•••
Di atas ranjang puskemas, Keyla perlahan membuka mata. Di samping ranjang, ada Sherein yang menemaninya.
"How? Have you felt good?" tanya Sherein masih mengelus punggung tangan teman nya itu
"Sedikit lebih baik,"
"Kata dokter, lo batuk darah karna syok selebihnya baik-baik aja." Kata Sherein
"Yang lain mana?" mata gadis itu memperhatikan sekitar tempat ia berada, tidak terlihat batang hidung teman-teman nya.
"Pada balik ke ketempat camping,"
Keyla mengubah posisinya, yang tadinya berbaring kini jadi bersandar di bantu oleh Sherein.
"Ayo balik, gue udah enakan."
"Yakin Lo?" Sherein bertanya masih dengan raut wajah khawatir, tapi Keyla malah merasa dirinya baik-baik saja tidak seperti orang baru saja tenggelam.
"Iya, ayok!" perempuan itu hendak turun dari ranjang, tapi Sherein menghalanginya dengan cepat
"Yakin nih? Lo baru aja tenggelam Keyla! Sampe batuk darah lagi, udah disini aja istirahat dulu." Jelas gadis yang memakai jepit di rambut kanan kiri nya
"Iya Rein, gue juga gak kenapa-napa kan?"
"Oke, tunggu lima belas menit. Gue telpon Vian, sekalian keluar bentar cari minum."
Sebelum pergi, Sherein berbalik dan menatap tajam Keyla yang masih duduk di tepi ranjang.
"Jangan kemana-mana!" kalimat penuh penekan itu terlontar
Setelah kepergian Sherein, ia mencari ponsel miliknya. Dan untung saja, Sherein meletakan ponsel itu di atas meja kecil di samping ranjang.
"Cari Davit Ravindra," setelah tiga kalimat perintah itu di katakan, Keyla memutus sambungan telpon nya.
Ia kembali duduk dan bersandar di ranjang, pikiran nya sedang kembali ke beberapa saat yang lalu.
Saat ia berjalan ke arah danau, hanya untuk melihat-lihat ia berdiri di atas deretan bambu yang disusun menjadi penopang untuk berdiri semacam jembatan tapi tidak sampai ke ujung danau.
"Gue kembaliin trauma lo!" suara itu membuat nya terkejut dan langsung berbalik badan, betapa terkejutnya saat Davit berdiri dengan senyum jahat di wajahnya
"Mau ngapain lo?" tanya Keyla dengan nada sedikit meninggi
"Setelah bikin keluarga gue bangkrut, dan bikin gue di DO dari sekolah, Lo masih bertanya gue mau ngapain?" Davit melangkah, semakin mendekat membuat Keyla mundur
"Callysta Akeyla, gue benci banget sama Lo! DARI DULU!"
"Gue benci karena Lo jadi pusat perhatian, Lo jadi kesayangan para guru, Lo pinter, Lo famous, gue gak suka kalo ada yang lebih dari gue!"
"Kalo kemaren gue gagal nyakitin Lo, mungkin sekarang." suara ancaman itu semakin terdengar saat Davit berbisik di samping telinga nya
"Jangan ulangin kesalahan yang sama buat kedua kali nya!" Keyla mengucapkan dengan tegas
"GUE GAK PEDULI!" pekik Davit, menendang kaki kiri Keyla dan langsung mendorong kedua bahu perempuan itu hingga tercebur
"ARG!" erang nya, merasa sakit di bagian kaki
"Sial, kenapa harus kram juga!" batin Keyla
Ia masih berusa berenang, menormalkan nafas tapi nihil. Usahanya sia-sia, pasokan udara semakin menipis yang bisa ia lakukan hanyalah melambaikan tangan, berharap seseorang membantu nya.
"Hei! Ngapain ngelamun?" tanya Sherein yang baru kembali, dengan dua botol minuman di tangan.
"Gak kok,"
•••••
"Keyla beneran udah gakpapa, Nak?" tanya Bu RiaKeyla tersenyum, "Gakpapa kok Bu, cuma insiden kecil." ucap nya, membuat Bu Ria bernafas legas
"Seharusnya acara tetap berlanjut Bu, gara-gara saya tenggelam kita harus pulang lebih cepat."
"Jangan salahin diri kamu, ini udah kesepakatan bersama."
Memang, setelah insiden tenggelam nya Keyla seluruh guru pendamping memutuskan agar acara camping di pulangkan lebih cepat. Seperti sekarang, mereka sudah membongkar tenda nya Masing-masing.
"Bu, tolong jangan sampein ini ke Papa saya ya. Tolong sampein ke yang lain juga, saya gak mau kalau keluarga saya tau apa yang terjadi hari ini."
Bu Ria menaikan satu alis nya, "Kenapa?"
"Saya gak mau kalau mereka tau nanti malah khawatir sama saya, pekerjaan mereka banyak saya gak mau mereka malah terpecah belah fokus nya."
Keyla selalu begitu sejak dulu, jika ada kejadian buruk menimpa. Ia melarang orang-orang untuk melapor kepada Bagas dan Griselda. Karena Keyla tau, pekerjaan orang tua nya banyak, selagi tidak benar-benar membahayakan nyawa nya dia akan melawan dengan kemampuan sendiri.
"Ya sudah, baiklah."
Setelah berbicara dengan Keyla, Bu Ria kembali mengawasi murid-murid yang lain.
Ia hanya duduk diam di posko darurat, memperhatikan teman-teman yang berlalu lalang membereskan tempat yang mereka pakai.
"Raf, boleh tolong bawain ini ke bis?" ucap Ririn yang menenteng dua buah barang di kedua tangan nya
"Boleh, sini biar gue aja yang bawain semua."
"Gak usah, satu-satu aja." Tolak Ririn
"Lo bawa yang lain aja, masih banyak kan? Ini berat," ujar Rafa dan mengambil alih barang itu
"Yaudah, makasih ya!" gadis itu tak luput memberikan senyuman kepada Rafa, membuat laki-laki itu juga membalas dengan senyum tipis
Keyla mengalihkan pandangan di depan nya itu, lagi-lagi ada perasaan tidak Rela melihat dua insan itu berdekatan.
*****
Jangan lupa VOTE DAN KOMEN
Follow Instagram :
@tiaraamll__
@Akeyla.fnbseRevisi : 23 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeyla [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[SEBAGIAN BAB YANG BELUM AKU REVISI, AKU UNPUBLIS DULU UNTUK SEMENTARA] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] Ini tentang Callysta Akeyla Anindita dibalik wajah cantiknya, menutup rapat banyak rahasia. Dimulai dari saat ia pindah ke sekolah SMA Kencana, ia m...