Menma mengepalkan tangannya, ia masih memikirkan Naruto yang akan mengorbankan dirinya lagi untuk yang kedua kalinya.
"Baka, kenapa? kenapa kau selalu melindungi semuanya, kenapa kau tidak pernah melindungi dirimu sendiri Naruto!" Batin Menma dengan perasaan yang kesal.
'Tap'
'Tap'
'Tap'
Mikaela tersenyum tipis melihat Menma yang sedang dalam perasaan kesal itu, ia duduk di bahu Menma.
"Apa kau sangat menyayanginya?" Ucap Mikaela yang membuat Menma tersadar.
Menma memberontak, "Tidak usah dekat-dekat denganku!" Marahnya.
"Kenapa? Kau dan aku adalah satu sekarang, cakraku adalah cakramu, begitu pula sebaliknya!" Mikaela tersenyum miring.
"Cih, bahkan aku tidak sudi membagi cakra dengan seorang roh yang bahkan aku tidak tau asal usulnya darimana!" Sinis Menma.
"Tidak usah sinis begitu Menma, kau sangat menghawatirkan Naruto bukan?" Menma menatap Mikaela dengan tatapan yang sulit diartikan.
Namun Mikaela cukup tau walau hanya dengan tatapan, "Aku mempunyai sesuatu rencana, tapi ini tidak bisa dikatakan remeh!"
Menma berbalik dan menatap Mikaela dengan pandangan datar, "Aku tidak sudi mendengarnya jika itu rencana yang bodoh!"
"Aku tidak bercanda, tidak mungkin aku bercanda disituasi yang sedang parah ini!" Mikaela menghembuskan nafasnya kesal, ia harus menahan emosi didepan remaja satu ini.
"Apa kau yakin?" Ucap Menma dengan penuh kecurigaan.
"Tentu, tapi ini benar-benar tidak bisa di anggap remeh!"
Menma memalingkan wajahnya, "Jika itu bisa menyelamatkan Naruto, aku tidak peduli rencananya seburuk apapun meski melawan dewa sendiri!"
Mikaela tersenyum miring, "Itu yang mau ku dengar!"
•••
"ONII-CHAN!" Teriak Shina dengan kencang, tatapan mata yang sangat dirindukan Naruto.
"Onii-chan?" Naruto tersenyum aneh sendiri.
"Kau terlihat menjijikan Naruto!" Sinis Kurama.
"Urushai!" Balas Naruto.
'Grep'
Shina memeluk Naruto dengan erat, Entah mengapa ia sangat ingin memeluk Naruto, entah karna insting sebagai adiknya yang kuat, atau perasaan lainnya.
"Apa Juubi sudah benar-benar kalian kalahkan?" Ucap Naruto dengan tersenyum tipis.
"Ha'i! Sekarang Rei-nii sedang mengurus sekelompok bayangan hitam yang menyebalkan!" Ucap Shina dengan perasaannya yang kesal.
Naruto mengernyitkan keningnya, "Bayangan hitam?"
"Ha'i! Bayangan yang selalu memantulkan setiap jutsu yang kami berikan! Namun anehnya hanya jutsu susano Rei-nii yang tidak dapat dipantulkan oleh bayangan hitam itu!" Jelas Shina.
Naruto mengepalkan tangannya, "Sialan kau ghost!" Marah Naruto.
"Shina kau bantu lah Rei, aku akan pergi sebentar!" Tegas Naruto.
Shina terdiam, perlahan ia melepaskan pelukannya, "Ne naruto-nii, kau benar-benar akan kembali bukan?" Shina menatap Naruto dengan tatapan yang tak bisa diartikan Naruto sendiri.
Naruto tersenyum, "Tentu adikku!"
Naruto berbalik dan bersiap untuk menghilang, namun ia kalah cepat dengan tangan shina yang menarik bajunya.
"A-aku . . ."
"AKU AKAN MENUNGGUMU BAKA ONII-CHAN!" Teriak Shina dengan tatapan bersinarnya.
Naruto tersenyum dan mengelus rambut di kepala imouto nya itu, "Tentu sayang!" Lalu pergi tanpa jejak.
Shina tersenyum miris, "Hiks, pastikan kau benar-benar kembali onii-chan!"
Rei menahan rasa sesak nya yang ia tahan sejak tadi, "Hah, hah, hah. Kenapa rasanya sesak sekali!" Kesal Rei sambil menahan rasa sakitnya.
'KATON GOUKAKYU NO JUTSU!' Teriak Rei lalu mengarahkan jutsunya ke arah bayangan hitam itu.
'TRANGG'
Suara bayangan yang mencoba mementalkan jutsu itu terdengar mengerikan, suara-suara permintaan arwah yang meminta tolong dikembalikan ke tempat asalnya, tidak dapat Rei mengerti.
"Rei, daijobu?" Ucap Sakura yang mendekati Rei lalu mengobati lukanya.
"Sakura-Nee? Jangan kesini!" Kaget Rei.
"Diamlah, Sekarang atur nafasmu! apa masih ada yang sakit?" Tanya Sakura dengan perasaan cemasnya.
Rei kembali mencoba mengatur pernafasannya kembali, "Sudah tidak terlalu, Arigatou Sakura nee!"
"Ha'i!" Ucap Sakura tersenyum manis.
"Pergilah Sakura-nee, aku tidak mau kau terluka disini, masih banyak yang membutuhkanmu!" Tegas Rei.
Sakura tertawa pelan, "Kau sangat mirip dengan kakakmu Rei!"
"Cih, jangan sama kan aku dengan dia!" Kesal Rei.
"Ha'i, Ha'i. Aku akan pergi dan mengobati yang lain, jangan sampai mati Rei!" Ucap Sakura dengan nada sedih dibagian akhir.
"Tenang saja, aku tidak semudah itu untuk mati!"
"Karena . . ."
"Aku adalah Uchiha Reihan!" Ucap Rei sambil melihat ke arah sakura.
'Deg!'
Ini bukan Reihan, orang yang sakura lihat didepannya bukanlah Reihan namun Naruto beberapa tahun yang lalu.
"Sakura-nee?" Panggil Rei.
Seketika sakura tersadar, "E-eh? Gomen aku menganggu, aku pergi dulu!" Gugup Sakura lalu pergi.
"Heh? Aneh sekali sakura-nee?" Bingung Rei.
•••
Ahaha, gomen-gomen uda beberapa bulan author ga bikin ceritanya, pasti banyak yang lupa sama alurnya ya? sama author juga tapi mager baca dari awal huhu :(
Author mau nanya bagi yg inget ni :
1. siapa jodoh Naruto hayo?
2. siapa jodoh nya Shina?
3. kabar Agrarias gimana ni?klo gaada yg inget gapapa, toh author yang salah huhu :(
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙀𝙓𝙏 𝙐𝘾𝙃𝙄𝙃𝘼 𝙄𝙏𝘼𝘾𝙃𝙄
Fanfic"Apa yang berharga selain orang tua dan teman ? Setelah orang tuamu pergi meninggalkanmu?" "Saudara" "Mengapa?!" "Karena ia yang membuatku lebih hidup didunia ini!" "Bagaimana jika dia membunuhmu?" "Tidak apa apa, karena itu berarti tugasku sudah s...