"Lula..."
Suara pelan Dina mengagetkanku di tengah-tengah kebingunganku karena colokan kabel mic untuk sambutan nanti gak nyampe ke colokannya.
Seketika aku menoleh. Iya, suara Dina yang pelan itu mengagetkanku karena itu suara penuh keraguan yang aku yakin ada sesuatu yang sedang Dina pikirkan.
"Pik! Tolong urusin masalah kabel mic ini dong. Thank you, ya!"
Aku pun akhirnya meminta tolong Topik si seksi perkap, dan berjalan menuju ke arah Dina.
"Kenapa, Din? Baru bangun ya? Kok baru dateng?" tanyaku.
"Kemarin kamu ke mana? Kak Sigit ke mana?" cecar Dina tiba-tiba.
"Kemarin? Aku nemenin Fia nganterin undangan ke beberapa alumni. Kak Sigit di rumah lah, hari terakhir ama keluarganya. Terakhir ketemu aku juga 2 hari yang lalu. Napa dah, Din?"
"Hah? Gitu ya? Mmm, gak, gak papa, La, gak jadi, tar aja. Eh, jam 2 kan acaranya?" alih Dina.
Aku mengernyitkan dahi. Dina is hiding something from me.
"Ada apaan, kasih tau gak."
"Mmm... nanti aja La, selesai acara."
Aku semakin curiga mendengar jawabannya.
"Gak ada nanti-nanti. Aku kelarin masalah konsumsi dulu, tar aku balik lagi."
"Tapi, La..."
Aku tinggal pergi Dina. Ini acara pertamaku sebagai ketuplak. I'll make sure everything's perfect. Acara halal bihalal Pramuka ini mengundang seluruh angkatan alumni, organisasi dan ekskul lain, Pramuka antar-SMA di daerah ini, ada Pembina dan tentunya juga peserta Pramuka dari kelas X sampai XII. Segala konsumsi, perlengkapan, aula, dan lain sebagainya, harus siap sempurna seperti yang aku mau dan rencanakan. Iya, aku akhirnya jatuh ke perangkap Pramuka ini gara-gara kak Sigit. Padahal tadinya udah niatan cuma mau ikut setahun aja. Dasar bucin.
13.15 Semoga sukses ya ay acaranya. Semangat! ^^
Aku tersenyum membacanya. Such a moodbooster. Tadi pagi dia baru aja berangkat balik ke Jogja. Minggu depan udah mulai hari pertamanya kuliah. Di SMS gini doang benar-benar membuatku semangat 45. Setelah memastikan semuanya oke, aku pun berjalan balik ke Dina yang menungguku di ruang samping aula.
"La, seriusan deh, entar aja habis acara." Dina memohon.
"Dina, kasih tau sekarang."
.
.
.
Acara berakhir dengan lancar pukul 4 sore. Tamu-tamu undangan ramai yang hadir, sesi maaf-maafan pun berjalan dengan khidmat, semua yang datang happy, konsumsi oke, perkap dan dekorasi juga gak ada masalah,
tapi sayangnya tidak dengan hatiku.
13.52 btw ay, kamu lagi sama Dina gak?
13.54 ay, kabarin ya kalau udah selesai
16.30 gimana ay acaranya? Lancar kan? Aman?
16.32 Saya baru saja selesai berberes kos
16.35 ay?
Perih. Perih sekali hatiku membacanya. SMS yang selalu aku nantikan setiap harinya, berubah seketika saat ini. Alula, please, pastiin dulu urusan ini beres semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARI ALULA [Completed]
RomanceDi setiap lembar buku harian Alula, ada nostalgia dari cerita cintanya selama tiga belas tahun. Bersama dengan lima lelaki berharga yang membentuk pribadinya menjadi perempuan kuat dan mandiri seperti sekarang. Ada Sigit, Brian, Dewa, Jayantaka, dan...