyla duduk sambil mengatur nafas nya, disusul Rafa yang duduk disampingnya.
"KENA!" pekik Keyla, mengoles pasir ke pipi kiri Rafa. Keyla tertawa puas melihat wajah Rafa yang kotor akibat ulahnya, tawa yang membuat siapapun pasti akan terpana melihatnya
Raut wajah Rafa berubah menjadi serius, menatap Keyla dengan lekat. Semakin mendekat ke arah wajahnya, Keyla diam terpaku.
"Awas masuk mata," ucap Rafa mengusap pelan pasir yang ada di pelipis perempuan yang ada di depan nya
Desiran hangat menyapu hatinya, dua tahun terkahir dia tidak pernah tertawa lepas seperti ini. Tapi hari ini? Laki-laki ini mampu membuat tawa nya lepas, dan apa yang ia rasakan saat ini? Perasaan nya tidak karuan saat ini.
"Ini tempat kalo gue lagi ngerasa gak baik-baik aja, temen-temen gue gak ada yang tau tempat ini cuma Lo." Ungkap nya
"Kalo temen-temen Lo aja gak tau, kenapa Lo ajak gue?" tanya Keyla
"I don't know, but the beauty here suits you."
•••••
Langit hitam terlihat jelas di langit malam, terasa damai dan tenang. Rafa duduk dikursi pojok di markas ANKAIN, sedikit menjauh dari teman-teman nya.
Pikiran nya dipenuhi tawa seorang perempuan yang membuat hati nya tenang, kenapa tawa perempuan itu sangat candu? Ia ingin terus melihat nya, tapi apa daya gadis itu kebanyakan memasang wajah datar nya.
"Mikirin siapa Lo?" tanya Gibran yang baru datang dari arah dapur dengan sekaleng minuman soda
"Keyla?" sambung nya lagi
"Enggak," elak Rafa dan mengubah posisi duduknya
"Lo gak bisa bohong sama gue, sorot mata Lo selalu beda kalo lagi natap dia."
"Kita temanan bukan baru kemaren Raf, gue hapal! Tapi baguslah kalo Lo mau buka hati lagi,"
"Gue gak tau apa yang gue rasain, tap---"
"Junior lagi-lagi cari masalah sama kita!" kesal Vian sambil melempar kunci motornya
"Kenapa lagi tu orang?" tanya Gibran
"Biasa,"
"Biarin aja, orang kek dia bukan lawan buat kita." Sahut Rafa
"Kalo bukan anak baik, gue injek tu palaknya!"
"Alah, anak baik dari mana Lo?" timpal Seka yang berada di belakang tubuh Vian
"Anak baik lah, rajin menabung, gak toxic, gak suka tawuran, rajin sholat dan mengaji."
"Dan suka judi?" Gibran melempar kaleng minuman nya ke arah kotak sampah
"Mata Lo! Kapan-kapan gue main judi? Fitnah loh!"
"Seka saksinya," ucap Rafa
"Seka nih yang main judi, kalo gue enggak Cok!" Vian tidak terima saat mereka memojokkan nya
"Alasan aja Lo!" kata Gibran
"Gue balik duluan," Rafa berdiri dan mengambilnya jaket serta kunci motor yang tergeletak di atas meja.
Di sepanjang jalan, senyum itu tidak turun dari wajah di balik helm nya. Gadis dingin itu mampu menghangatkan hati nya?
******
Jangan lupa VOTE DAN KOMEN
Follow Instagram :
@tiaraamll__
@Akeyla.fnbseRevisi : 18 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeyla [TAHAP REVISI]
Novela Juvenil[SEBAGIAN BAB YANG BELUM AKU REVISI, AKU UNPUBLIS DULU UNTUK SEMENTARA] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] Ini tentang Callysta Akeyla Anindita dibalik wajah cantiknya, menutup rapat banyak rahasia. Dimulai dari saat ia pindah ke sekolah SMA Kencana, ia m...