𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 (18)

2.8K 256 85
                                    

"Kalau rasa keadilanmu menurun berarti kau melemah, dibawah rasa keadilan tidak ada kelemahan apapun!"
-Kakashi Hatake

•••

'Tap'

"E-eh? Dimana aku?"

"Hm, aku mengerti! Aku telah berada di surga bukan sekarang?" Kekeh Naruto.

"Eh? Tapi, apakah manusia sepertiku masih bisa masuk ke dalam surga? Ck, rasanya seperti anda menjadi ironmen!" Kesal Naruto, ia memijit pelipisnya pelan.

"Haha! Kaa-chan, Tou-chan! Aku senang bermain bersama kalian!"

'Deg'

"S-suara itu.. " Dengan cepat Naruto memalingkan wajahnya untuk mencari seseorang yang sedang berbicara tadi.

Tapi nihil.

Tidak ada orang sama sekali.

"Kaa-chan, aku ingin bermain dengan kaa-chan setiap hari!"

"Tou-chan, juga!"

"Apa ini ttebayo! Mengapa seketika suara Shina menghantuiku!" Naruto memukul kepalanya dengan kencang.

'Bugh'

"Sial! Ini sa-" Naruto menatap kaget apa yang ia lihat didepannya.

"S-shina?" Ucapnya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"E-eh? Nii-chan, juga ada disini?" Ucap Shina dengan polos.

Tunggu.

Mengapa Shina tidak menatap nya dengan kebencian?

Apa Shina tidak membencinya?

Dan.

Mengapa Shina berada disini?

Apa dia telah mati?

Begitu banyak ribuan pertanyaan dibenak Naruto saat ini, dan jangan lupakan tatapan maut dari Kushina melayang ke arahnya.

'Bugh'

"Argh, mengapa ibu memukulku!" Ringis Naruto sambil mengusap kepalanya.

Kushina diam.

Kagami juga terdiam.

"Apa yang sebenarnya terjadi!" Heran Naruto, sial! Ia sebenarnya mati atau tidak? Ini sama saja membuatnya khawatir.

"Nii-chan? Mengapa dulu kau menusukku?" Tanya Shina dengan polos.

'Deg'

Naruto terdiam.

"Mengapa? Mengapa Nii-Chan!" Mata Shina mulai berkaca-kaca.

Shit! Dia lupa jika Shina seumuran dengan Rei. Tentu pemikiran Shina sudah dewasa sekarang, tapi mengapa Shina tidak membencinya?

𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙀𝙓𝙏 𝙐𝘾𝙃𝙄𝙃𝘼 𝙄𝙏𝘼𝘾𝙃𝙄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang