𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 (19)

2.7K 242 77
                                    

"Kegagalan juga menyenangkan, hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri"
-Jiraiya

•••

Hening.

Tidak ada yang berbicara saat ini.

Shina yang terkenal ceria, dan cerewet menjadi gadis yang dingin, dan datar.

Entah mengapa mereka bertiga sudah sangat mirip bahkan melebihi kata mirip untuk klan Uchiha.

Mereka memang benar-benar klan Uchiha, walau bukan Uchiha murni.

"Rei, apa kau yakin kita akan membiarkan Shina seperti itu?" Tanya Sasuke dengan wajah datarnya.

"Jika itu dapat membuatnya tenang, mengapa tidak?" Rei menghembuskan nafasnya.

Ia telah mempelajari cara memakai susano, dan mengakibatkan matanya berdarah.

Namun ia tidak merasa sakit, apa ini berkata mata dari Naruto?

"Kau juga harus melatih susanomu Sasuke!" Dingin Rei.

"Aku sudah mempelajarinya, hanya saja aku sangat khawatir pada Shina" Sasuke menutup matanya.

"Apa kau tidak ingin menjadi jonin? Bukankah jika Shina telah sadar kita akan mengikuti tesnya?" Tanya Sasuke.

"Tidak, kita sudah menjadi jonin setelah Shina bangun dari komanya!" Dingin Rei.

"Hn? Bagaimana bisa?" Heran Sasuke.

"Yondaime yang berkata seperti itu padaku, ia telah memaafkan kesalahanku saat aku menjadi nukenin entah bagaimana caranya. Aku heran mengapa ia tidak menghukumku!" Heran Rei, setidaknya ia dimasukkan kedalam penjara, namun kenyataannya tidak.

"Kau beruntung, Rei!" Sasuke tersenyum tipis.

"Jadi bagaimana rasanya membunuh 'dia' apa kau merasa senang!" Tanya Sasuke.

"Tentu aku merasa senang, namun ada yang menganjal dalam hatiku!" Jujur Rei, memang ada yang menganjal dalam hatinya entah apa itu.

"Setidaknya, kau telah membalaskan dendam ku dan Shina, namun Shina tidak membenci dia. Aku heran kepadanya?" Heran Sasuke.

"Dan saat dia bangun dari koma, ia juga menyebut namanya. Apa kau mengerti maksudnya?"

"Tidak. Aku tidak tau, mungkin saja ia bertemu dengan dia saa-"

"Jangan menyebut Naruto-nii, dengan sebutan 'dia' !" Tajam Shina.

"Shina? Mengapa ka-"

"Diamlah! Aku masih membencimu karena telah membunuh kakak kita sendiri Rei-nii! Kau membunuhnya!" Ucap Shina dengan sendu.

Sekarang.

Tidak ada lagi canda tawa Naruto, senyuman khasnya, dan masakan hangatnya.

Sepi.

Sangat sunyi rumah ini sekarang.

"Aku merindukannya.. Hikss.. " lirih Shina dengan terisak.

𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙀𝙓𝙏 𝙐𝘾𝙃𝙄𝙃𝘼 𝙄𝙏𝘼𝘾𝙃𝙄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang