Lembar Dua Puluh Lima

121 24 11
                                    


Stasiun Lempuyangan pagi itu cukup ramai. Banyak juga mahasiswa yang mudik menggunakan transportasi kereta api. Liburan semester pergantian tahun ajaran ini akan aku gunakan untuk belajar ke Kampung Inggris di Pare, Kediri, Jawa Timur. Bisa dibilang ini keputusan yang mendadak sih. Hari itu sewaktu pertama kalinya aku meminta putus hubungan ke Brian, aku lari ke tempat Tiya yang ternyata sedang merencanakan pergi ke Pare. Aku pun langsung memohonnya untuk mengajakku ke sana. Aku butuh pergi ke tempat baru dengan suasana baru. Toh Brian pun akan sibuk dengan urusan ospeknya, dan kalau pun aku pulang ke rumah, satu bulan gak ngapa-ngapain.

"Gak bisa seminggu aja neng perginya? Dua minggu deh," tawar Brian pagi itu.

"Cuma satu bulan kok, Bri," jawabku menggeleng.

Iya, aku gak jadi putus sama Brian. Gak ada kata balikan juga sebenarnya, kami hanya kembali ke kebiasaan kami. Kebiasaan ngampus bareng, makan bareng, menemaninya ngeband, dan kebiasaan normalnya dua sejoli pacaran. Aku perlahan berusaha mengerti isi kepalanya. Dia pun sama, pelan-pelan belajar mengerti isi kepalaku juga. Ya memang belum benar-benar saling mengerti, butuh waktu, tapi kami maklumi itu atas dasar cinta.

"Ya udah, jaga diri baik-baik, ya. Hati-hati," katanya. Aku mengangguk. Dia memberiku pelukan erat, pelukan yang mungkin akan ku rindukan selama satu bulan ini. Dan akan menjadi LDR-an terlama kami.

Aku duduk di kelas ekonomi tujuan Jogja-Kediri bersama Tiya dan Yolanda. Yolan adalah teman kelas kami. Aku dan Tiya sebenarnya gak begitu dekat dengannya, tapi dia sendiri yang menawarkan diri untuk ikut. Kami mendaftar kursus lewat agen, sekaligus jasa mencarikan tempat tinggal. Jadi, kami tinggal terima beres sampai sana. Lumayan kalau paket buat tiga orang bisa dapat diskon, maka dari itu keikutsertaan Yolan gak kami tolak.

Kami sampai di Kediri hampir sore, dan harus naik kendaraan umum lagi menuju Kampung Inggris di Pare. Kampung Inggris akhir-akhir ini punya daya tarik sendiri di kalangan mahasiswa dan pelajar. Sesuai namanya, Kampung Inggris adalah satu kampung dengan banyak tempat kursus bahasa Inggris di setiap sudutnya. Dari mulai tempat kursus khusus grammar, vocab, speaking, writing, dan lain-lain. Sebenarnya aku gak berniat belajar beneran, tapi ini satu-satunya alasan yang bisa diterima ortuku untuk 'kabur' dari rumah, dan sekali lagi, alasan lain untuk berjarak dari Brian untuk sementara waktu.

Sambil menggeret koper, kami celingukan mencari alamat rumah yang diberikan oleh agen lewat SMS. Rumah berpagar putih yang nampak asri sekali karena pohon rambutan yang lebat di depannya. Kebetulan ibu kosnya sudah menunggu di depan rumah, mungkin supaya memastikan kami anak baru gak nyasar. 

Setelah menyelesaikan administrasi, kami diantar menuju ke belakang rumah. Jadi, rumah kosnya terpisah dari rumah utama ibu kos. Satu kamar untuk dua orang. Tiya mengalah memilih sekamar dengan anak baru lainnya, supaya Yolan bisa sekamar denganku.

Hari ini schedule kami bertiga untuk mengelilingi kampung. Dengan menyewa sepeda yang disediakan kos, kami menghafal jalan ke arah empat tempat kursus yang berbeda, dan yang penting rumah makan dan warung kelontong. Menjelang malam kami baru pulang, bebersih, dan tidur lebih cepat karena besok pagi kami sudah mulai kursus hari pertama.

Brian meneleponku. Sekedar memastikan aku sudah sampai dengan aman. Dia juga mengabariku akan mulai sibuk mengurus persiapan ospek. Aku menahan kesal dan cemburuku sebisa mungkin, gak mau bikin perkara apalagi sedang LDR begini. Toh aku jauh-jauh ke sini mau sambil menenangkan pikiran, bukan malah menambah-nambahi pikiran.

Keesokan harinya, kami bertiga dari pagi sudah siap semangat ke tempat kursus pertama. Kami ambil kelas grammar di sana. Gak aku sangka tempat kursus di daerah kecil seperti ini sangat ramai oleh pelajar dari berbagai daerah. Sama halnya dengan tempat kursus lainnya, tempat di mana aku mengambil kelas vocab dan speaking. Kelas full slot, dan dari sini pula aku mendapatkan teman-teman baru.

DIARI ALULA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang