𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 (28)

2.3K 202 41
                                    

Author baik kasih 2 chapter hihi.

Jangan lupa baca 2 cerita baru author yap :
-Killer In The Shadows
-Accept My Love, Sabaku-san?

Biar author semangat bikin ceritanya, jangan lupa Vote sama Komen yaa!

Oke happy reading <3

•••

"Aku harus mencari celah untuk membawanya!" Batin Kei yang menatap Shina sedang mengelap keringatnya.

"Dan misiku akan selesai!" Kei semakin melebarkan seringainya.

"Temari! Daijobu?" Ucap Shikamaru yang khawatir karena Temari mendapatkan tebasan pasir dari ayah Temari sendiri, Sabaku No Rasa.

"Hn! Daijobu, Arigato!" Jawab Temari tersenyum tipis.

"Tou-san?" Gaara menatap Rasa dengan tidak percaya.

Ayah yang ia sayangi, namun ayahnya sendiri sangat ingin membunuhnya. Ayah yang ia dambakan, ingin sendiri membunuhnya.

'Tes'

Gaara menangis.

Ia meneteskan air matanya entah bahagia ataupun sedih, setelah sekian lama ia melihat ayahnya kembali.

Sedangkan Rasa ia tersenyum miris.

"Kau sudah menjadi Kazekage? Gaara!" Rasa tersenyum tipis.

Gaara mengganguk.

"Maafkan kesalahanku, tidak! Ini bahkan tidak bisa dimaafkan!" Ucap Rasa yang menunduk.

"Tou-san?"

"Cepat segel aku, Temari! Gaara! Aku tidak kuat lagi!" Ucap Rasa sebelum ia benar-benar dikendalikan.

Suasana semakin gelap, pasir emas Rasa mulai berterbangan dan bersiap-siap untuk menyerang mereka.

Temari pun menyiapkan kipas anginnya.

Sedangkan Gaara mulai menatap serius ayahnya, "Aku berjanji tou-san, aku akan menjadi lebih kuat daripadamu!"

'SABAKU KYU!'

'FUTON MUGEN SAJIN DAITOPPA (Badai Kabut)!'

'Duarr!' 'Duarr!' 'Duarr!'

Pertarungan hebat antara dua anak dan ayah tersebut, sedangkan anggota lainnya mengurus Edo Tensei yang menghalang mereka.

Mereka sama sekali tidak mau menganggu urusan anak dan ayah itu.

•••

"Hah! Hah! Hah! Tetap waspada!" Tegas Rei, ia mengelap keringatnya yang terus bercucuran.

Percuma saja Raikage, sangat sulit untuk dikalahkan.

Namun bukan berarti kita tidak bisa, bukan?

Itu yang selalu Naruto katakan padanya, ia pun mengepalkan tangannya dengan erat. Mengingat kembali masa-masa bersama Naruto.

"Ingatlah Rei, apapun yang kau genggam jangan pernah kau lepas. Karena yang sudah kau genggam adalah bagian dari dirimu!"

Rei tersenyum tipis saat mengingat hal itu.

"Kau tidak akan terus menang, ada saatnya kau kalah dan menyadari apa kesalahanmu!"

𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙀𝙓𝙏 𝙐𝘾𝙃𝙄𝙃𝘼 𝙄𝙏𝘼𝘾𝙃𝙄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang