[8] Destruction.

1K 224 179
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ Kehancuran. ☽༓・*˚⁺‧͙

Malam ini Yeji mengajak Yeonjun untuk makan malam bersama. Tapi karena malam ini Yeonjun ada jam mengajar, jadi terpaksa ia harus membawa Yeji ke studio guna menemaninya mengajar sebentar. Setelah itu baru mereka bisa makan malam.

Yeonjun sekarang benar benar frustasi mendengar ocehan Yeji yang tak sabar untuk kedatangan murid dancenya. Bukan karena penasaran, melainkan ingin cepat kelasnya selesai dan ia bisa segera berkenan dengan Yeonjun.

Kreekk..

Yang ditunggu akhirnya datang juga. Yeonjun sangat lega setelah melihat Aera memasuki studio dance.

"Aduh akhirnya kamu datang juga. Oiya, nih kenalin pacar saya, Yeji." Yeonjun menyambut kedatangan Aera dengan memperkenalkan gadis cantik yang berdiri di sebelahnya.

"Ah nee. Saya Aera, Choi Aera." Aera memperkenalkan diri disertai senyum yang sedikit dipaksakan dan mengulurkan tangan kepada Yeji.

Namun Yeji tak membalas dan malah menatap wajah Aera tajam. Teguran berupa senggolan siku ia dapat dari Yeonjun, tetap saja ia tak ingin membalas uluran tangan Aera dan malah kembali duduk di sisi studio.

"Maaf ya, Yeji emang gitu. Eh iya nih mantel kamu. Makasih ya." Melihat Yeonjun menyondorkan sebuah paper bag, Aera menjadi teringat juga dengan mantel yang dipinjam Yeonjun kemarin.

Untung saja Aera tak lupa untuk mengembalikan. Aera mengeluarkan mantel hitam milik Yeonjun dari dalam tas ransel yang bertengger di salah satu bahunya.

"Ah nee, ini punya coach. Makasih juga ya."

Yeji yang mengetahui itu langsung meninggalkan ponselnya. Menghampiri Aera dan Yeonjun yang saling bertukar mantel.

"Apa nih tukeran mantel segala?" Nada yang kurang nyaman keluar dari mulut Yeji sembari melipat kedua tangan di bawah dada.

"Kemarin kan salju pertama. Aera ga bawa mantel, yaudah gue pinjemin mantel gue dulu. Trus Aera malah gantian pinjemin gue mantel. Udah gitu doang kok. Gausah ngambek is." Jelas Yeonjun sedikit terkekeh gemas melihat pacarnya cemburu.

Sebelum Yeji merengek lagi, Yeonjun pun segera memulai pemanasan dengan Aera. Membiarkan kekasihnya itu mengeksplorasi isi ponselnya agar tak curiga.

Satu jam hanya bermain ponsel membuat Yeji bosan. Apalagi jika melihat kekasihnya mengajar, itu sungguh sangat membosankan. Ia pun memutuskan untuk membeli bubble tea di luar gedung agar mengurangi rasa bosannya.

"Gue mau beli bubble tea, mau nitip ga?" Pertanyaan Yeji membuat Yeonjun memberhentikan kegiatan mengajarnya dan berfikir sejenak.

"Ah gue Taro milk tea aja." Pesan Yeonjun yang diangguki Yeji. "Eh bentar ji." Yeji terpaksa memberhentikan langkahnya dan kembali menatap Yeonjun dari ambang pintu.

"Kamu mau apa? Biar sekalian dibeliin Yeji aja." Kali ini Yeonjun bertanya dengan Aera. Mendapati itu Yeji langsung merolling matanya malas.

"Ah engga, saya gaboleh kebanyakan minum manis." Jawab Aera yang sebenarnya merasa tak enak dengan Yeji. Yeonjun pun mengangguk dan ingin mengatakan tak jadi kepada Yeji.

"Ah ga-- loh Yeji mana?" Bingung Yeonjun karena tak melihat Yeji di ambang pintu seperti beberapa detik yang lalu.

Sembari menunggu Yeji kembali, mereka berdua pun melanjutkan latihan kisaran dua puluh menit. Melihat Aera yang sedikit kelelahan, Yeonjun pun membiarkan Aera untuk istirahat sejenak.

Baru saja Aera duduk dan menjulurkan kakinya, Yeonjun merasa sedikit aneh dan merasa ada yang tidak beres dengan gadis disebelahnya ini.

"Eh itu..hidung kamu berdarah." Tunjuk Yeonjun sedikit panik dan langsung mengambil tissu di tas Yeji.

[√] Love Tale - YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang