•••
Naruto berjalan mencari Menma sekarang, ia benar-benar akan mematahkan tulangnya jika perlu, tidak mungkin bukan? Ia akan terus menerus membiarkan para aliansi shinobi berperang sendirian?
Naruto sekarang diselimuti cakra oranye/kuning. Uchiha Naruto yang kita kenal dulu sekarang berbeda, tapi julukannya tetap sama.
The Next Uchiha Itachi.
Edo tensei sekarang sudah dibatalkan, Nagato mati karena seluruh cakranya diserap oleh Menma. Menma belum terlalu mahir memakai sharinggan dan rinnegan milik Nagato.
Seharusnya mudah untuk mengalahkannya, tapi tidak.
"Jika aku mengalahkannya, pasti tetap percuma! Juubi akan terus berontak sampai semuanya habis tak tersisa!" Batin Naruto, Naruto mengepalkan tangannya.
"Paman Obito, andai kau masih hidup, mungkin kau akan membantuku!" Lirih Naruto, saat ia kecil Obito selalu memberikan kata-kata motivasi untuknya.
Dan yang paling dia ingat adalah, "Seseorang yang tidak mempedulikan aturan memang sampah, tapi seseorang yang meninggalkan temannya lebih buruk daripada sampah!"
Tapi.
Naruto tidak mempunyai teman seanggota tim saat ia genin ataupun pangkat lainnya. Naruto selalu bekerja sendiri tanpa bantuan.
Hanya Menma, hanya Menma teman sekaligus rival dulu yang ia punya. Seorang teman yang berharga, yang selalu ia ingin lindungi.
Tapi sekarang ia gagal.
Menma berubah, bukan Menma yang ia kenal. Berubah menjadi jahat, setelah Menma memakan kue putu lewat — eh, apani! Kat! Kat! Kat! Back to the dialog woi.
Setelah Menma berlatih keras dengan orang tuanya, Menma menjadi benci kepadanya. Tatapan yang dulunya ledekan dan kasih sayang berubah menjadi ironmen — eh anjip salah bgst.
Tatapan yang dulunya ledekan dan kasih sayang berubah menjadi tatapan benci, dan sinis. Naruto merindukan tatapan Menma yang dulu.
Naruto terus berjalan, walaupun dipikirannya bagaimana cara mengembalikan Menma ke sisi baiknya.
"Apa kau mencariku?"
'Deg!'
Naruto menggerakkan kepalanya ke atas, ia melebarkan matanya. Siapa dia? Apa dia Namikaze Senju Menma?
Tubuhnya berbeda— ralat pakaiannya, tidak! ini bukan pakaian, apa ini cakra hitam? Cakra kejahatan yang sungguh besar.
"Cakra ini berbahaya, dan dipenuhi oleh kegelapan!" Batin Naruto, ia mundur satu langkah dari tempatnya.
Ini bukan Menma.
"Hm? Kenapa kau mundur, Naruto?" Tanya Menma dengan senyum yang mengerikan. Entah darimana tiba-tiba Menma memiliki taring di mulutnya.
Kuku-kukunya juga panjang dan merambat ke bawah. Tatapan tajam, namun mangekyou sharinggan yang ia miliki sekarang berwarna hitam, namun sharinggannya tetap bisa terpakai.
"Siapa kau!" Dingin Naruto, aura disekitar mereka pun menjadi gelap. Naruto mengepalkan tangannya, ia benar-benar menatap benci ke arah makhluk yang mengendalikan Menma.
"Jawab aku!" Naruto berusaha menahan emosinya.
"Apa itu penting buat mu? Ha? Haha!" Kekeh makhluk itu.
Pandangan disekitar Naruto berubah menjadi gelap, "Apa kau yang membuat Menma seperti itu?" Dingin Naruto, sampai Kurama pun juga merasakan dampaknya.
Menma tersenyum sinis, "Apa aku harus menceritakannya padamu?"
Aura Naruto semakin menusuk.
"Baiklah, baik. Aku akan menjelaskan tapi tidak semuanya, tidak perlu menekan aura menusuk mu itu!" Kekeh Menma, lalu Menma berwajah datar.
"Aku membutuhkan wadah untuk membalas dendam! Dan wadah yang cocok adalah, dia!" Dingin Menma.
"Kenapa? KENAPA HARUS MENMA SIALAN!" Ucap Naruto dengan emosi yang melonjak.
"Karena dia cocok, dan juga dia lemah. Dia juga sangat mudah untuk menyerah, mentalnya lemah! Jadi sangat cocok untuk ku kendalikan? HAHAHAHA!" Menma tertawa keras, bagaikan setan yang kesurupan.
"Dengan siapa kau ingin balas dendam?" Pandangan Naruto masih menggelap.
"Seharusnya kau tahu?"
"Dia adalah.. ! Namikaze Minato!"
Naruto terdiam. Dengan perlahan ia menatap tajam Menma yang sedang dirasuki oleh kegelapan, ia tak boleh kalah dari kegelapan.
Ia akan menyelamatkan Menma apapun yang terjadi, dan juga para aliansi shinobi.
Dengan cepat Naruto menghilang dan berada tepat dibelakang Menma, ia mempersiapkan pukulan yang kuat untuk Menma.
'BUGH!'
Menma sama sekali tidak bergerak, meringis pun tidak.
"Badannya sangat keras!" Batin Naruto, lalu mencari cara lain.
"Naruto, sepertinya dia bukan orang yang sembarangan!" Tajam Kurama.
"Aku juga berfikir seperti itu, tapi dia bukan orang baka!" Batin Naruto, ia menggeram kesal.
"Ck, terserah apa katamu!"
Naruto membuat bunshin, lalu meninggalkan arena pertarungannya sebentar. Ia duduk berdiam diri selama beberapa menit.
Ia akan memakai mode sage.
Naruto melompat, lalu menutup matanya.
"Dia mengalahkan ku, hanya dengan satu pukulan?" Kaget Naruto.
Dengan cepat ia beralih ke tempat arena tadi, lalu melihat Menma yang tak terluka sedikitpun.
"Hm? Sudah selesai pertarungan darimu? Kalau begitu biarkan giliranku sekarang!" Dingin Menma, lalu ia tersenyum miring.
'Whushh!'
Belum sempat hitungan detik, ia sudah berada dibelakang Naruto.
'TAP!'
Dengan cepat Naruto memajukan kedua tangannya, sebagai perisai untuk menangkis serangan Menma.
'Duarr!'
Naruto terdorong ke belakang cukup jauh, "Kekuatan apa itu? Dahsyat sekali, Hagoromo-san ternyata benar yang kau katakan, kegelapan itu masih ada hingga sekarang!" Batin Naruto, lalu ia berdiri dan berlari ke arah Menma.
Ia menyerang Menma dengan taijutsu yang diajarkan hagoromo,
'BUGH!' 'BUGH!' 'BUGH!'
Dengan wajah datar, Menma menghindar dengan mudah dari serangan Naruto. Baginya serangan Naruto bagaikan diterpa angin.
'RASENGGAN!'
"RASAKAN INI!" Teriak Naruto, lalu menempelkan serangan itu pada dada Menma.
Menma melebarkan matanya, dada? Tidak itu kelemahannya.
Dengan cepat Menma menghilang dari pandangan Naruto.
'Tap!'
Naruto menghilangkan rasenggannya, "Ternyata benar dugaanku, dada adalah kelemahannya!" Batin Naruto.
Ia menatap datar Menma, "Jadi itu kelemahanmu, Heh?"
"Cih!" Kesal Menma, tapi ia masih mempunyai rencana B jika itu terjadi.
"Kau akan menyesal jika kau melakukan hal tadi lagi Naruto!" Menma tersenyum miring.
"Karena itu akan menjadi akhir bagimu!"
"Kau tahu? Aku adalah orang yang ingin tahu saat tidak diberi tahu! Jadi aku akan menerima apapun resikonya!"
"Karena aku adalah Uchiha Naruto!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙀𝙓𝙏 𝙐𝘾𝙃𝙄𝙃𝘼 𝙄𝙏𝘼𝘾𝙃𝙄
Fanfic"Apa yang berharga selain orang tua dan teman ? Setelah orang tuamu pergi meninggalkanmu?" "Saudara" "Mengapa?!" "Karena ia yang membuatku lebih hidup didunia ini!" "Bagaimana jika dia membunuhmu?" "Tidak apa apa, karena itu berarti tugasku sudah s...