‧͙⁺˚*・༓☾Pelunasan Hutang?☽༓・*˚⁺‧͙
Pagi ini Aera kembali pulang ke rumah untuk mendaratkan pakaian kotornya dan mengangkut pakaian baru untuk persediaan di rumah sakit. Sudah lama rumah tidak ditempati, sehingga membuat rumahnya menjadi penuh dengan debu. Namun ia sedang tak bisa membersihkan rumah sekarang, ia harus segera kembali ke rumah sakit.
Ding dong...
Aera yang tengah sibuk memilih baju, harus menunda kegiatannya sejenak untuk melihat siapa yang sedang bertamu ke rumahnya. Cukup dengan melihat melalui layar dalam rumah yang tersambung dengan kamera gerbang depan, ia sudah bisa berkomunikasi dengan orang yang bertamu ke rumahnya.
Saat Aera mengaktifkan layarnya, langsung terlihat wajah sangar seorang pria paruh baya berjas hitam dengan kepala plontos. Tak hanya satu, dibelakang paman itu ada sekitar lima orang dengan pakaian yang sama. Aera sama sekali tak mengenali mereka dan ia sekarang sangat ketakutan jika mereka adalah orang jahat.
"Annyeonghaseyo. Ada keperluan apa ya ahjussi?"
"Annyeonghaseyo. Kami dari kantor Shinhang Bank ingin bertemu dengan Choi Dong Seok. Apa kamu putrinya?" Jelas paman berkepala plontos menunjukkan kartu tanda pengenal sebagai bukti dari ucapannya.
"Iya saya putrinya. Tapi ada keperluan apa ya? Soalnya appa sedang tidak di rumah. Jika ada keperluan yang ingin ahjussi sampaikan bisa melalui saya saja, nanti saya sampaikan."
"Keperluan kita kesini untuk menyita rumah ini sebagai bentuk pelunasan hutang ayah kamu. Dia sudah berhutang banyak dengan kantornya dan belum ia lunasi hingga sekarang yang hampir satu tahun. " Mendengar penjelasan paman di sabrang sana membuat Aera hampir pingsan di tempat. Masih tak percaya dengan masalah baru yang harus ia hadapi itu.
"T-tapi, appa sedang koma dirumah sakit." Kali ini Aera sudah tidak bisa menahan isak tangisnya sembari berjongkok agar tak terlihat oleh paman itu dari layar gerbang depan.
"Maka dari itu lebih baik menyita rumah ini untuk pelunasan. Memangnya kamu bisa melunasi hutang ayah kamu?"
"Memangnya berapa hutang appa? Saya akan berusaha melunasi semua. Tapi saya mohon jangan ambil rumah ini. Rumah ini hasil kerja keras appa dan mendiang eomma saya."
Paman itu terdiam. Saling memandang satu sama lain meminta pendapat untuk mengatakan nominal dari hutang pak Choi kepada putrinya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
"200.000.000 won." Ucapnya santai. Namun tak santai untuk si pendengar. Aera hampir saja kesulitan bernafas dan benar benar ingin tumbang. Berharap jika ini semua adalah mimpi. "Gimana? Bisa melunasi dalam satu bulan?"
"Ahjussi gila apa?! Satu bulan untuk melunasi dua ratus juta won?" Tanya Aera emosi. Sedikit menggebrak tembok, kesal.
"Kalau begitu saya kasih keringanan selama dua bulan. Jika lebih dari itu kamu belum melunasi, terpaksa rumah ini dan seisinya saya sita. " Selesai mengucapkan itu, semua sekelompok paman tadi sudah meninggalkan rumah Aera.
🦊🦊🦊
"Aera!" Teriak seseorang dari arah belakang memanggil Aera. Karena merasa namanya terpanggil, Aera pun segera menghapus air mata dan menengok ke belakang. Mendapati sang oknum yang tengah berlari menghampirinya. "Eoh? Lo habis? Ah, beli es krim yuk." Ajaknya langsung menuntun pundak Aera untuk masuk ke minimarket di samping mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Love Tale - Yeonjun
Teen Fiction[16+] Hanya cerita tentang Choi Aera yang di dukung oleh readers sebagai pelakor cilik. Penasaran? Baca aja. start : 18092020 end : 15012021 © s h t a r o i n e e