35. Kalah...?

740 96 10
                                    

🌟 Jangan lupa vote ya minna-san! 🌟
🍀 Arigatou Gozaimasu! 🍀
____________________________________________

❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇
|NOTE✴
|↗Nama manusia ikan berwujud kepiting : Tomi
|↗Nama manusia ikan berwujud gurita : Hachi
|↗Nama manusia ikan berwujud hiu : Kuroobi
|↗Nama manusia ikan yang memiliki mulut |panjang : Choo
❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇

❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇|✴NOTE✴|↗Nama manusia ikan berwujud kepiting : Tomi|↗Nama manusia ikan berwujud gurita : Hachi|↗Nama manusia ikan berwujud hiu : Kuroobi|↗Nama manusia ikan yang memiliki mulut |panjang : Choo❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇⚫⚫⚫❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“3 menit, setelah itu aku harus menyelamatkan kaptenku.”




Aku mulai berjalan mendekatinya, begitu pun dia. Setelah ku perhatikan sepertinya tubuh merah itu cukup keras, apa aku sanggup memotongnya?

Walau pun tidak sanggup aku harus cari cara lain agar bisa menang. Intinya jangan sampai kalah di pertarungan ini! Jika tidak… Kapten…

Akan mati.

Menambah kecepatan, tanganku mulai mengayunkan tanto berkali-kali. Dia menangkisnya, namun aku takkan menyerah. Ku serang asal-asalan, setidaknya aku perlu tahu bagaimana caranya bertarung.

Zrasss…

Aku melompat mundur, menstabilkan nafasku yang terengah-engah. Dia menggunakan tangannya sebagai perisai, apa yang keras hanya tangannya saja?

"Baiklah, gadis kecil… Sekarang giliranku!!!" Tomi melaju kencang ke arahku. Capitnya digunakan sebagai senjata utama. Dia terus-terusan berusaha menggapaiku dengan capit itu, aku hanya melompat untuk menghindarinya.

Tanpa ku sadari, aku melompat terlalu belakang dan menabrak tiang bangunan Arlong Park.

"Bwakakaka! Kau mau lari kemana sekarang!?"

Aku memang terpojok, tapi aku masih bisa melompat. Setelah capitnya mencengkram tiang tadi, aku melompat dan berdiri di atasnya, berlari melewati tubuh Tomi dan lompat memutar di belakang tubuhnya.

"Twin-attack: Taigasha Pufangu!"

Traankk!!

Eh? Keras... tubuhnya memang keras... Tidak, sebentar. Yang ku serang tadi adalah punggungnya, aku belum mencoba bagian depan tubuhnya!

Tomi tertawa karena seranganku tadi sama sekali tak berbekas. Setelah ia melepas capitnya yang mampu membuat tiang retak, Tomi berbalik.

Dia tersenyum mengejek, kemudian berlari ke arahku. Aku sudah bersiap dengan kedua tantoku, mengambil kuda-kuda untuk menangkis serangannya.

Trio Monsters Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang